Sistem peringatan dini NASA rilis temuan asteroid tersebut.
Asteroid menghantam bumi (foto ilustrasi) (The Sidney Morning Herald)
CB – Sistem
peringatan dini Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan, Senin 31 Oktober 2016, sebuah asteroid dideteksi akan
melintasi Bumi, asteroid itu bernama asteroid “Halloween”.
Saat melintas, Halloween diperkirakan berjarak 310 ribu mil dari Bumi. Dilihat dari jaraknya cukup dekat, sebab jarak lintasan itu sekitar 1,3 kali jarak Bumi ke Bulan. Mengingat hal tersebut, NASA pun membuat peringatan dini atas temuan tersebut.
Dilansir Metro.co.uk, Senin 31 Oktober 2016, Paul Chodas dari Jet Propulsion Laboratory NASA menyatakan, mereka telah menemukan keberadaan asteroid Halloween sejak lima hari yang lalu, tepatnya 25 Oktober 2016, menggunakan teleskop di Hawaii.
“Ketika teleskop pertama menemukan objek bergerak. Semua yang Anda tahu adalah, itu hanya sebuah titik, bergerak di langit,” kata Chodas.
Secara ukuran, NASA mengatakan, asteroid Halloween itu hampir setara dengan meteorit Chelyabinsk, yang pernah menghantam Rusia pada 2013. Sistem peringatan dini NASA menyebutkan, asteorid Halloween kemungkinan berdiameter 25 meter, sedangkan meteorit Chelyabinsk berdiameter 20 meter.
Chodas mengatakan, perkiraan yang didapat dari teleskop memang menjadi panduan bagi peneliti NASA untuk menentukan apakah bahaya atau tidak objek yang melewati dekat dengan orbit Bumi.
Chobas menambahkan, dengan makin banyak teleskop yang ada, maka manusia makin bisa mendapatkan informasi yang lebih detail tentang objek antariksa yang dekat dengan Bumi.
Saat melintas, Halloween diperkirakan berjarak 310 ribu mil dari Bumi. Dilihat dari jaraknya cukup dekat, sebab jarak lintasan itu sekitar 1,3 kali jarak Bumi ke Bulan. Mengingat hal tersebut, NASA pun membuat peringatan dini atas temuan tersebut.
Dilansir Metro.co.uk, Senin 31 Oktober 2016, Paul Chodas dari Jet Propulsion Laboratory NASA menyatakan, mereka telah menemukan keberadaan asteroid Halloween sejak lima hari yang lalu, tepatnya 25 Oktober 2016, menggunakan teleskop di Hawaii.
“Ketika teleskop pertama menemukan objek bergerak. Semua yang Anda tahu adalah, itu hanya sebuah titik, bergerak di langit,” kata Chodas.
Secara ukuran, NASA mengatakan, asteroid Halloween itu hampir setara dengan meteorit Chelyabinsk, yang pernah menghantam Rusia pada 2013. Sistem peringatan dini NASA menyebutkan, asteorid Halloween kemungkinan berdiameter 25 meter, sedangkan meteorit Chelyabinsk berdiameter 20 meter.
Chodas mengatakan, perkiraan yang didapat dari teleskop memang menjadi panduan bagi peneliti NASA untuk menentukan apakah bahaya atau tidak objek yang melewati dekat dengan orbit Bumi.
Chobas menambahkan, dengan makin banyak teleskop yang ada, maka manusia makin bisa mendapatkan informasi yang lebih detail tentang objek antariksa yang dekat dengan Bumi.
Credit VIVA.co.id
Ada 15 Ribu Komet dan Asteroid yang Bisa Mengancam Bumi
Angka tersebut naik signifikan dari beberapa tahun lalu.
Asteroid dalam perjalanan ke Bumi (ilustrasi) (dailymail.co.uk)
Dilansir New atlas, Senin 31 Oktober 2016, tim astronom menggunakan teleskop tercanggih, Pan-STARRSdidi Hawaii dan Catalina Sky Survey di Arizona untuk mencari keberadaan komet dan asteroid dekat Bumi.
“Tingkat penemuan telah tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Tim di seluruh dunia telah menemukan rata-rata 30 objek tersebut per minggu," kata Ettore Perozzi.
Angka tersebut, meningkat signifikan dibanding beberapa dekade lalu. Beberapa puluh tahun lalu, rata-rata ditemukan 30 objek dekat Bumi baru pada tahun-tahun tertentu.
Menurut Perozzi, komet dan asteroid yang mereka temukan 90 persen memiliki lebar dari seribu meter, dan hanya 10 persen di antaranya dengan lebar kira-kira 100 meter dan hanya satu persen yang lebarnya 40 meter.
Bicara soal dampaknya, bisa dilihat dari pengalaman di meteor Chelyabinsk, Rusia pada tiga tahun yang lalu. Meteorit yang ukuran 20 meter saja, menyebabkan 15 ribu orang terluka dan beberapa bangunan rusak parah. Dampak yang lebih besar bakal dirasakan jika komet maupun asteroid berukuran 40 menghantam wilayah bumi, apalagi ukuran 1000 meter.
Mengingat dampak dan bahayanya, para astronom berusaha mencegah risiko, salah satunya dengan pengamatan intensif lewat teleskop. Menurut survei Large Synoptic Survey Telescope, pada 2022, Chile akan dihantam komet.
Credit VIVA.co.id