MOSKOW
- Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan, Rusia tidak pernah
memiliki rencana untuk memecah belah Uni Eropa (UE). Rusia, lanjut
Putin, justru menginginkan UE yang kuat dan bersatu.
Dalam sebuah wawancara dengan media Austria, ORF, Putin menyatakan Moskow sangat ingin melihat negara-negara UE bersatu dan makmur. Alasannya, UE adalah salah satu mitra utama Rusia di kawasan.
"Kami tidak memiliki tujuan untuk membagi sesuatu atau seseorang di dalam UE. Sebaliknya, kami tertarik pada UE yang bersatu dan makmur, karena itu adalah mitra perdagangan dan ekonomi kami yang paling penting," ucap Putin dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Sputnik pada Senin (4/6).
Pernyataan Putin muncul jelang keberangkatannya ke Wina. Putin akan melakukan kunjungan ke Austria pada esok hari dan kunjungan ini dinilai sangat peniing, karena Austria akan mengambil alih Kepresidenan Dewan UE.
Sebelumnya, Wakil Kanselir Austria Heinz-Kristen Strache telah meminta UE untuk mencabut sanksi anti-Rusia di tengah hubungan yang terus memburuk antara UE dengan Amerika Serikat (AS). Hubungan ini memburuk setelah Washingtin mengenakan tarif baru pada aluminium dan impor baja dari UE.
Dalam sebuah wawancara dengan media Austria, ORF, Putin menyatakan Moskow sangat ingin melihat negara-negara UE bersatu dan makmur. Alasannya, UE adalah salah satu mitra utama Rusia di kawasan.
"Kami tidak memiliki tujuan untuk membagi sesuatu atau seseorang di dalam UE. Sebaliknya, kami tertarik pada UE yang bersatu dan makmur, karena itu adalah mitra perdagangan dan ekonomi kami yang paling penting," ucap Putin dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Sputnik pada Senin (4/6).
Pernyataan Putin muncul jelang keberangkatannya ke Wina. Putin akan melakukan kunjungan ke Austria pada esok hari dan kunjungan ini dinilai sangat peniing, karena Austria akan mengambil alih Kepresidenan Dewan UE.
Sebelumnya, Wakil Kanselir Austria Heinz-Kristen Strache telah meminta UE untuk mencabut sanksi anti-Rusia di tengah hubungan yang terus memburuk antara UE dengan Amerika Serikat (AS). Hubungan ini memburuk setelah Washingtin mengenakan tarif baru pada aluminium dan impor baja dari UE.
Credit sindonews.com