Selasa, 18 September 2018

Ambisi Assad di Idlib, 8 Fakta Kenapa Idlib Diperebutkan


Personel Tentara Pembebasan Suriah bersiap berpatroli di pinggiran Kota Jisr al-Shughur, Idlib, Suriah, Ahad, 9 September 2018. Ugur Can/DHA via AP
Personel Tentara Pembebasan Suriah bersiap berpatroli di pinggiran Kota Jisr al-Shughur, Idlib, Suriah, Ahad, 9 September 2018. Ugur Can/DHA via AP

CB, Jakarta - Konflik Suriah telah beralih ke arah wilayah barat laut Idlib, di mana persiapan pemerintah Bashar Al Assad untuk serangan yang didukung Rusia telah memicu tekanan diplomatik Turki agar serangan dibatalkan.
Serangan besar di Idlib, rumah bagi sekitar tiga juta orang, diyakini akan menjadi pertempuran mematikan dan lebih besar daripada pertempuran sebelumnya, yang kini telah menewaskan ratusan ribu orang sejak 2011.

Serangan ke Idlib juga merupakan hambatan terbesar kampanye militer Assad, sebab Turki memiliki pengaruh terhadap milisi di Idlib, di mana pemberontak bersenjata berat dan termasuk jihadis yang memiliki semangat tempur tinggi. Berikut sejumlah fakta yang perlu diketahui tentang Idlib, mengapa Idlib sangat penting bagi rezim Bashar Al Assad, seperti dilansir dari Reuters, 18 September 2018.

1. Siapa yang Menguasai Idlib?

Kelompok Jabhat al-Nusra beroperasi di Idlib, Suriah, dan terafiliasi dengan kelompok al-Qaeda. Keduanya disebut sebagai teroris oleh Rusia dan Amerika Serikat. Syriahr.com
Idlib diduduki oleh berbagai faksi pemberontak. Yang paling kuat adalah Tahrir al-Sham, sebua kelompok-kelompok Islam yang bergabung dan didominasi oleh mantan milisi Front Al Nusra, yang berafiliasi dengan al-Qaeda hingga 2016.

Ada kelompok Islamis dan kelompok lain yang berjuang di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah, yang didukung Turki, dan kini mereka bertemupur dengan panji "Front Nasional untuk Pembebasan".
Idlib juga merupakan surga utama terakhir bagi para jihadis asing yang datang untuk berperang melawan pemerintah Assad yang dipimpin Alawit.
Perkiraan jumlah gerilyawan bervariasi. Utusan PBB untuk Suriah mengatakan ada sekitar 10.000 pejuang Al Nusra. Sumber pemberontak mengatakan jumlah keseluruhan pemberontak mencapai puluhan ribu.


2. Mengapa Assad Berambisi Kuasai Idlib?

Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam kunjungannya ke Laut Hitam, Sochi, Rusia, 17 Mei 2018.[Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS]
Bashar Al Assad ingin merebut setiap jengkal tanah Suriah, yang secara militer sudah berada di atas angin.
Menghancurkan pemberontak Idlib akan membawanya lebih dekat ke kemenangan total, membantu mengamankan Aleppo dari serangan dan membuka jalan ke wilayah pesisir dan Damaskus.
Untuk Rusia, yang telah mendukung Assad sejak 2015, pejuang asing di Idlib menjadi perhatian besarnya.
Presiden Vladimir Putin mengatakan setidaknya 9.000 orang dari bekas Uni Soviet telah pergi ke Suriah untuk bertempur di bawah bendera ISIS atau kelompok ekstremis lainnya. Merebut Idlib akan mengamankan pangkalan udara Rusia di provinsi Latakia dari serangan pesawat drone.

3. Kenapa Idlib Penting Bagi Oposisi?

Personel Tentara Pembebasan Suriah keluar dari markas bawah tanah dengan membawa senjata di pinggiran Kota Jisr al-Shughur, Idlib, Suriah, Ahad, 9 September 2018. Ugur Can/DHA via AP


Bersama dengan wilayah yang berdampingan di utara Aleppo, Idlib menjadi kantung terakhir bagi oposisi di Suriah.
Para aktivis pemberontak dan aktivis anti-Assad telah mundur ke Idlib setelah sebelumnya menyerahkan bekas wilayah mereka ke pasukan Assad. Di luar barat laut, oposisi Assad tidak punya tempat lain untuk pergi selain diasingkan.
Setengah dari tiga juta orang di Idlib mengungsi dari bagian lain Suriah. AS telah menggambarkannya sebagai tempat pembuangan bagi orang-orang dari tempat lain di negara tersebut.

4. Kenapa Situasi di Idlib Rumit?

Hudhayfa al-Shaha memakaikan topeng gas yang terbuat dari gelas plastik, arang, dan kapas pada anak-anak di Idlib, Suriah, 3 September 2018. REUTERS/Khalil Ashawi
Turki keberatan karena sudah menampung 3,5 juta pengungsi Suriah dan ingin mencegah masuk pengungsi lain ke wilayanya.
Turki, yang memiliki kekuatan militer terbesar kedua NATO, baru-baru ini memperkuat 12 pos militer yang dibentuk di Idlib berdasarkan perjanjian dengan Rusia dan Iran. Pasukan Assad jarang bertempur atau terlibat konflik senjata dengan tentara negara lain dalam perang Suriah.


Pemberontak mengatakan Turki baru-baru ini meningkatkan pasokan senjata untuk pemberontak di Idlib. Sebaliknya, negara asing yang memusuhi Assad tidak melakukan apa pun untuk menghalangi kampanye militer untuk merebut wilayah barat daya dekat Yordania dan Israel.
Jumlah dan kekuatan pemberontak di Idlib terlihat dari mahalnya operasi militer yang dilancarkan Assad. Gerilyawan diduga memiliki rudal anti-tank dan anti-pesawat.
Tidak seperti banyak daerah lain yang direbut oleh Assad, wilayah barat laut ini tidak melemah karena tidak dikepung pemerintah selama bertahun-tahun.

5. Pandangan Iran Terkait Idlib
Iran menyampaikan kekhawatiran tentang resiko bencana kemanusiaan dan berusaha untuk mencegahnya.

Para diplomat Barat mengatakan Rusia dan Iran, yang menyediakan sumber daya militer bagi Assad, menduga tidak memiliki pandangan yang sama terkait bencana kemanusiaan.
"Iran mengatakan mereka tidak ingin tergesa-gesa dalam masalah ini, yang bertentangan dengan keinginan Rusia. Jadi kami melihat beberapa perbedaan, yang hingga kini belum kita saksikan karena mereka cukup erat," kata seorang diplomat Eropa.
"Ini sangat penting terutama karena rezim sangat ingin maju terus, tetapi kita akan melihat berapa lama serangan ini ditunda."
Para diplomat Barat memperingatkan bahwa tidak jelas apakah Garda Revolusi Iran, yang telah menjalankan misi perang Iran di Suriah, memiliki pendapat lain dengan pemerintah Iran terkait serangan di Idlib.

6. Apa Kata Negara Barat terkait Serangan Idlib?
Negara Barat tidak secara langsung mendukung pemberontak Idlib, namun mereka menentang serangan pemerintah Assad ke Idlib.
Amerika Serikat mengatakan ada bukti pasukan pemerintah sedang mempersiapkan senjata kimia menjelang serangan.

Gedung Putih telah memperingatkan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya akan menanggapi dengan cepat dan penuh perhatian jika pasukan pemerintah menggunakan senjata kimia di Idlib. Damaskus menyangkal memiliki atau menggunakan senjata kimia.
Duta Besar Inggris mengatakan para jenderal Suriah akan dimintai pertanggungjawaban oleh komunitas internasional untuk serangan besar yang menyebabkan korban sipil massal.
Status Idlib sebagai tempat berlindung bagi militan yang terkait dengan Al Qaeda juga menjadi perhatian bagi Amerika Serikat, yang sebelumnya telah meningkatkan serangan pesawat drone di wilayah Idlib.


7. Dampak Pengaruh Turki di Idlib Bagi Assad

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjabat tangan selama konferensi pers menyusul pembicaraan mereka di Sochi, Rusia 17 September 2018. [Alexander Zemlianichenko / Pool via REUTERS]




Erdogan telah menyerukan operasi kontraterorisme internasional di Idlib, di mana pemberontak yang dianggap moderat oleh Turki akan ambil bagian. Rusia menyebut gerilyawan di sana seperti sebuah "bisul bernanah" yang harus dimusnahkan.
Setiap kesepakatan yang memberikan sebagian atau seluruh Idlib di bawah kendali Turki akan menjadi ancaman bagi Assad.
"Saya tidak melihat solusi yang praktis. Pihak Suriah sangat tidak sabar," kata seorang diplomat.


8. Jika Assad Rebut Idlib, Apa Perang Berakhir?

Pejuang Kurdi dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) berlari saat melintasi sebuah jalan ketika bertempur dengan militan ISIS di Raqqa, Suriah, 3 Juli 2017. REUTERS/ Goran Tomasevic/File Photo
Perang di Idlib tidak akan mengakhiri perang Suriah karena banyak wilayah akan tetap di luar jangkauan Assad. Di luar Idlib, para pemberontak masih bisa menemukan tempat perlindungan di utara Aleppo. Kelompok anti-Assad juga memiliki basis di daerah di perbatasan Irak, beroperasi di samping koalisi pimpinan AS.

Sebagian besar Suriah utara dan timur tetap di luar kendalinya. Wilayah ini, kaya minyak, air dan lahan pertanian, dikuasai oleh pejuang yang didominasi Kurdi yang didukung oleh pasukan AS. Namun Kurdi tidak bermusuhan dengan Bashar Al Assad dan mereka menginginkan otonomi di Suriah, yang ditolak oleh Assad dan perang diragukan surut meskipun Idlib direbut rezim Assad.



Credit  tempo.co