“Saya akan terus memperbarui informasi yang ada kepada masyarakat. Bapak Kapolri sedang take off menuju Surabaya,” ungkap Kombes Pol Frans Burung.
Ledakan bom di Gereja Jalan Diponegoro menewaskan tiga orang dan mengakibatkan empat orang luka-luka. Jalan Diponegoro juga ditutup total oleh polisi untuk mengamankan gereja yang juga menjadi salah satu sasaran bom bunuh diri.
Sebuah ambulans dari salah satu rumah sakit swasta disiagakan guna membantu proses evakuasi. Sejumlah perawat dan dokter juga tampak siaga di sekitar lokasi kejadian.
Sementara itu, seorang ibu mendadak menangis dan dipapah oleh aparat keamanan. Dia mencari saudaranya bernama Martha yang kebetulan berada didalam gereja. Namun, salah satu dokter menyebut bahwa Martha hanya mengalami luka ringan dan sudah menjalani perawatan di rumah sakit.
Credit sindonews.com
Update Bom Surabaya, Jumlah Korban Tewas 13 Orang
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, ke-13 orang itu adalah tujuh orang di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, tiga orang di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan tiga orang di Gereja Pantekosta Jalan Arjuno. "Sedangkan korban luka-luka yag masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di berjumlah 41 orang," katanya, Minggu (13/5/2018)
Menurutnya, semua korban yang meninggal dunia dipusatkan di Rumah Sakit Bhayangkara. Ini dilakukan untuk pendataan postmortem dan antemortem.
Antemortem merupakan data-data fisik khas korban sebelum meninggal. Mulai dari pakaian atau aksesoris yang terakhir kali dikenakan, barang bawaan, tanda lahir, tato, bekas luka, cacat tubuh, foto diri, berat dan tinggi badan, serta sampel DNA. Sementara postmortem merupakan data-data fisik yang diperoleh melalui personal identification setelah korban meninggal. Seperti sidik jari, golongan darah, konstruksi gigi dan foto diri korban pada saat ditemukan lengkap dengan barang-barang yang melekat di tubuhnya dan sekitarnya, bahkan termasuk isi kantong pakaiannya.
"Identitas korban masih belum dapat kami sampaikan karena data primer seperti gigi dan sidik jari masih belum lengkap," tandasnya.
Credit sindonews.com