Selasa, 03 Februari 2015

Ganti Pemerintahan, Proyek Mobil Listrik Pindad Mati Suri

Ganti Pemerintahan, Proyek Mobil Listrik Pindad Mati Suri 
Presiden Joko Widodo (kanan) mendapat penjelasan dari Dirut PT Pindad Silmy Karim (kiri) saat kunjungan ke Divisi Senjata PT Pindad, Bandung, Jawa Barat. Pindad memutuskan untuk menghentikan produksi mobil listrik dan fokus mengembangkan alutsista. (ANTARA FOTO/Andhika Wahyu)
 
 
 
Jakarta, CB -- Pergantian pemerintahan dari Susilo Bambang Yudhoyono ke Joko Widodo (Jokowi) menimbulkan ganjalan tersendiri bagi PT Pindad (Persero). Instruksi mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan pada akhir Desember 2012 lalu, agar Pindad memproduksi massal mobil listrik 50 kilowatt (KW) buatannya ternyata tak diimbangi dengan permintaan yang tinggi dari masyarakat.

Alhasil BUMN dengan bisnis inti pembuatan alat dan mesin tempur tersebut memutuskan untuk menghentikan seluruh kegiatan terkait produksi mobil listrik tersebut. Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Pindad Silmy Karim yang mengatakan, sejak pemerintahan berganti sudah tidak ada lagi instruksi yang jelas bagi Pindad untuk meneruskan program mobil listrik yang tidak berkembang tersebut.

"Mungkin masyarakat kita masih berfikir naik mobil dengan bahan bakar minyak (BBM) lebih bergengsi," kata Silmy saat ditemui di Jakarta, Senin (2/2).

Alhasil, Silmy memutuskan agar Pindad kembali fokus ke industri alutsista dan nonalutsista yang memiliki potensi pasar yang tinggi. Menurutnya, upaya yang dilakukan Pindad untuk memproduksi mobil listrik sangat rumit dan kompleks termasuk untuk pembuatan komponen mesin atau motor penggeraknya.

"Mending buat produksi senjata yang jelas-jelas ada yang beli. Kendaraan itu sistemnya kompleks, menyangkut budaya di satu negara," jelasnya.

Meski demikian, Silmy mengaku Pindad masih sanggup memproduksi mobil listrik jika diperoleh dukungan yang jelas dari pemerintah.
Credit  CNN Indonesia