TEHERAN
- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuduh Amerika
Serikat (AS) memprovokasi Arab Saudi untuk konflik dengan Iran.
Menurutnya, Washington tak mau menanggung biaya atau beban perang secara
sendirian.
"AS mencoba memprovokasi negara-negara tertentu di kawasan ini (Timur Tengah), khususnya Arab Saudi, menjadi konfrontasi dengan Iran," katanya pada Senin.
"Amerika tidak mau menanggung biaya dalam menghadapi Republik Islam. Sebaliknya, Washington ingin Muslim memerangi Muslim," ujarnya.
Khamenei mengatakan dengan alasan yang dia paparkan itulah AS harus meninggalkan Tengah Timur.
"Apa yang terbaik dari Washington menyebabkan ketidakamanan," kata Khamenei. "Ke mana pun mereka (AS) menginjakkan kaki, mereka membawa malapetaka kepada rakyat," imbuh dia seperti dikutip kantor berita Mehr.
"AS-lah yang perlu pergi, bukan Republik Islam," paparnya menyindir Washington yang berekad membendung pengaruh Iran di Timur Tengah."Asia Barat adalah rumah orang Iran, sementara AS adalah orang luar dengan tujuan nakal, berusaha untuk memicu hasutan” di wilayah" kata Khamenei.
Pemimpin Tertinggi Iran ini lantas memperingatkan kekuatan regional untuk tidak menyerah pada provokasi AS. Menurutnya, jika negara-negara regional menghadapi Iran, maka mereka akan menderita kekalahan yang menentukan.
"Jika AS atau sekutunya memutuskan untuk menyerang Republik Islam atau pangkalannya, tindakan mereka akan bertemu dengan tanggapan yang jauh lebih kuat," ujar Khamenei.
Pernyataannya muncul hanya beberapa jam setelah pangkalan militer Suriah di Hama dan Aleppo diserang roket oleh musuh misterius.
Teheran membantah laporan yang menyebut belasan personel militernya tewas dalam serangan roket pada Minggu malam tersebut. Media Iran menyebut laporan yang mengutip sumber pemberontak Suriah sepenuhnya salah.
Komandan Divisi Fatemiyoun, milisi Syiah pro-pemerintah Suriah yang didukung oleh Iran, juga mengatakan kepada Mehr bahwa pangkalannya di dekat Aleppo tidak diserang.
Sebelumnya, Sky News Arabia melaporkan, mengutip sumber pemberontak, bahwa lebih dari 40 orang diduga telah tewas dalam serangan tersebut. Beberapa media AS dan Inggris juga mengatakan bahwa lusinan orang Iran diduga berada di antara mereka yang tewas dalam insiden di Hama dan Aleppo.
"AS mencoba memprovokasi negara-negara tertentu di kawasan ini (Timur Tengah), khususnya Arab Saudi, menjadi konfrontasi dengan Iran," katanya pada Senin.
"Amerika tidak mau menanggung biaya dalam menghadapi Republik Islam. Sebaliknya, Washington ingin Muslim memerangi Muslim," ujarnya.
Khamenei mengatakan dengan alasan yang dia paparkan itulah AS harus meninggalkan Tengah Timur.
"Apa yang terbaik dari Washington menyebabkan ketidakamanan," kata Khamenei. "Ke mana pun mereka (AS) menginjakkan kaki, mereka membawa malapetaka kepada rakyat," imbuh dia seperti dikutip kantor berita Mehr.
"AS-lah yang perlu pergi, bukan Republik Islam," paparnya menyindir Washington yang berekad membendung pengaruh Iran di Timur Tengah."Asia Barat adalah rumah orang Iran, sementara AS adalah orang luar dengan tujuan nakal, berusaha untuk memicu hasutan” di wilayah" kata Khamenei.
Pemimpin Tertinggi Iran ini lantas memperingatkan kekuatan regional untuk tidak menyerah pada provokasi AS. Menurutnya, jika negara-negara regional menghadapi Iran, maka mereka akan menderita kekalahan yang menentukan.
"Jika AS atau sekutunya memutuskan untuk menyerang Republik Islam atau pangkalannya, tindakan mereka akan bertemu dengan tanggapan yang jauh lebih kuat," ujar Khamenei.
Pernyataannya muncul hanya beberapa jam setelah pangkalan militer Suriah di Hama dan Aleppo diserang roket oleh musuh misterius.
Teheran membantah laporan yang menyebut belasan personel militernya tewas dalam serangan roket pada Minggu malam tersebut. Media Iran menyebut laporan yang mengutip sumber pemberontak Suriah sepenuhnya salah.
Komandan Divisi Fatemiyoun, milisi Syiah pro-pemerintah Suriah yang didukung oleh Iran, juga mengatakan kepada Mehr bahwa pangkalannya di dekat Aleppo tidak diserang.
Sebelumnya, Sky News Arabia melaporkan, mengutip sumber pemberontak, bahwa lebih dari 40 orang diduga telah tewas dalam serangan tersebut. Beberapa media AS dan Inggris juga mengatakan bahwa lusinan orang Iran diduga berada di antara mereka yang tewas dalam insiden di Hama dan Aleppo.
Credit sindonews.com