Ilustrasi. (Reuters/Mohamed Abd El Ghany)
Jakarta, CB --
Kelompok militan dikabarkan menewaskan 18 orang dalam sebuah
serangan terhadap konvoi keamanan di Sinai Utara Mesir, Senin (11/9).
Demikian sumber keamanan dan medis yang dikutip dari AFP. Pada konvoi itu, polisi dan tentara tengah memerangi pemberontakan jihad.
Kementerian Dalam Negeri mengkonfirmasi sebuah serangan di sekitar kota Bir al-Abed. Serangan itu menyebabkan kematian sejumlah orang dan luka-luka.
Militan yang berafiliasi dengan kelompok radikal agamis itu berbasis di Sinai Utara. Mereka telah membunuh ratusan tentara dan polisi pada 2013, sejak presiden Mohamed Morsi digulingkan.
Insiden Senin ini terjadi ketika sebuah kendaraan mencoba menerobos konvoi keamanan yang melintas di antara Qantara dekat kota pelabuhan Ismailiyah di Mesir, dan El-Arish, ibu kota Sinai Utara.
Kementerian Dalam Negeri mengkonfirmasi sebuah serangan di sekitar kota Bir al-Abed. Serangan itu menyebabkan kematian sejumlah orang dan luka-luka.
Militan yang berafiliasi dengan kelompok radikal agamis itu berbasis di Sinai Utara. Mereka telah membunuh ratusan tentara dan polisi pada 2013, sejak presiden Mohamed Morsi digulingkan.
Insiden Senin ini terjadi ketika sebuah kendaraan mencoba menerobos konvoi keamanan yang melintas di antara Qantara dekat kota pelabuhan Ismailiyah di Mesir, dan El-Arish, ibu kota Sinai Utara.
ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pihaknya
mengaku membunuh delapan tentara Mesir dalam sebuah penyergapan di
pinggiran kota El-Arish, sebagaimana dikabarkan kantor berita Aamaq,
yang berafiliasi dengan ISIS.
"Saat pasukan menangani mobil tersebut, pesawat tersebut meledak," kata kementerian tersebut.
Ledakan tersebut diikuti oleh baku tembak dengan "elemen militan yang bersembunyi di daerah gurun di sepanjang jalan," katanya.
"Hal ini menyebabkan kemartiran beberapa individu yang konvoi dan melukai orang lain," katanya.
Tidak jelas apakah warga sipil termasuk di antara korban tewas tersebut.
Amerika Serikat mengutuk serangan tersebut. "Kami akan terus berdiri dengan Mesir menghadapi ancaman terorisme," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Sementara afiliasi ISIS di Mesir telah melakukan serangan di tempat lain termasuk di Kairo, dan telah mengklaim serangan tersebut telah membunuh lebih dari 100 orang Kristen Koptik sejak Desember.
"Saat pasukan menangani mobil tersebut, pesawat tersebut meledak," kata kementerian tersebut.
Ledakan tersebut diikuti oleh baku tembak dengan "elemen militan yang bersembunyi di daerah gurun di sepanjang jalan," katanya.
"Hal ini menyebabkan kemartiran beberapa individu yang konvoi dan melukai orang lain," katanya.
Tidak jelas apakah warga sipil termasuk di antara korban tewas tersebut.
Amerika Serikat mengutuk serangan tersebut. "Kami akan terus berdiri dengan Mesir menghadapi ancaman terorisme," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Sementara afiliasi ISIS di Mesir telah melakukan serangan di tempat lain termasuk di Kairo, dan telah mengklaim serangan tersebut telah membunuh lebih dari 100 orang Kristen Koptik sejak Desember.
Credit cnnindonesia.com