Selasa, 03 April 2018

Menhan Inggris Anggap Putin Ancaman Nyata Perang Dunia III


Menhan Inggris Anggap Putin Ancaman Nyata Perang Dunia III
Presiden Rusia Vladimir Vladimirovich Putin. Foto/REUTERS/Sergei Karpukhin


LONDON - Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Gavin Williamson menganggap sosok Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai ancaman nyata terhadap pecahnya Perang Dunia III. Dia blakblakan bahwa Inggris saat ini telah memasuki "era baru peperangan".

Menurut Williamson, Putin akan memicu Perang Dunia III jika dia terus berusaha menumbangkan, melemahkan dan memengaruhi negara di seluruh dunia.

Dia pernah mengecam pemimpin Kremlin itu setelah Inggris menuduh Moskow mendalangi serangan racun saraf Nivichok terhadap mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal di Salisbury, Inggris selatan.

"Putin berinvestasi dalam rudal jarak jauh, membual tentang sistem nuklir dan terlibat dalam operasi siber yang kurang ajar," katanya.

"Kita tidak boleh lupa ini adalah penggunaan ofensif agen saraf pertama di Eropa sejak Perang Dunia II," ujar Williamson.

"Ini adalah penggunaan kekuatan yang ilegal dan menghina terhadap negara kami oleh Negara Rusia, membahayakan nyawa tak berdosa," imbuh dia.

"Tanggapan Kremlin adalah melepaskan gelombang pasang smear, kebohongan dan ejekan," papar Menhan Inggris tersebut, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (2/4/2018).

Williamson menegaskan bahwa negaranya telah memasuki "era baru peperangan"."Kita harus melawan atas meningkatnya bahaya berbasis negara dan bereaksi terhadap ketidakstabilan global yang berkembang," katanya.

Dia memuji langkah Perdana Menteri Theresa May yang mengalokasikan dana tambahan 800 juta poundsterling untuk anggaran departemennya.

"Jika kita ragu-ragu tentang bahaya yang ditimbulkan oleh Moskow, kita hanya perlu melihat peristiwa di Salisbury," ujarnya.

Rusia telah meminta Inggris mengavakuasi 50 diplomatnya dari Moskow setelah Kremlin marah akibat negara-negara gerakan poros Barat mengusir sekitar 130 diplomat dan mata-mata Rusia.

Kremlin telah menyangkal terlibat apalagi mendalangi serangan racun terhadap Skripal dan putrinya, Yulia Skripal, di Salisbury pada 4 Maret 2018 lalu. Rusia telah menuntut Inggris menyodorkan bukti atas tuduhannya dan menawarkan kerja sama untuk penyelidikan kasus itu di bawah pengawasan Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW).

Namun, London mengabaikan tuntutan Moskow. Rusia yang telah mengirimkan 14 pertanyaan janggal kepada Inggris terkait kasus Skripal kini menuduh balik bahwa kasus ini dibuat oleh London. 





Credit  sindonews.com