Rabu, 02 Mei 2018

Reaksi Dunia soal PM Israel Tunjukkan Slide Bom Nuklir Iran



Reaksi Dunia soal PM Israel Tunjukkan Slide Bom Nuklir Iran
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu presentasi slide dan video yang diklaim sebagai program bom nuklir yang dimiliki Iran. Presentasi dilakukan di Kantor Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Senin (30/4/2018). Foto/Russia Today


TEL AVIV - Presentasi Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berupa slide dan video yang diklaim sebagai bukti bahwa Iran membuat bom nuklir yang dirahasiakan telah memicu reaksi sejumlah negara. Sebagian ragu, sebagian lagi menyebut dokumen Netanyahu meyakinkan.

Dokumen yang ditunjukkan PM Israel di Tel Aviv kemarin itu diklaim hasil kerja hebat dari intelijen. "Meskipun Iran mengklaim tidak pernah memiliki program senjata nuklir, 100.000 file rahasia membuktikannya," kata Netanyahu.

"Setelah kesepakatan nuklir 2015, Iran terus melestarikan dan memperluas pengetahuan senjata nuklirnya untuk digunakan di masa depan," lanjut dia.

"Setelah menandatangani kesepakatan nuklir pada 2015, Iran mengintensifkan upaya untuk menyembunyikan file rahasianya," papar Netanyahu, seperti dikutip Reuters, Selasa (1/5/2018)."Pada 2017, Iran memindahkan file senjata nuklirnya ke lokasi yang sangat rahasia di Teheran."


Beberapa pejabat, terutama dari negara-negara yang meneken kesepakatan nuklir Iran 2015 angkat bicara terkait dokumen yang dibeberkan Netanyahu. Berikut reaksi mereka.

Jerman

Berlin masih percaya dengan kepatuhan Iran untuk mengekang program nuklirnya di bawah kesepakatan bernama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Terlebih, kesepakatan antara Iran dengan enam kekuatan dunia—Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China—diawasi ketat oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

"Jelas bahwa komunitas internasional meragukan bahwa Iran melaksanakan program nuklir damai secara eksklusif," kata Steffen Seibert, juru bicara pemerintah Jerman, mengatakan kepada wartawan, mengomentari presentasi PM Israel.

"Karena alasan inilah perjanjian nuklir ditandatangani pada 2015, termasuk penerapan sistem pengawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyeluruh dan kuat oleh Badan Energi Atom Internasional," ujarnya.

Uni Eropa

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, Federica Mogherini, sependapat dengan Jerman. Menurutnya, kesepakatan nuklir Iran 2015 diteken karena tidak adanya kepercayaan.

"Kesepakatan itu diberlakukan justru karena tidak ada kepercayaan di antara para pihak, jika tidak, kami tidak perlu kesepakatan nuklir diberlakukan," katanya dalam sebuah pernyataan. 

Menurutnya, IAEA bertanggung jawab untuk memverifikasi kepatuhan Iran atas kesepakatan itu.

"IAEA merupakan satu-satunya organisasi internasional yang tidak memihak yang bertugas memantau komitmen nuklir Iran," katanya. IAEA sebelumnya telah menerbitkan 10 laporan yang menyatakan bahwa Iran telah sepenuhnya memenuhi komitmennya.

Menurutnya, tuduhan Tel Aviv membuat semua pihak harus menunggu penilaian IAEA.

Inggris
Inggris menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah naif tentang Iran dan niat nuklirnya. Tetapi, London menekankan bahwa kerangka yang ada tetap merupakan cara yang sangat penting untuk memverifikasi secara independen bahwa Iran mematuhi kesepakatan dan bahwa program nuklir Iran secara eksklusif damai.

"Itulah sebabnya rezim (Teheran) setuju inspeksi IAEA sebagai bagian dari kesepakatan nuklir Iran, salah satu yang paling luas dan kuat dalam sejarah perjanjian nuklir internasional," kata pemerintah Inggris dalam sebuah pernyataan melalui seorang juru bicara.

Prancis
Duta Besar Prancis untuk Amerika Serikat, Gerard Araud, mengatakan bahwa klaim yang dibuat oleh Netanyahu sebenarnya adalah argumen yang sangat meyakinkan.

"Dalam perjanjian kontrol senjata, Anda selalu memperkirakan bahwa pihak lain akan mencoba menipu. Mekanisme pengawasan adalah untuk membuatnya sulit atau idealnya tidak mungkin," katanya dalam serangkaian tweet mengenai masalah ini.

"Sistem pemantauan yang cukup luas dari kesepakatan Iran adalah tepat untuk memeriksa fakta," lanjut dia.

Amerika Serikat (AS)
Presiden AS Donald Trump memberikan tanggapan yang jauh lebih samar atas presentasi PM Israel soal Iran memiliki program pembuatan bom nuklir. "Itu bukan situasi yang dapat diterima," katanya.

"Teheran tidak duduk diam. Apa yang telah kami pelajari benar-benar menunjukkan bahwa saya telah 100 persen benar," ujarnya mengacu pada rencananya untuk membuat AS hengkang dari kesepakatan nuklir Iran 2015.

"Jadi kita akan melihat apa yang terjadi," katanya, mengacu pada rencananya tersebut. "Saya tidak memberi tahu Anda apa yang saya lakukan. (Banyak) orang mengira mereka tahu. Dan pada atau sebelum tanggal 12, kami akan membuat keputusan," imbuh Trump.

Iran

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengecam presentasi Netanyahu. Dia menyebutnya seperti waktu yang terkoordinasi, yakni pernyataan intelijen Israel yang dia sebut "bocah menangis serigala" sesaat sebelum 12 Mei ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan akan menarik diri Washington dari kesepakatan nuklir Iran.





Credit  sindonews.com