Selasa, 18 September 2018

4 Agenda Utama Moon Jae-in Selama Kunjungan ke Korea Utara


Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, bersama dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat acara penyambutan kenegaraan di Bandara Internasional Pyongyang Sunan di Korea Utara, 18 September 2018. Ini merupakan kunjungan pertama Presiden Moon Jae-in ke ibu kota Korea Utara, Pyongyang, setelah bertemu dengan Kim Jong Un dua kali di desa perbatasan Panmunjom. KBS/via REUTERS TV
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, bersama dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat acara penyambutan kenegaraan di Bandara Internasional Pyongyang Sunan di Korea Utara, 18 September 2018. Ini merupakan kunjungan pertama Presiden Moon Jae-in ke ibu kota Korea Utara, Pyongyang, setelah bertemu dengan Kim Jong Un dua kali di desa perbatasan Panmunjom. KBS/via REUTERS TV

CB, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyambut Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, dengan pelukan ketika rombongan tiba di Pyongyang untuk pertemuan ketiga kedua pemimpin.
Pertemuan ketiga pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan akan menjadi pembuka pertemuan lain, terutama pertemuan Kim Jong Un dengan Donald Trump, yang diusulkan Kim untuk mengisyaratkan komitmen tentang denuklirisasi.

Dilansir dari Reuters, 18 September 2018, Donald Trump telah meminta Moon Jae-in untuk menjadi negosiator utama antara dirinya dan Kim Jong Un, setelah Trump membatalkan lawatan menteri luar negeri Mike Pompeo ke Pyongyang bulan lalu. Berikut agenda kunjungan perdana Moon Jae-in ke Pyongyang.

1. Denuklirisasi Korea Utara

Seorang tentara Korea Utara sedang menjelaskan kepada para jurnalis proses penghancuran situs uji coba nuklir Punggye-ri di Gunung Mantap, Kamis, 24 Mei 2018. Yonhap via Korea Herald
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, sebelum menuju Pyongyang mengatakan bahwa ia akan mendorong perdamaian permanen dan untuk dialog yang lebih baik antara Korea Utara dan Amerika Serikat, selama pertemuan dengan Kim Jong Un.

Pertemuan ini membahas agenda utama untuk menghapus program nuklir Korea Utara dan mengharapkan komitmen Kim Jong Un untuk menindaklanjuti proses denuklirisasi.
"Saya bertujuan untuk melakukan banyak pembicaraan dari 'hati ke hati' dengan Kim Jong Un," kata Moon, dikutip dari Financial Express.
"Yang ingin saya capai adalah perdamaian. Yang saya maksud adalah perdamaian permanen yang tidak terguncang oleh politik internasional," tegas Moon.
Untuk mencapai perdamaian itu, Moon Jae-in akan fokus untuk mengurangi kebuntuan militer selama puluhan tahun antara Korea dan mempromosikan dialog Korea Utara-AS tentang masalah denuklirisasi selama pertemuan.


2. Mengakhiri Perang Korea

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meresmikan sebuah Prasasti di desa genting Panmunjom di dalam zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, Korea Selatan, 27 April 2018. Prasasti bertulsikan, `Menanam perdamaian dan kesejahteraan`, ini diletakkan di dekat pohon pinus yang ditanam oleh Kim Jong Un dan Moon Jae-In. Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters
Selain denuklirisasi yang menjadi agenda prioritas, Moon Jae-in juga membuat proposal bersama untuk mengakhiri Perang Korea.
Perang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, meninggalkan pasukan PBB yang dipimpin AS termasuk Korea Selatan secara teknis masih berperang dengan Korea Utara.
Namun para pejabat AS tetap tidak antusias untuk mengakhiri perang tanpa tindakan substansial terhadap denuklirisasi Korea Utara.
Korea Selatan menaruh harapan besar pada pernyataan Kim Jong Un awal bulan ini bahwa ia ingin mencapai denuklirisasi selama masa jabatan pertama Donald Trump yang akan berakhir pada 2021.

Amerika Serikat ingin melihat tindakan nyata denuklirisasi Korea Utara sebelum menyetujui mengakhiri Perang Korea 1950-1953.
"Jika dialog Korea Utara-AS dimulai kembali setelah kunjungan ini, itu akan memiliki banyak arti tersendiri," kata Moon sebelum berangkat, seperti dilaporkan Channel News Asia.
Moon Jae-in sendiri merupakan keturunan dari keluarga yang terpisah akibat perang Korea.
Dijadwakjan pada Rabu 19 September, Moon Jae-in dan Kim Jon Un berencana mengadakan pembicaraan yang akan menyepakati pernyataan bersama dan pakta militer terpisah yang dirancang untuk meredakan ketegangan dan mencegah bentrokan bersenjata.

3. Menuju Unifikasi Korea

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan istrinya, Ri Sol Ju, menyambut kedatangan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan istrinya, Kim Jung-sook, saat tiba di Bandara Internasional Pyongyang Sunan di Korea Utara, 18 September 2018. Kunjungan Moon ke Korea Utara akan berlangsung selama tiga hari, yang juga membawa rombongan bintang K-pop, pelaku bisnis, termasuk pimpinan Samsung Jay Y Lee. KBS/via REUTERS TV
Sebelum lawatan Moon Jae-in ke Pyongyang, Korea Utara dan Korea Selatan membuka kantor penghubung pertama mereka di dekat perbatasan utama mereka pada Jumat 14 September, dalam upaya untuk memfasilitasi komunikasi yang lebih baik.
Pembukaan kantor komunikasi di kota perbatasan Korea Utara, Kaesong, adalah langkah terbaru dalam serangkaian proses rekonsiliasi yang dilakukan dua Korea tahun ini. Kantor komunikasi ini merupakan kantor penghubung pertama sejak kedua negara pecah pada akhir Perang Dunia II pada 1945.

Kedua tetangga sebelumnya menggunakan saluran komunikasi telepon dan faks untuk bertukar pesan, yang sering dihentikan ketika ketegangan meningkat karena program senjata nuklir Utara.
Menteri Unifikasi Korea Selatan Cho Myoung-gyon mengatakan selama upacara pembukaan bahwa kantor baru akan menjadi "pelopor kemakmuran bersama antar-Korea".

"Kantor penghubung bersama inter-Korea merupakan saluran komunikasi 24 jam dalam era perdamaian," kata Menteri Unifikasi Korea Selatan, Cho Myoung-gyon dalam pidatonya yang dikutip dari kantor berita Yonhap.
"Mulai dari hari ini, Selatan dan Korea Utara dapat berkonsultasi secara langsung 24 jam sehari dan 365 hari setahun mengenai isu-isu yang berhubungan untuk meningkatkan hubungan inter-Korea, perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea," kata Myoung-gyon seperti dilansir dari Newsweek.
Kantor pusat penghubung bersama ini, juga telah memulihkan jalur komunikasi militer. Bahkan presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengatakan dirinya sedang fokus untuk proses unifikasi Korea Utara dan Korea Selatan dengan membangun infrastruktur dan proyek-proyek energi.

4. Memulai Kerjasama Ekonomi Antar-Korea

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menyambut kedatangan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat tiba di Bandara Internasional Pyongyang Sunan di Korea Utara, 18 September 2018. KBS/via REUTERS TV
Moon Jae-in tidak sekadar membawa delegasi resminya ke Korea Utara, namun ia bersama puluhan pebisnis perusahaan-perusahaan raksasa Korea Selatan.
Japan Times melaporkan Moon Jae-in membawa para konglomerat pemimpin perusahaan besar seperti SK Group, LG, Hyundai, dan Samsung.
Selain mengadvokasi denuklirisasi, Moon Jae-in juga menginginkan hubungan ekonomi dengan Korea Utara meskipun ada beberapa sanksi masih menjerat Korea Utara.
Rombongan Korea Selatan berjumlah sekitar 200 orang yang terdiri dari pejabat tinggi dari Seoul, termasuk kepala mata-mata, menteri luar negeri dan kepala pertahanan serta tokoh-tokoh terkemuka di bidang ekonomi, agama, budaya dan olahraga.

Para pemimpin bisnis Korea Selatan akan melakukan tur fasilitas industri utama di Korea Utara, seperti dilaporkan The Investor.

Karena sanksi internasional di Utara, konglomerat Korea Selatan menarik operasi mereka di Utara pada 2010, kemudian kompleks industri Kaesong ditutup pada 2016.
Samsung sebelumnya mengoperasikan pabrik televisi, telepon dan tekstil di Pyongyang, dari 1999 hingga 2010. LG juga pernah mengoperasikan pabrik perakitan televisi pada 1996 hingga 2009.
Delegasi bisnis lainnya yang ikut Moon Jae-in, yakni Choi Jeong-woo (ketua Posco), Lee Jae-woong CEO SoCar), Shin Han-yong (ketua Asosiasi Perusahaan Kompleks Industri Kaesong), Oh Young-sik (presiden Korea Railroad Corporation), Ahn Young-bae (presiden Organisasi Pariwisata Korea) Kim Jong-gap (presiden Korea Electric Power Corporation) dan Lee Dong-geol (ketua Bank Pembangunan Korea).
Delegasi bisnis Korea Selatan yang ikut Moon Jae-in dijadwalkan bertemu dengan Ri Yong-nam, wakil menteri untuk ekonomi Korea Utara.


Credit  tempo.co