Selasa, 08 November 2016

Ilmuwan Siap Daki Gunung Hawaii Demi ke Mars

 
Ilmuwan Siap Daki Gunung Hawaii Demi ke Mars  
Ilustrasi simulasi Mars di Hawaii. (Dok. HI-SEAS/University of Hawaii)
 
Jakarta, CB -- Tim ilmuwan yang bekerjasama dengan NASA untuk menggapai mimpi ke Mars dinyatakan siap mengeksplorasi gunung berapi Hawaii sebagai lokasi simulasi.

Para ilmuwan akan mendaki Mauna Ulu untuk latihan mengumpulkan sampel batu sebagai persiapan mereka saat di Planet Merah kelak.

Proyek ini bernama BASALT, yang memiliki kepanjangan Biologic Analog Science Associated with Lava Terrains.

Dilaporkan The Hawaii Tribune-Herald, ilmuwan bakal mengkombinasikan ilmu biologi dan geologi selama berada di Hawaii Volcanoes National Park.

Salah satu perhatian dari pengumpulan sampel tersebut adalah kontaminasi batu yang kemungkinan sudah menjadi sarang bakteri.

"Sungguh, alasan utama pergi ke Mars adalah melihat apakah ada potensi kehidupan di sana," ujar anggota tim ilmuwan John Hamilton dari University of Hawaii.

Ia melanjutkan, "banyak geologi yang menakjubkan. Tapi apakah kita hanya sendiri?"

Menurut penuturan Hamilton, tim ilmuwan tidak akan mengenakan seragam antariksa seperti misi serupa sebelumnya.

Ruang pengendali misi tetap dihadirkan dan bertempat di Kilauea Military Camp. Proyek ini bakal dibantu oleh 20 mahasiswa University of Hawaii.

Sementara rentang komunikasi para ilmuwan di lapangan akan diperlambat sekitar lima sampai 20 menit dengan tim pengendali misi 'Bumi' agar betul-betul merasa seperti misi Mars sungguhan.

Sayangnya tak ada informasi lebih lanjut mengenai durasi proyek ini akan berjalan.

Lahan di Hawaii memang dipercaya memiliki kesamaan dengan kondisi permukaan di Mars. Tentu proyek BASALT bukan satu-satunya.

Pada akhir Agustus kemarin, enam ilmuwan telah menyelesaikan misi simulasi Mars yang dijalankan sejak 28 Agustus 2015 lalu.

Tim ilmuwan itu menjalani simulasi terpencil di sekitar lereng Mauna Loa, Hawaii.

Simulasinya dinamakan program Hawaii Space Exploration Analog and Simulation (HI-SEAS), di mana enam ilmuwan 'dikurung' di dalam sebuah ruang simulasi berbentuk kubah bertenaga surya dengan lebar 10 meter dan tinggi 6 meter.


Selain Hawaii, destinasi lain juga mulai dilirik. Organisasi nirlaba Mars Society yang berbasis di Colorado, Amerika Serikat telah memulai misi simulasi Mars di Utah pada akhir September kemarin.

Simulasi tersebut bernama "Mars 160", di mana tujuh ilmuwan dari enam negara berbeda menghabiskan waktu selama 160 hari di gurun pasir Utah dan kawasan Kanada yang mengarah ke Kutub Utara.

Sejatinya, durasi 160 hari tersebut dibagi menjadi dua, yakni 80 hari di Mars Desert Research Station di Utah dan 80 hari sisanya di lingkungan Kutub Utara. Simulasi pertama dari Mars Society ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan manusia tentang bagaimana mengeksplorasi permukaan Mars.






Credit  CNN Indonesia