Penangkapan kapal Ukraini memicu ketegangan kembali dengan Moskow.
CB,
BERLIN— Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mendesak Moskow mematuhi
lagi hukum internasional dan menghormati kedaulatan wilayah negara
tetangga setelah Rusia menyita kapal Ukraina.
"Rusia
harus menghormati hukum internasional lagi dan tidak melanggar
kedaulatan wilayah negara tetangganya," kata Maas dalam pidato di
Berlin, Selasa (28/11).
Maas mengatakan, untuk mencapai itu, Jerman dan sekutunya di
Eropa memerlukan prinsip jelas dan "dialog sejati" mengenai keamanan di
Eropa.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko
memperingatkan ancaman "sangat serius" dari serbuan lewat darat setelah
Rusia menyita tiga kapal angkatan laut Ukraina dan menawan awak kapal
itu pada akhir pekan lalu.
Dari Kiev,
Reuters
melaporkan seorang perwira kontra-intelijen militer Ukraina menderita
luka berat setelah pesawat Rusia menembakkan peluru kendali ke arah
kapal Ukraina pada Ahad, kata kepala dinas keamanan negara (SBU)
Ukraina.
Ukraina dan Rusia terlibat saling tuduh
setelah Rusia menembak tiga kapal Ukraina kemudian menguasai kapal-kapal
tersebut. Konfrontasi itu mendorong Ukraina memberlakukan darurat
militer di beberapa kawasan, dengan mengutip ancaman serbuan darat oleh
Rusia.
"Menurut informasi SBU, yang sudah
terkonfirmasi, salah satu pesawat tempur Rusia menggunakan dua peluru
kendali terhadap kapal-kapal Ukraina. Akibatnya, salah seorang perwira
SBU menderita cedera parah," kata Vasyl Hrytsak dalam pernyataan pada
Selasa.
Rusia mengatakan perwira SBU termasuk di
antara yang ditangkap. Hrytsak membenarkan hal tersebut dan mengatakan
bahwa perwira keamanan tersebut mendukung militer di sana.
"Yang
mengagetkan ialah terhadap dua kapal dan kapal tunda kecil Ukraina itu,
pihak Rusia menggunakan enam "FSB" (Dinas Keamanan Federal Rusia) dan
empat kapal angkatan laut, dan juga helikopter-helikopter serbu serta
pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Federasi Rusia," kata dia.
Dia menambahkan dewan keamanan Ukraina mengambil semua langkah yang perlu untuk menjamin pembebasan mereka yang ditangkap.
Konfrontasi
tersebut menimbulkan ketegangan lagi setelah Rusia mencaplok Krimea
pada 2014 dan mendukung pemberontakan pro-Moskow di Ukraina timur.