Senin, 02 Februari 2015

Dikira Naga, Kerangka Besar di Tiongkok Ternyata Dinosaurus



Dikira Naga, Kerangka Besar di Tiongkok Ternyata Dinosaurus Ilustrasi dinosaurus Mamenchisaurus. (Lida Xing/Universitas Alberta)
 
Jakarta, CB -- Naga adalah binatang mitologi orang Tiongkok. Awalnya tulang belulang memanjang yang ditemukan di Kota Quijang, di barat daya Provinsi Chongqing, Tiongkok, pada 2006, dikira belulang naga oleh penemunya, sekelompok petani.

Tapi ahli paleontology dari Universitas Alberta di Kanada kemudian mendapati bahwa tulang belulang itu adalah spesies baru dinosaurus yang hidup pada periode 160 juta tahun lalu, pada periode Jurassic Akhir.

Kenapa memanjang seperti ular? Rupanya yang tersisa adalah tulang belakang yang panjang. “Kami menemukan tulang belakang dinosaurus yang besar dengan tengkorak dan ekor,” kata Lida Xing, anggota tim peneliti dari Universitas Alberta, yang membuat penemuan itu, kepada CNN, Minggu (1/2).

“Tapi kami tidak menemukan tulang kaki,” katanya lagi. Masuk akal juga kalau kemudian sekelompok petani yang menggali tanah untuk membuat kolam ikan di kota Qijiang itu mengira mereka sudah menemukan belulang naga, binatang yang berbentuk hewan melata dalam penggambaran tradisi Tiongkok.

Kerangka sepanjang 15 meter itu kemudian dinamai Qijianglong alias Naga dari Quijang. Penelitian itu dipublikasikan di Journal of Vertebrate Paleontology.

Para ahli memasukkan spesies baru dinosaurus itu ke dalam grup Mamenchisaurus, yaitu kelompok dinosaurus yang terkenal dengan leher yang panjang. Panjang lehernya bisa setengah dari panjang badannya sendiri.

Dalam kasus Naga dari Quijang, ukuran panjang lehernya mencapai 7 meter lebih. Menariknya, mereka menemukan bagian kepala masih menempel dengan baik ke tulang leher. Ini sesuatu yang jarang ditemukan dalam penemuan belulang dinosaurus. Biasanya kepala dinosaurus gampang terlepas lantaran ukurannya kecil.

Berbeda dengan kebanyakan Mamenchisaurus, tulang leher Naga dari Quijang itu penuh dengan udara, sehingga lebih enteng.

Memperhatikan sambungan tulang lehernya, terlihat bahwa dinosaurus ini lebih mudah menggerakkan lehernya secara horizontal ketimbang ke samping. Diperkirakan dia lebih mudah makan dari pohon-pohon yang tinggi.

Sedangkan umumnya Sauropoda, alias dinosaurus leher panjang, yang sering tampil dalam film, contohnya film “The Land Before Time”, ukuran lehernya hanya sepertiga ukuran panjang badannya.

“Qijianglong adalah hewan yang menakjubkan. Kalau Anda bisa membayangkan hewan yang setengah tubuhnya adalah leher, Anda bisa melihat bahwa evolusi bisa melakukan hal-hal yang luar biasa,” tutur Tetsuto Miyashita, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Alberta.

Naga dari Quijang adalah spesies termuda yang ditemukan di kelompok Mamenchisaurus, yang hanya ada di kawasan Asia. “Qijianglong menunjukkan bahwa dinosaurus leher panjang berdiversifikasi dalam cara yang unik di Asia selama masa Jurassic,” kata Miyashita.

“Tak ada di tempat lain dinosaurus dengan leher yang lebih panjang selain di Tiongkok,” katanya lagi.

Penemuan dinosaurus dari spesies Mamenchisaurus di Kota Quijang bukanlah yang pertama dari jenis itu. Sejarah mencatat, Mamenchisaurus sudah ditemukan sejak 1952 di Tiongkok.

Mamenchisaurus pertama ini dinamai Mamenchisaurus constructus. Panjangnya diperkirakan panjangnya antara 13-15 meter. Belulang yang ditemukan tak utuh, hanya tulang leher dengan 14 ruas tulang belakang.

Berturut-turut, temuan Mamenchisaurus berikutnya terjadi pada 1972, 1993, 1994, dan 2001.

Mamenchisaurus berarti Kadal Mamenchi. Kata Mamenchi berasal dari nama tempat penemuan fosil dinosaurus itu pertama kali, yaitu di dekat tempat penyeberangan ferry di Mamingxi, di Sungai Jinsha.

Credit  CNN Indonesia