MOSKOW
- Rusia dapat dengan mudah menanggapi penarikan Amerika Serikat (AS)
dari perjanjian INF dengan mengembangkan jenis baru rudal berbasis
darat. Hal itu dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin, memperingatkan
bahwa keputusan Washington untuk menarik diri adalah satu langkah menuju
perlombaan senjata.
Presiden Rusia menegaskan kembali bahwa Moskow tidak melanggar Traktat Kekuatan Nuklir Tingkat Menengah (INF). Namun jika Washington bersikukuh, Rusia akan dibiarkan tanpa pilihan selain bereaksi sesuai untuk mempertahankan diri.
"Seperti yang Anda ketahui, kami memiliki sistem pertahanan rudal laut dan udara dan tidak akan ada kesulitan untuk melakukan penelitian dan pengembangan serta membuat mereka berbasis darat jika diperlukan," kata Putin dalam konferensi Kementerian Pertahanan seperti disitat dari RT, Rabu (19/12/2018).
Putin menyatakan keberhasilan Rusia dalam mengembangkan rudal yang diluncurkan ke laut dan udara menjadi sumber keprihatinan bagi "mitra kami," yang mendorong mereka untuk melemahkan perjanjian itu. Putin juga memuji rudal jelajah Kalibr terbaru Rusia yang terlibat dalam aksi melawan teroris di Suriah.
Selama beberapa bulan terakhir, Washington telah berulang kali menuduh Rusia melanggar INF. Moskow, untuk bagiannya, membantah tuduhan-tuduhan yang menyebutnya tidak berdasar.
Namun, Putin mengatakan, AS melanggar INF secara langsung, karena secara aktif membangun fasilitas Aegis Ashore di Rumania dan Polandia. Sementara itu, ada serangan drone di gudang senjata militer AS yang propertinya termasuk dalam perjanjian itu.
"Mereka secara terang-terangan melanggarnya dan membuat klaim hipotetis serta tidak berdasar terhadap kita," tegas Putin.
Presiden Rusia itu mencatat bahwa AS dan Rusia - dua penandatangan perjanjian itu - bukan satu-satunya negara yang memiliki rudal jarak pendek dan menengah.
"Ada banyak dari mereka ... mengapa mereka (AS) tidak melibatkan negara-negara ini?" cetus Putin.
Putin yakin mereka tidak melakukannya hanya karena tampaknya menghambat aspirasi tertentu dan aspirasi ini tidak mungkin menjadi cita-cita perdamaian, sementara penarikan AS adalah satu langkah menuju perlombaan senjata.
Dia juga mengingatkan konferensi bahwa militer AS memperoleh keuntungan dari anggaran "militeris" senilai USD725 miliar yang mengerdilkan pembelanjaan pertahanan tahunan Rusia senilai USD46 miliar.
Sebelumnya Putin menyarankan AS mempertimbangkan penarikan diri dari perjanjian INF. Khususnya, Kongres berwenang mendanai upaya untuk membangun sistem rudal baru sebelum Washington mengumumkan penarikan dari INF.
"Keputusan telah dibuat beberapa waktu lalu, tetapi secara diam-diam - mereka berpikir kami tidak akan menyadarinya," tukas Putin.
Presiden Rusia menegaskan kembali bahwa Moskow tidak melanggar Traktat Kekuatan Nuklir Tingkat Menengah (INF). Namun jika Washington bersikukuh, Rusia akan dibiarkan tanpa pilihan selain bereaksi sesuai untuk mempertahankan diri.
"Seperti yang Anda ketahui, kami memiliki sistem pertahanan rudal laut dan udara dan tidak akan ada kesulitan untuk melakukan penelitian dan pengembangan serta membuat mereka berbasis darat jika diperlukan," kata Putin dalam konferensi Kementerian Pertahanan seperti disitat dari RT, Rabu (19/12/2018).
Putin menyatakan keberhasilan Rusia dalam mengembangkan rudal yang diluncurkan ke laut dan udara menjadi sumber keprihatinan bagi "mitra kami," yang mendorong mereka untuk melemahkan perjanjian itu. Putin juga memuji rudal jelajah Kalibr terbaru Rusia yang terlibat dalam aksi melawan teroris di Suriah.
Selama beberapa bulan terakhir, Washington telah berulang kali menuduh Rusia melanggar INF. Moskow, untuk bagiannya, membantah tuduhan-tuduhan yang menyebutnya tidak berdasar.
Namun, Putin mengatakan, AS melanggar INF secara langsung, karena secara aktif membangun fasilitas Aegis Ashore di Rumania dan Polandia. Sementara itu, ada serangan drone di gudang senjata militer AS yang propertinya termasuk dalam perjanjian itu.
"Mereka secara terang-terangan melanggarnya dan membuat klaim hipotetis serta tidak berdasar terhadap kita," tegas Putin.
Presiden Rusia itu mencatat bahwa AS dan Rusia - dua penandatangan perjanjian itu - bukan satu-satunya negara yang memiliki rudal jarak pendek dan menengah.
"Ada banyak dari mereka ... mengapa mereka (AS) tidak melibatkan negara-negara ini?" cetus Putin.
Putin yakin mereka tidak melakukannya hanya karena tampaknya menghambat aspirasi tertentu dan aspirasi ini tidak mungkin menjadi cita-cita perdamaian, sementara penarikan AS adalah satu langkah menuju perlombaan senjata.
Dia juga mengingatkan konferensi bahwa militer AS memperoleh keuntungan dari anggaran "militeris" senilai USD725 miliar yang mengerdilkan pembelanjaan pertahanan tahunan Rusia senilai USD46 miliar.
Sebelumnya Putin menyarankan AS mempertimbangkan penarikan diri dari perjanjian INF. Khususnya, Kongres berwenang mendanai upaya untuk membangun sistem rudal baru sebelum Washington mengumumkan penarikan dari INF.
"Keputusan telah dibuat beberapa waktu lalu, tetapi secara diam-diam - mereka berpikir kami tidak akan menyadarinya," tukas Putin.
Credit sindonews.com