Hubungan internasional saat ini sedang keruh.
CB,
MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan situasi dunia saat
ini sedang kacau. Hal itu ia utarakan saat menerima para duta besar
asing di Moskow pada Rabu (11/4).
Kendati tidak mengacu pada konflik tertentu, Putin mengakui tentang
keruhnya hubungan internasional saat ini. "Situasi di dunia menjadi
semakin kacau. Namun demikian, kami berharap bahwa akal sehat akhirnya
akan menang dan hubungan internasional akan kembali ke jalur yang
konstruktif, lalu sistem global akan menjadi lebih stabil dan dapat
diprediksi," kata Putin, dilaporkan laman kantor berita Rusia
TASS.
Di
hadapan para duta besar asing, Putin mengungkapkan tentang pentingnya
peran diplomat. "Hari ini peran diplomasi dan diplomat sangat penting.
Diplomasi memiliki lingkup kerja yang baik yang ditujukan untuk
mengembangkan solusi optimal yang bergantung pada keseimbangan berbagai
kepentingan," ucapnya.
Menurut Putin peran diplomat
diperlukan untuk menjawab tantangan-tantangan global saat ini, mencakup
terorisme, perdagangan narkoba, perubahan iklim, dan proliferasi senjata
pemusnah massal. Ia menyebut Rusia akan mencoba menghadapi
tantangan-tantangan tersebut.
"Rusia akan terus secara
konsisten berkomitmen untuk memperkuat keamanan dan stabilitas global
serta regional dan sepenuhnya mematuhi kewajiban internasionalnya,
membangun kerja sama konstruktif dengan para mitra berdasarkan pada
penghormatan yang bergantung pada norma-norma hukum internasional dan
Piagam PBB," kata Putin menerangkan.
Saat ini Rusia
diketahui tengah terlibat perselisihan dengan beberapa negara Barat
terkait isu Suriah dan penyerangan Sergei Skripal. Di Suriah, Rusia yang
menjadi sekutu utama Presiden Bashar al-Assad tengah bersiap menghadapi
opsi militer yang hendak diambil Amerika Serikat (AS) dan para
sekutunya. Opsi militer ini berkaitan dengan serangan gas beracun di
Douma, Ghouta Timur, pekan lalu.
Rezim Assad dituduh
sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan di Douma. Namun hal
ini telah dibantah oleh pemerintah Suriah dan Rusia. Selain perihal
Suriah, Rusia juga tengah berselisih dengan AS, Inggris, dan beberapa
negara Eropa lainnya akibat kasus penyerangan Sergei Skripal. Skripal
merupakan warga Inggris yang pernah menjadi agen mata-mata Rusia. Ia dan
putrinya Yulia diserang dengan menggunakan agen saraf novichok di
Salisbury, Inggris, awal Maret lalu.
Inggris menuding
pemerintah Rusia menjadi aktor di balik aksi penyerangan tersebut.
Tuduhan itu pun dibantah. Putin menegaskan negaranya tak lagi memiliki
senjata kimia karena seluruhnya telah dimusnahkan di bawah pengawasan
Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW).
Namun sangkalan
Putin tak memberi pengaruh apa pun. Perdana Menteri Inggris Theresa May
memutuskan mengusir 23 diplomat Rusia dari negaranya. May menuding
mereka sebagai mata-mata yang menyamar sebagai diplomat.
Aksi
pengusiran tersebut segera dibalas oleh Rusia. Selain mengusir 23
diplomat Inggris, Rusia juga menghentikan segala aktivitas British
Council di negaranya.