Ilustrasi. (REUTERS/Stringer)
"Kini sedang dalam fase integrasi di bawah bimbingan Rafael Israel," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Filipina, Arsenio Andolong dalam sebuah pernyataan.
Dilansir The Inquirer, Angkatan Laut Filipina juga menerima peluncur rudal Typhoon MLS-ER, dan sistem perluru kendali Mini Typhoon 12,77 mm dari Israel.
Pejabat senior Angkatan Laut Filipina menyatakan sistem rudal Israel tersebut tiba sekitar dua minggu lalu. Dia menilai rudal itu bakal menjadi terobosan, karena merupakan aset angkatan laut pretama yang memiliki kemampuan menembak rudal.
"Ini membuat Angkatan Laut lebih kredibel. Angkatan Bersenjata lebih kredibel. Artinya, kita lebih kredibel saat berpatroli di wilayah yang menjadi tanggung jawab kita," kata pejabat yang tidak mau disebut namanya itu seperti dilansir Inquirer, media Filipina, Rabu (2/5).
Sistem peluru kendal atau rudal Spike-ER mampu menjangkau sesaran hingga delapan kilometer. Rudal seharga 270 juta peso (sekitar Rp72,8 miliar) itu akan dipasang di kapal perang Filipina. Filipina mengalokasikan 125 miliar peso (sekitar Rp33,7 triliun) selama lima tahun ke depan untuk memodernisasi militer dengan kapal perang, jet tempur, helikopter, pesawat mata-mata, drone dan sistem radar.
Credit cnnindonesia.com