Senin, 09 Maret 2015

Satu Tersangka Kasus Pembunuhan Oposisi Rusia Ledakkan Diri


Satu Tersangka Kasus Pembunuhan Oposisi Rusia Ledakkan Diri  
Petugas kepolisian memeriksa mayat Boris Nemtsov. (CNN Indonesia/Reuters/Pavel Bednyakov)
 
Jakarta, CB -- Otoritas Rusia sudah menangkap lima orang tersangka dalam kasus pembunuhan tokoh oposisi Boris Nemtsov. Tersangka keenam diduga membunuh dirinya sendiri saat hendak ditangkap polisi di ibu kota Republik Chechen.

Beslan Shavanov, nama tersangka itu, dikepung di sebuah bangunan di Grozny, pada Sabtu (7/3) sore. Seperti dilaporkan Rusia 24, polisi mencoba menangkap Shavanov. Tapi dia disebut melemparkan granat ke arah polisi, sebelum akhirnya meledakkan dirinya sendiri.

Ini terjadi tak lama setelah Rusia mengumumkan telah melakukan lima penangkapan terkait pembunuhan terhadap Nemtsov yang terjadi pada akhir Februari lalu. Salah satu tersangka mengaku punya alibi.

“Pada saat pembunuhan saya sedang bekerja sebagaimana biasanya, ada banyak orang, kolega, siapa yang akan mengkonfirmasi ini,” kata salah seorang tersangka bernama Tamerlan Eskerkanov,

Dua berkas tersangka secara resmi telah dilimpahkan dan tiga orang masih dalam status tersangka. Begitu kata juru bicara pengadilan, Anna Fadeyeva.

Nemtsov, salah seorang pengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin tewas ditembak di punggungnya di sebuah jembatan di Moskow, ketika berjalan dengan teman wanitanya dekat Kremlin. Video pengamatan memperlihatkan seseorang berjalan cepat dari bahu jalan dan masuk ke dalam sebuah mobil.

Seperti dilansir CNN dari laporan Sputnik News, dua dari tersangka itu adalah Anzor Gubashev dan Zaur Dadayev. Yang lain adalah Ramzan Bakhayev dan Shagit Gubashev, adik bungsu Anzor.

Dadayev sebelumnya bekerja sebagai petugas polisi di Batalion kepolisian Chechen dan pernah jadi wakil komandan grup di Kementerian Dalam Negeri Republik Chechen. Sedangkan Gubashev bekerja di sebuah perusahaan keamanan di Moskow.

Gubashev ditangkap di antara kota Malgobek dan desa Voznesenovskaya. Sementara Dadayev diciduk di Kota Magas.

Credit  CNN Indonesia