Rabu, 04 Maret 2015

Inggris Ledek Uang Kertas Malvinas di Argentina


Inggris Ledek Uang Kertas Malvinas di Argentina 
Argentina mengeluarkan uang kertas bergambarkan pulau yang dipersengketakan dengan Inggris, memicu komentar cemoohan dari pemerintahan London. (BCRA)
 
London, CB -- Inggris meledek langkah Argentina yang membuat uang kertas bergambarkan pulau sengketa kedua negara. Menurut Inggris, Argentina hanya ingin mencari perhatian dengan memajang pulau tersebut di uang mereka.

Ketegangan kedua negara terkait pulau Malvinas, atau oleh Inggris disebut Falklands, masih terus terjadi setelah lebih dari 30 tahun peperangan memperebutkannya, menewaskan 755 tentara dari kedua negara.

Argentina yang tengah dilanda tingkat inflasi tinggi merilis disain baru uang kertas pecahan 50 peso bergambar pulau Malvinas. Menurut pemerintahan Cristina Fernández de Kirchner, ini adalah pengingat klaim Argentina terhadap Malvinas yang tidak pernah mati.

Langkah ini kemudian menuai ledekan dari Inggris yang mengatakan bahwa 50 peso atau sekitar Rp75 ribu setara harganya dengan perpolitikan Argentina.

"Untuk masalah uang kertas 50 peso, kami tidak bisa menghentikan Argentina melakukan ini. Nilainya hanya setara 3,72 pound sterling menurut nilai tukar saat ini. Dan saya kira mungkin setara dengan nilai politik mereka," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris, Hugo Swire.

Cemoohan juga datang dari para pengguna Twitter yang mengatakan, "Saat diluncurkan, uang kertas yang seharusnya bisa membeli dua buah roti kini hanya bisa membeli satu."



Uang kertas itu menampilkan pulau yang terletak 480 km dari Argentina dan lebih dari 12 ribu km dari Inggris. Di sisi lain uang tersebut terdapat gambar sosok pahlawan yang melawan kekuasaan Inggris pada 1833.

Menurut Swire, Argentina telah mengirimkan buku dan surat yang mengatakan bahwa Inggris tidak punya inisiatif untuk memulai dialog terkait pulau sengketa yang diyakini kaya minyak dan sumber daya itu.

Namun Swire mengatakan, dialog tidak akan dilakukan karena tidak sesuai dengan keinginan rakyat Falklands yang memihak Inggris.

"Mereka mengabaikan fakta bahwa beberapa orang di pulau itu telah memiliki nenek moyang di Falklands sejak sembilan generasi ke belakang, lebih panjang daripada perbatasan Argentina," kata Swire.


Credit  CNN Indonesia