Rabu, 02 Mei 2018

Markas Besar Koalisi AS Penggempur ISIS di Irak Ditutup


Markas Besar Koalisi AS Penggempur ISIS di Irak Ditutup
Upacara penutupan markas Combined Joint Forces Land Component Command (CJFLCC) di Irak. Markas koalisi internasional pimpinan AS ini digunakan untuk operasi anti-ISIS. Foto/US Army/Sgt. Jonathan Pietrantoni


BAGHDAD - Koalisi internasional anti-ISIS pimpinan Amerika Serikat (AS) menutup markas besarnya di Baghdad. Penutupan markas Combined Joint Forces Land Component Command (CJFLCC) secara simbolis mengakhiri operasi tempur koalisi di Irak.

Markas CJFLCC resmi dinonaktifkan dalam sebuah upacara pada hari Senin, dan otoritasnya dipindahkan ke Operation Inherent Resolve (OIR).

"Casing warna CJFLCC adalah isyarat simbolis, menghormati ketekunan dan pengorbanan mitra koalisi kami," kata Mayor Jenderal Walter Piatt, komandan Divisi Gunung ke-10 yang telah memimpin CJFLCC sejak bulan lalu, seperti dilansir Stars and Stripes, Selasa (1/5/2018).

Penonaktifan markas tersebut adalah langkah untuk mengurangi struktur komando ketika koalisi mengalihkan fokus dari operasi tempur melawan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) untuk mendukung pasukan keamanan pemerintah Irak.

CJFLCC telah bekerja dengan pasukan pemerintah Irak dan milisi Peshmerga Kurdi untuk memberikan pelatihan, nasihat dan dukungan militer lainnya dalam perang melawan ISIS. Komando itu juga memberikan bantuan diplomatik dan penegakan hukum.

"Penutupan itu adalah mengakui perubahan komposisi dan tanggung jawab koalisi," kata OIR dalam sebuah pernyataan.

Pada bulan Februari lalu, negara-negara NATO setuju untuk mendanai misi pelatihan dan penasihat utama di Irak yang ditujukan untuk memperkuat pasukan keamanan Baghdad.

Pada Desember 2017, 98 persen wilayah yang diduduki oleh ISIS di Suriah dan Irak telah dibebaskan. Juru bicara koalisi, Kolonel Ryan Dillon, mengatakan upaya untuk menghilangkan kantong-kantong terakhir yang masih dikuasai kelompok militan bersenjata itu sedang berlangsung.

"Kami tahu bahwa mereka ingin kembali," kata Dillon di hadapan korps Pentagon. 




Credit  sindonews.com