Selasa, 17 Februari 2015

Tiongkok bangun kapal induk kedua

Kekuatan kapal induk: Sebuah model kapal induk Liaoning dipajang di Warung Mi Pulau Diaoyu di Beijing.  Tiongkok memandang kapal induk tersebut sebagai sebuah unjuk kekuatan di lautan Tiongkok Timur dan Selatan.  Kekuatan itu mungkin akan mengganda karena Tiongkok tampaknya sedang membuat kapal induk kedua. [AFP]
Kekuatan kapal induk: Sebuah model kapal induk Liaoning dipajang di Warung Mi Pulau Diaoyu di Beijing. Tiongkok memandang kapal induk tersebut sebagai sebuah unjuk kekuatan di lautan Tiongkok Timur dan Selatan. Kekuatan itu mungkin akan mengganda karena Tiongkok tampaknya sedang membuat kapal induk kedua. [AFP]


Tiongkok sangat menyukai manfaat yang didapat dari memiliki kapal induk, maka mereka membangun satu lagi.
Bahkan dengan dua kapal induk, Tiongkok tidak akan menantang langsung kekuatan AL AS yang memiliki 11 kapal induk bertenaga nuklir. Namun tetap saja, kapal induk kedua akan meningkatkan kemampuannya memamerkan kekuatan di lebih dari 90 persen Laut Tiongkok Selatan yang mereka klaim.
“Pembangunan kapal induk kedua dapat dimulai,” begitulah tajuk berita tanggal 1 Februari di surat kabar Global Times yang didukung pemerintah di Beijing. Surat kabar itu diterbitkan oleh media cetak resmi People’s Daily.
“Laporan akan kemenangan sebuah perusahaan dalam pelelangan pengadaan perlengkapan untuk kapal induk kedua Tiongkok, yang dikeluarkan melalui akun Weibo pemerintah daerah dan satu surat kabar, dipandang luas sebagai konfirmasi perdana bahwa Tiongkok akan membangun kapal induk kedua,” ditulis Global Times.
“Shangshang Cable Group, berperingkat pertama untuk perusahaan sejenisnya di Tiongkok dan kesepuluh di dunia, berhasil memenangkan lelang untuk kapal induk kedua Tiongkok dan akan menggantikan perusahaan-perusahaan asing dalam memasok perlengkapan untuk fregat dan kapal selam,” dikatakan Changzhou Evening News pada tanggal 31Januari.
“Hal ini dipandang sebagai konfirmasi resmi bahwa AL Tiongkok akan dilengkapi dengan kapal induk kedua selain Liaoning, yang mulai dioperasikan pada tahun 2012 setelah dibeli dari Ukraina pada tahun 1998,” kata Global Times. Liaoning, kapal induk berbobot 65.000 ton, memilik panjang 305 meter [999 kaki].
Setelah berita tersebut muncul di situs-situs media lain, posting di Weibo dan laporan di Changzhou Evening News kemudian dihapus.
Sudah tersebar laporan-laporan selama 18 bulan terakhir bahwa Tiongkok sedang mengerjakan kapal induk yang lebih canggih daripada Liaoning.
Foto galangan kapal tunjukkan pembangunan
“Baru-baru ini, terdapat foto-foto dari sebuah galangan kapal Tiongkok yang menampakkan sebuah bagian dari kapal induk baru sedang dibangun. Kapal induk tersebut tampak menyerupai kapal kelas Nimitz milik Amerika [berbobot 100.000 ton dan menggunakan sistem ketapel alih-alih landasan lompat ski untuk meluncurkan pesawat]. … Kapal tersebut tampak lebih besar daripada kapal induk baru [Liaoning] yang ditugaskan Tiongkok pada akhir tahun 2012,” ditulis StrategyPage.com pada tanggal 16 Agustus 2013.
Li Jie, analis AL Tiongkok di Beijing, membahas beberapa hal tentang program kapal induk Tiongkok.
“Sebuah kekuatan regional pada umumnya memerlukan tiga kapal induk, setidaknya dua, jika dia ingin berupaya mengendalikan udara dan perairan,” katanya kepada Global Times.
“Hanya ketika sebuah negara secara bersamaan menyiapkan satu kapal induk untuk perang, mengirim satu lagi untuk berlatih, dan melakukan pemeliharaan kapal ketiga, barulah dia bisa menjamin bahwa dia akan memiliki satu kapal induk yang siap untuk operasi militer setiap saat,” katanya. “Untuk menanggapi urusan maritim, terutama di laut lepas, satu kapal induk jelas belum cukup.”
Wang Min, sekretaris Partai Komunis dari Provinsi Liaoning tempat kapal induk pertama dilabuhkan, mengatakan Tiongkok sedang mengerjakan kapal kedua yang akan diselesaikan sekira tahun 2020, ditulis Japan Times pada tanggal 2 Februari.
Meski tidak resmi, laporan itu dengan cepat menarik dukungan luas di kalangan media Tiongkok.
“Para komentator nasionalis Tiongkok dengan cepat menanggapi laporan terbaru, menyerukan … agar dibangun lebih banyak kapal induk dengan adanya ‘provokasi yang didukung Barat,’” kata Japan Times.
“Tiongkok berhak membangun lebih banyak kapal induk,” sebagaimana dilaporkan Global Times. “Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok menghadapi provokasi dari negara-negara tetangga yang didukung pihak Barat terkait perselisihan di lautan Tiongkok Timur dan Selatan, yang memerlukan pencegahan militer lebih kuat demi menjaga keamanan nasional.”
Tiongkok akan gunakan pelajaran yang didapat dari Liaoning
Penulis Gordon G. Chang, analis keamanan Asia Timur, sependapat bahwa Tiongkok akan memasukkan pelajaran operasional yang mereka peroleh dari Liaoning ke dalam kapal induk kedua.
“Tiongkok, dengan Liaoning, telah membuktikan mereka mampu membeli kapal Soviet, melapisinya dengan cat abu-abu, dan mengapungkannya di perairan tenang. Kini mereka perlu menunjukkan bahwa mereka mampu membuat sesuatu yang sangat menakutkan. Dan mereka akan menggunakan kapal barunya untuk mengintimidasi. Atau setidaknya akan mencoba mengintimidasi,” katanya kepada Asia Pacific Defense Forum [APDF].
Chang memperingatkan bahwa pembangunan kapal induk Tiongkok yang kedua akan memicu perlombaan senjata di kawasan. Hal itu akan membuat negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Jepang menanggapinya dengan memperluas armada kapal selam mereka.
Greg Austin, menulis di The Diplomat pada tanggal 10 Februari, memandang pembuatan kapal induk kedua sebagai langkah yang tak terelakkan bagi AL Tentara Pembebasan Rakyat [PLA].
“Bagi banyak orang di Tiongkok, hal ini merupakan keharusan evolusi untuk sebuah negara yang begitu kaya dan memiliki kekuatan internasional. Bagi pemerintah, hal ini bagian dari kampanye tekno-nasionalis yang dirancang untuk menunjukkan bahwa negara sedang mendekati tingkat kekuatan internasional tertinggi,” tulisnya.
“Tiongkok masih mengevaluasi peran tempur yang layak bagi kapal induknya, jika kita memercayai pernyataan dari komandan AL PLA, Laksamana Wu Shengli, pada tanggal 12 September 2013. Dia memperkirakan masih ada beberapa tahun pengujian dan evaluasi,” tulis Austin.
Kapal induk tersebut bisa jadi sekadar jenis Kuznetsov/Liaoning yang ditingkatkan, ditulis StrategyPage.com pada tahun 2013.



Credit APDForum