Erdogan dan MBS belum pernah bertemu sejak kasus Khashoggi muncul.
CB,
BERLIN— Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam wawancara
disiarkan pada Selasa (27/11) mengatakan Putera Mahkota Pangeran
Mohammad bin Salman (MBS) meminta bertemu dengan Presiden Turki Tayyip
Erdogan. MBS mengatakan saat ini tidak ada alasan untuk tidak bertemu.
"Ya,
dia meminta Erdogan lewat telepon, apakah mereka dapat bertemu di
Buenos Aires. Jawaban Erdogan ialah 'lihat nanti'," kata Cavusoglu
kepada surat kabar Jerman, "Sueddeutsche Zeitung".
Hubungan Turki-Saudi renggang akibat pembunuhan wartawan Jamal
Khashoggi pada bulan lalu di Istanbul. Setelah memberikan beragam
penjelasan saling bertolak belakang, Riyadh mengatakan Khashoggi dibunuh
dan jasadnya dimutilasi ketika upaya membujuknya kembali ke Arab Saudi
gagal.
Arab Saudi berulang-ulang mengatakan pangeran
itu tidak mengetahui tentang pembunuhan tersebut, yang Turki katakan
dilakukan di Konsulat Saudi oleh kelompok 15 orang, termasuk seorang
anggota tim keamanan Pangeran Mohammad.
Erdogan
mengatakan pembunuhan itu diperintah oleh level tertinggi dari
kepemimpinan Saudi tetapi mengesampingkan bahwa hal itu berasal dari
Raja Salman.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
mengatakan pekan lalu, Washington akan tetap menjadi "mitra yang teguh"
dari Arab Saudi kendati menyatakan bahwa Pangeran Mohammad mungkin
mengetahui tentang rencana membunuh Khashoggi.
Ketika
ditanya apakah dia yakin mengetahui siapa di Riyadh yang memberi
perintah untuk membunuh Khashoggi, Cavusoglu mengatakan bahwa tim itu
tidak akan bertindak sendiri, tetapi tak dapat mengatakan hal lain tanpa
bukti.
Menlu Turki itu mengatakan Riyadh telah
menawarkan mengirim foto-foto para pembantu setempat yang menolong dalam
usaha menutup-nutupi. "Mengapa foto-foto identitas? Pihak Saudi tahu
nama-nama itu," kata dia.
Turki menyatakan pihaknya
memiliki rekaman-rekaman terkait dengan pembunuhan itu yang dibagi ke
sekutu Barat. Menlu Cavusoglu mengatakan dia telah mendengar
rekaman-rekaman tersebut dan Khashoggi dibunuh dalam waktu tujuh menit.
"Itu
pembunuhan yang direncanakan," kata dia kepada harian tersebut, lebih
sebagai pilihan terakhir setelah mereka gagal meyakinkannya kembali ke
Arab Saudi.
"Bisa didengar bagaimana pakar forensik
memerintahkan yang lain: Mereka sebaiknya mendengarkan musik sambil dia
memotong-motong jasad itu. Seorang memperhatikan bagaimana dia
menikmatinya," katanya.