Jaksa Turki sebut Khashoggi dicekik saat memasuki kantor Konsulat Saudi.
CB,
WASHINGTON -- Kecaman Amerika Serikat (AS) terhadap Arab Saudi terkait
kasus pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, dapat mengancam
hubungan strategis antara AS dan Saudi.
Hal ini
diperingatkan oleh anggota keluarga kerajaan Saudi, Pangeran Turki bin
Faisal al Saud, yang pernah menjabat sebagai menteri intelijen Saudi.
"Kami menghargai hubungan strategis kami dengan Amerika
Serikat dan berharap dapat mempertahankannya. Kami berharap Amerika
Serikat membalasnya dengan cara yang sama," kata Pangeran Turki, dalam
sebuah pidato dihadapan National Council on U.S.-Arab Relations, sebuah
organisasi advokasi nirlaba.
Pangeran Turki, yang pernah
menunjuk Khashoggi sebagai penasihat, juga menjabat sebagai duta besar
untuk London dan Washington. Dalam pidatonya, ia mencela "demonisasi
Arab Saudi" yang membawa imprimatur di Riyadh.
Pernyataan
Pangeran Turki ini disampaikan setelah jaksa kepala Istanbul pada Selasa
(30/10) mengatakan bahwa Khashoggi tercekik dalam sebuah aksi
pembunuhan berencana dan tubuhnya kemudian dimutilasi.
Setelah
lebih dari 70 tahun hubungan AS-Saudi bertahan dari sejumlah krisis,
Pangeran Turki mengatakan, saat ini hubungan keduanya kembali terancam.
"Pembunuhan
Khashoggi yang tragis dan tidak dapat dibenarkan adalah serangan gencar
dan demonisasi Arab Saudi dengan cara yang sama seperti krisis
sebelumnya. Mengancam hubungan kami dengan masalah ini tentu tidak sehat
sama sekali," ujar dia.
Pangeran
Turki menegaskan kembali kerajaan Saudi berkomitmen untuk mengadili
mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi. Kerajaan juga
akan mengadili mereka yang gagal menegakkan hukum.
Pemerintahan
Presiden AS Donald Trump telah menuntut akuntabilitas penuh dari Riyadh
dalam kasus kematian Khashoggi. AS telah mencabut visa beberapa pejabat
Saudi yang terlibat dalam pembunuhan itu. "Hubungan AS-Saudi terlalu
besar untuk diakhiri," kata Pangeran Turki.
Hubungan itu,
katanya, melampaui produksi minyak, perdagangan, penjualan senjata, dan
investasi untuk kerja sama dalam upaya perdamaian Timur Tengah,
menstabilkan pasar minyak, memerangi ekstremisme dan menahan Iran, musuh
utama Saudi.