JENEWA
- Angkatan Udara Presiden Suriah Bashar al-Assad melakukan serangan gas
sarin di Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib, pada medio April lalu.
Serangan tersebut menewaskan setidaknya 83 warga sipil. Demikian laporan
Komisi Penyelidik PBB.
Laporan terakhir Komisi Penyelidik di Suriah menemukan bukti kuat terhadap tuduhan tersebut. Serangan tersebut merupakan satu dari 20 serangan senjata kimia yang dilakukan oleh pemerintah Suriah dalam empat tahun terakhir.
"Kami telah menganalisis semua interpretasi lainnya tentang siapa yang mungkin telah melakukan serangan tersebut," kata ketua komisi Paulo Pinheiro pada sebuah konferensi pers di Jenewa.
"Adalah tugas kami untuk memverifikasi tuduhan ini, dan kami menyimpulkan bahwa serangan ini dilakukan oleh angkatan udara Suriah," jelasnya seperti dikutip dari Associated Press, Kamis (7/9/2017).
Laporan ini adalah laporan ke-14 yang dibuat oleh komisi tersebut sejak dibentuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 2011, bekerja dari bulan Maret sampa awal Juli. Laporan ini didasarkan pada informasi yang diambil dari citra satelit, video, foto, catatan medis, dan lebih dari 300 wawancara.
"Komisi tersebut menemukan bahwa ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa pasukan Suriah menyerang Khan Sheikhoun dengan bom sarin sekitar pukul 6.45 pagi pada tanggal 4 April, yang merupakan kejahatan perang dengan menggunakan senjata kimia dan serangan tanpa pandang bulu di wilayah yang didiami penduduk sipil," bunyi laporan tersebut. .
Komisi tersebut mengatakan bahwa serangan kimia Khan Sheikhoun tersebut menewaskan setidaknya 83 orang dan melukai 293 orang. Serangan itu termasuk di antara empat serangan kimia yang dihitung komisi selama masa penyelidikannya, termasuk penggunaan senjata mengandung klorin di tiga lokasi lainnya.
Dokumen tersebut juga mendokumentasikan 25 insiden penggunaan senjata kimia di Suriah antara Maret 2013 dan Maret 2017, dimana 20 di antaranya dilakukan oleh pasukan pemerintah dan digunakan terutama untuk melawan warga sipil.
Laporan tersebut, yang juga mendokumentasikan pelanggaran oleh cabang al-Qaida dan kelompok militan lainnya di Suriah. Dikatakan bahwa komisi tersebut sangat prihatin dengan dampak serangan udara koalisi terhadap warga sipil di Raqqa, di mana pejuang Suriah yang didukung Amerika Serikat (AS) sedang berjuang melawan ISIS. Laporan ini juga menuduh pasukan AS gagal melakukan semua tindakan pencegahan yang layak untuk melindungi warga sipil saat menyerang sebuah masjid di dekat Aleppo pada bulan Maret.
Laporan terakhir Komisi Penyelidik di Suriah menemukan bukti kuat terhadap tuduhan tersebut. Serangan tersebut merupakan satu dari 20 serangan senjata kimia yang dilakukan oleh pemerintah Suriah dalam empat tahun terakhir.
"Kami telah menganalisis semua interpretasi lainnya tentang siapa yang mungkin telah melakukan serangan tersebut," kata ketua komisi Paulo Pinheiro pada sebuah konferensi pers di Jenewa.
"Adalah tugas kami untuk memverifikasi tuduhan ini, dan kami menyimpulkan bahwa serangan ini dilakukan oleh angkatan udara Suriah," jelasnya seperti dikutip dari Associated Press, Kamis (7/9/2017).
Laporan ini adalah laporan ke-14 yang dibuat oleh komisi tersebut sejak dibentuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 2011, bekerja dari bulan Maret sampa awal Juli. Laporan ini didasarkan pada informasi yang diambil dari citra satelit, video, foto, catatan medis, dan lebih dari 300 wawancara.
"Komisi tersebut menemukan bahwa ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa pasukan Suriah menyerang Khan Sheikhoun dengan bom sarin sekitar pukul 6.45 pagi pada tanggal 4 April, yang merupakan kejahatan perang dengan menggunakan senjata kimia dan serangan tanpa pandang bulu di wilayah yang didiami penduduk sipil," bunyi laporan tersebut. .
Komisi tersebut mengatakan bahwa serangan kimia Khan Sheikhoun tersebut menewaskan setidaknya 83 orang dan melukai 293 orang. Serangan itu termasuk di antara empat serangan kimia yang dihitung komisi selama masa penyelidikannya, termasuk penggunaan senjata mengandung klorin di tiga lokasi lainnya.
Dokumen tersebut juga mendokumentasikan 25 insiden penggunaan senjata kimia di Suriah antara Maret 2013 dan Maret 2017, dimana 20 di antaranya dilakukan oleh pasukan pemerintah dan digunakan terutama untuk melawan warga sipil.
Laporan tersebut, yang juga mendokumentasikan pelanggaran oleh cabang al-Qaida dan kelompok militan lainnya di Suriah. Dikatakan bahwa komisi tersebut sangat prihatin dengan dampak serangan udara koalisi terhadap warga sipil di Raqqa, di mana pejuang Suriah yang didukung Amerika Serikat (AS) sedang berjuang melawan ISIS. Laporan ini juga menuduh pasukan AS gagal melakukan semua tindakan pencegahan yang layak untuk melindungi warga sipil saat menyerang sebuah masjid di dekat Aleppo pada bulan Maret.
Credit sindonews.com