Selasa, 04 September 2018

Israel Isyaratkan Bombardir Basis Militer Iran di Irak



Israel Isyaratkan Bombardir Basis Militer Iran di Irak
Menhan Israel Avigdor Lieberman mengisyratkan untuk menyerang basis Iran yang ada di Irak menyusul adanya laporan bahwa Teheran telah mengirimkan rudal ke Irak. Foto/Reuters

TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman mengisyratkan untuk menyerang basis Iran yang ada di Irak, menyusul adanya laporan bahwa Teheran telah mengirimkan rudal ke Irak.

"Kami tentu memonitor semua yang terjadi di Suriah, dan mengenai ancaman Iran kami tidak membatasi diri hanya untuk wilayah Suriah. Ini juga harus jelas," kata Lieberman dalam sebuah pernyataan.

Ketika ditanya apakah ini termasuk Irak, di mana ada laporan bahwa Iran telah mengirimkan rudal balistik ke negara itu, Lieberman menyatakan Israel akan menyerang setiap posisi Iran yang mengancam Tel Aviv.

"Saya mengatakan bahwa kita akan menghadapi ancaman Iran, dan tidak masalah dari mana datangnya. Kebebasan Israel adalah mutlak. Kami mempertahankan kebebasan bertindak ini," ucapnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (3/9).

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo menyatakan, dia benar-benar khawatir dengan laporan Iran telah mengirimkan rudal ke Irak. Pompeo menyebut, jika laporan ini benar, maka hal ini adalah pelanggaran terhadap kedaulatan Irak.

“Sangat prihatin dengan laporan Iran yang mengirim rudal balistik ke Irak. Jika benar, ini akan menjadi pelanggaran berat terhadap kedaulatan Irak dan resolusi Dewan Keamann (DK) PBB 2231. Baghdad harus menentukan apa yang terjadi di Irak, bukan Teheran,” kata Pompeo.

Iran dilaporkan mengirimkan rudal Zelzal, Fateh-110 dan Zolfaqar yang misterius memiliki jangkauan sekitar 200 km hingga 700 km ke Irak. Ini menempatkan Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, atau Ibu Kota Israel Tel Aviv dalam jarak tembak jika senjata-senjata itu dikerahkan di Irak selatan atau barat.

Teheran sendiri telah membantah telah mengirimkan rudal ke Irak. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi menyebut hal itu adalah tuduhan palsu dan tidak masuk akal. 




Credit  sindonews.com