Serangan Israel tahun lalu telah
menewaskan ribuan warga sipil Gaza, lebih dari 500 di antaranya
anak-anak. PBB serukan penyelidikan insiden ini secepatnya.
(Reuters/Suhaib Salem)
Diberitakan Reuters, hal ini disampaikan oleh Makarim Wibisono, mantan Duta Besar Indonesia yang menjadi pelapor khusus PBB untuk HAM di Palestina, di Jenewa pada Selasa (3/2).
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan bahwa forum HAM PBB terlalu terobsesi untuk membuktikan pelanggaran Israel. Kerry mengatakan bahwa AS akan membela Israel dari upaya untuk mengisolir negara itu.
Makarim mengatakan, sekitar 2.256 warga Palestina terbunuh dalam konflik Juli-Agustus 2014, sebanyak 1.563 di antaranya adalah warga sipil, termasuk 538 anak-anak. Sementara di kubu Israel 66 tentara dan lima warga sipil tewas.
"Perbedaan yang mencolok pada korban tewas kedua kubu mencerminkan perbedaan kekuatan yang tidak seimbang dan kerugian yang tidak proporsional diderita warga sipil Palestina, memicu pertanyaan soal apakah Israel mematuhi hukum internasional soal tindakan pencegahan yang seimbang dan sesuai tujuan," kata Makarim.
Makarim mengaku telah mewawancarai warga Gaza korban serangan di pengungsian di Amman dan Kairo. Dia juga melakukan wawancara terhadap warga di Gaza melalui video karena dilarang Israel masuk wilayah yang diblokade tersebut.
Laporan terpisah menunjukkan adanya dugaan kejahatan yang dilakukan oleh kedua kubu.
Makarim mengatakan bahwa korban sipil bukanlah "orang yang berdiri di jalan di tempat dan waktu yang salah, tapi kebanyakan adalah keluarga yang terbunuh dalam serangan rudal di rumah mereka sendiri, terutama di malam hari."
Rudal Israel yang gagal meledak kini tercecer di Gaza, memicu lebih banyak korban jatuh. Diperkirakan ada 7.000 peledak yang harus dijinakkan. Sementara itu, 200 ribu orang masih kehilangan tempat tinggal, dan 450 ribu lainnya kesulitan air bersih.
Credit CNN Indonesia