Jumat, 30 November 2018

Ukraina Klaim Dua Pelabuhannya di Laut Azov Diblokade Rusia


Ukraina Klaim Dua Pelabuhannya di Laut Azov Diblokade Rusia
Pesawat-pesawat jet tempur Rusia terbang di atas jembatan di Semenanjung Crimea dengan dataran Rusia. Foto/REUTERS

KIEV - Menteri Infrastruktur Ukraina, Volodymyr Omelyan, mengklaim dua pelabuhan negaranya di Laut Azov; Berdyansk dan Mariupol, diblokade oleh Rusia. Setiap kala dilarang meninggalkan dan memasuki dua pelabuhan tersebut.

Omelyan mengatakan, secara keseluruhan ada 35 kapal yang telah dicegah untuk melakukan operasi normal. Menurutnya, hanya kapal yang bergerak menuju pelabuhan Rusia di Laut Azov yang diizinkan masuk.

"Tujuannya sederhana, dengan menempatkan blokade di pelabuhan Ukraina di Laut Azov, Rusia berharap akan mendorong Ukraina keluar dari wilayah kita sendiri, wilayah yang merupakan milik kita sesuai dengan semua hukum internasional yang relevan," katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Facebook, seperti dikutip Reuters, Jumat (30/11/2018).

Omelyan mengatakan 18 kapal sedang menunggu masuk ke Laut Azov, termasuk empat kapal ke Berdyansk dan 14 kapal ke Mariupol. Ada juga barisan sembilan kapal yang hendak meninggalkan Laut Azov dan delapan kapal lainnya "terdiam" di dekat dermaga pelabuhan.

Gandum dan baja adalah produk yang mendominasi pengiriman melalui pelabuhan-pelabuhan di Laut Azov.

Rusia menangkap tiga kapal Angkatan Laut Ukraina dan para awaknya pada hari Minggu di dekat semenanjung Crimea, wilayah yang dianeksasi Moskow pada 2014. Kapal-kapal dan para pelaut itu ditangkap karena dianggap memasuki perairan Rusia secara tidak sah.Tuduhan itu dibantah keras oleh Ukraina. Insiden itu juga diwarnai penembakan oleh kapal perang Moskow, di mana beberapa pelaut Kiev terluka.

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas tindakannya terhadap Ukraina sejak 2014, yakni ketika Moskow menganeksasi Crimea setelah seorang pemimpin pro-Rusia digulingkan di Kiev.

Moskow kemudian dituding mendukung separatis pro-Rusia di timur Ukraina dalam konflik di mana lebih dari 10.000 orang telah tewas. Pertempuran besar berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 2015, tetapi baku tembak yang mematikan masih sering terjadi. 






Credit  sindonews.com