Kamis, 21 Februari 2019

Cegah Bantuan Asing, Maduro Tutup Perbatasan Udara dan Laut


Cegah Bantuan Asing, Maduro Tutup Perbatasan Udara dan Laut
Ilustrasi unjuk rasa kelompok oposisi di Venezuela menentang Presiden Nicolas Maduro. (Reuters/Carlos Barria)





Jakarta, CB -- Presiden Nicolas Maduro memutuskan menutup sejumlah perbatasan laut dan udara Venezuela. Langkah itu dilakukan Maduro guna membendung langkah kelompok oposisi yang berusaha memasukkan bantuan asing yang tertahan di perbatasan, di tengah krisis politik yang melanda negara itu.

Salah satu petinggi angkatan bersenjata Venezuela, Laksamana Madya Vladimir Quintero, menuturkan pemerintahan Maduro telah menutup perbatasan maritim negara dengan Aruba, Curacao, dan Bonaire. Mereka juga menutup akses penerbangan dari dan menuju negara bagian Falcon, utara Venezuela.

Quintero mengatakan hingga kini belum ada kepastian kapan kebijakan penutupan perbatasan itu akan dicabut.


Maduro berkeras enggan membuka akses bantuan kemanusiaan asing, termasuk negara tetangga, memasuki Venezuela. 

Selain karena negara tetangga telah mengakui rivalnya, Juan Guaido, sebagai pemimpin interim Venezuela, Maduro menganggap akses kemanusiaan hanya memperbesar peluang negara asing, terutama Amerika Serikat, menginvasi negaranya.

Maduro berkeras negaranya tidak membutuhkan bantuan. Dia mengklaim ratusan ton bantuan dari Rusia, China, Kuba-yang merupakan sekutu-akan tiba dalam beberapa hari mendatang.

Militer Venezula, yang masih setia mendukung Maduro, juga terus memasang penghalang di jembatan-jembatan di perbatasan untuk memblokir bantuan yang masuk dari negara tetangga.

Menteri Komunikasi Venezuela, Jorge Rodriguez, bahkan mengklaim mereka akan mengirim "bantuan makanan bagi anak-anak yang kelaparan di Kolombia."

Akibat penutupan perbatasan, saat ini bantuan internasional yang kebanyakan berasal dari Amerika Serikat tertahan di Kolombia.

Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez Parrilla, mendukung upaya Maduro dan mengecam upaya AS untuk mengintervensi Venezuela.

"Pemerintah AS telah mengarang sebuah kudeta imperialis," kata Parrilla.


Parilla mengatakan upaya AS untuk mengubah politik Venezuela tidak berhasil. Pernyataan itu merujuk pada dukungan AS terhadap Guaido yang telah mendeklarasikan diri menjadi pemimpin sementara Venezuela dan menentang kepemimpinan Maduro.

Selain AS, langkah Guaido juga didukung oleh puluhan negara lainnya termasuk Uni Eropa dan negara di Amerika Latin.




Credit  cnnindonesia.com