Rabu, 04 Maret 2015

Maut Menjemput Para Pengkritik Vladimir Putin


Maut Menjemput Para Pengkritik Vladimir Putin 
 Boris Nemtsov bukan satu-satunya tokoh oposisi yang tewas terbunuh di Rusia. Sebelumnya, banyak yang tewas karena mengungkap berbagai kasus pemerintah Rusia. (Reuters/Sergei Karpukhin)
 
Moskow, CB -- Publik Rusia dikejutkan oleh pembunuhan tokoh oposisi pengkritik Vladimir Putin, tidak jauh dari Kremlin, Boris Nemtsov. Jika melihat ke belakang, Nemtsov bukan satu-satunya penentang Putin yang ditemukan tewas terbunuh.

Beberapa penentang Putin mengklaim bahwa pembunuhan para pengkritik Kremlin bukanlah hal yang kebetulan. Namun pemerintah Rusia membantah keterlibatan mereka dalam pembunuhan tersebut.

Berikut adalah beberapa nama tokoh yang terkenal menentang Putin dan menemui ajal dengan cara mengenaskan:

Anna Politkovskaya

Jurnalis, penulis dan aktivis HAM ini adalah wanita pengkritik kebijakan Putin pada perang di Chechnya. Kediamannya adalah tempat aman sebelum menjadi TKP pembunuhan.

Politkovskaya ditembak empat kali di pintu depan apartemennya pada Oktober 2006. Tahun lalu, pengadilan di Moskow menghukum penjara lima pria pelaku penembakan tersebut.

Pengadilan Moskow mengatakan bahwa seorang pria tidak dikenal meminta Lom-Ali Gaitukayev, otak pembunuhan tersebut, untuk membunuh Politkovskaya dengan bayaran US$150 ribu menyusul laporan pelanggaran HAM yang ditulisnya dan kasus lainnya.

Komite Perlindungan Jurnalis yang berbasis di New York mengatakan bahwa tulisannya soal pelanggaran HAM di Chechnya membuat wanita yang berusia 48 tahun itu banyak mendapatkan ancaman pembunuhan.

Sesaat setelah kematiannya, Putin membantah keterlibatan Kremlin. Putin saat itu mengatakan bahwa "kematian Politkovskaya lebih merusak bagi aparat di Rusia dan Republik Chechen ketimbang aktivitasnya."

Alexander Litvinenko

Mantan agen intelijen Rusia ini tewas diracun dengan polonium radioaktif yang dimasukkan ke dalam cangkir tehnya di sebuah hotel di London.

Litvinenko diduga dibunuh karena membongkar peran agen intelijen Rusia dalam beberapa pengeboman apartemen di negara itu tahun 1999, sebagai dasar alasan invasi Kremlin ke Chechnya setahun kemudian.

Dalam kalimat terakhirnya sebelum tewas pada November 2006, Litvinenko menyebut nama Putin sebagai orang yang mencoba membungkamnya dan membunuh Anna Politkovskaya.

"Kau memang sukses membungkam satu orang, tapi lolongan protes dari seluruh dunia akan menggema, Tuan Putin, di telingamu sepanjang hidupmu," kata Litvinenko.

Pemerintah juga membantah tuduhan itu dengan mengatakannya "tidak masuk akal."

Dua terduga pelaku utama peracunan terhadap Litvinenko adalah dua warga negara Rusia, Andrei Lugavoi dan Dmitry Kovtun, mantan agen keamanan Rusia. Namun mereka membantah dan pemerintah Rusia menolak mengekstradisi keduanya ke Inggris untuk diadili.

Anastasia Baburova dan Stanislav Markelov

Pada Januari 2009, seorang pria bertopeng menembak dan membunuh Markelov, pengacara HAM yang mengungkap pelanggaran oleh militer Rusia di Chechnya.

Baburova, jurnalis dari harian Novaya Gazeta juga terbunuh saat mencoba melawan pelaku.

Markelov adalah pengacara Rusia yang terkenal karena mewakili keluarga dari seorang wanita Chechen yang terbunuh oleh mantan kolonel Rusia pada Maret 2000.

Beberapa jam sebelum pembunuhannya, Markelov mengadakan konferensi pers menentang pembebasan Kolonel Yury Budanov, yang ditahan karena mencekik hingga tewas seorang remaja wanita Cechen. Budanov baru menjalani delapan dari 10 tahun masa tahanannya.

Saat itu pemimpin redaksi, Novaya Gazeta, Dmitry Muratov menduga Baburova ikut ditembak saat hendak melawan pelakunya. Namun ada dugaan dia juga merupakan target.

Pemerintah Rusia mengatakan bahwa pelakunya adalah dua orang anggota kelompok neo-Nazi yang telah divonis penjara.

Natalya Estemirova

Aktivis Chechnya ini diculik dari rumahnya pada Juli 2009 dan ditemukan tewas di Ingushetia. Tubuhnya diberondon tembakan, beberupa lubang terlihat di perut dan kepalanya.

Estemirova telah bertahun-tahun menyelidiki pelanggaran HAM di Chechnya.

Kepada CNN tahun 2007 dia mengatakan tengah menyelidiki puluhan penculikan dan pembunuhan yang telah menjadi pemandangan biasa di Chechnya. Menurut organisasi tempat Estemirova bekerja, Memorial, pelakunya adalah organisasi Chechen yang didukung Rusia.

The Guardian usai kematiannya memberitakan bahwa Presiden Chechen Ramzam Kadyrov dan ajudannya kerap mengancam Estemirova. Kadyrov membantah tuduhan ini.

Kematian Estemirova memicu ketegangan di antara para pemimpin Eropa.

"Berapa banyak lagi Natalya Estemirovas dan Anna Politkovskayas yang harus terbunuh sampai pemerintah Rusia melindungi orang-orang yang menyuarakan HAM rakyat Rusia?" kata terry Davis, sekretaris jenderan Dewan Eropa saat itu.

Boris Berezovsky

Pengusaha kawakan Rusia ini menentang pemerintahan Putin dan memilih mengasingkan diri ke Inggris.

Berezovsky menuduh Kremlin telah membunuh Litvinenko. Setiap tahunnya, Berezovsky juga membantu upaya janda Litvinenko menuntut penyelidikan atas kematian suaminya.

Tahun 2013, Berezovsky ditemukan tewas di rumahnya dengan tali melilit lehernya.

Apakah dia bunuh diri? Kepolisian menolak menyimpulkannya.

Dalam wawancara dengan telepon di sebuah stasiun televisi, Putin tidak menampik kemungkinan dinas rahasia Rusia berperan atas pembunuhan Berezovski, namun dia mengatakan tidak ada bukti soal itu.

Boris Nemtsov

Nemtsov, 55, adalah pejabat tinggi di partai oposisi Rusia, Partai Kebebasan Rakyat dan merupakan tokoh vokal penentang Putin.

Wakil perdana menteri di era Boris Yeltsin ini sempat ditahan beberapa kali karena berbicara menentang kebijakan Putin. Penahanan terbarunya adalah tahun 2011 saat dia memprotes hasil pemilu parlemen, dan pada 2012 bersama dengan ribuan demonstran anti Putin lainnya.

Terbaru, pria 55 tahun ini mengkritik kebijakan Putin ikut campur dalam perang saudara di Ukraina.

Setelah kematiannya Jumat lalu, pemimpin oposisi Ilya Yashin mengatakan bahwa Nemtsov telah membuat laporan soal tentara Rusia dan keterlibatan mereka di Ukraina.

Dalam wawancara beberapa jam sebelum kematiannya dengan majalah Newsweek, Newtsov mengatakan Rusia "tenggelam" di bawah kepemimpinan Putin dan mulai menjadi negara fasis.

Dia menuduh Putin menggunakan "propaganda Goebbels" -- merujuk pada Joseph Goebbels, menteri propaganda Nazi Jerman -- untuk mencuci otak rakyanya.

Nemtsov dijadwalkan memimpin aksi oposisi di Moskow hari Minggu lalu. Namun dua hari sebelum acara tersebut, dia ditembak mati saat berjalan pulang usai makan malam bersama kekasihnya. Pembunuhan itu terjadi hanya beberapa meter dari Kremlin.

Pemerintah Putin mengatakan bahwa Nemtsov terbunuh oleh musuh Rusia yang ingin menciptakan ketegangan politik. Namun kelompok oposisi menduga kuat Putin berada di balik kematiannya.


Credit  CNN Indonesia