Saudi bentuk tiga lembaga pemerintah baru untuk meningkatkan operasi intelijen.
CB,
RIYADH -- Arab Saudi membentuk tiga lembaga pemerintah baru untuk
meningkatkan operasi intelijen terkait kasus pembunuhan jurnalis Jamal
Khashoggi. Raja Salman meminta restrukturisasi lembaga intelijen pada
Oktober setelah pemerintah Saudi akhirnya mengakui Khashoggi dibunuh di
Istanbul, Turki.
Pejabat Saudi mengatakan tim pembunuh Khashoggi yang berjumlah 15
orang tersebut disatukan oleh Wakil Kepala Intelijen Ahmed Al-Asiri.
Al-Asiri kemudian dipecat oleh Raja bersama dengan penasihat kerajaan
Saud Al-Qahtani.
Dikutip dari
Reuters pada Kamis
(22/12), lembaga pemerintah baru tersebut bertujuan untuk memastikan
operasi intelijen sejalan dengan kebijakan keamanan nasional, hukum
internasional, dan hak asasi manusia.
Para penyidik Turki mencari petunjuk yang mungkin ada terkait pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di parkir basement, di konsulat Istanbul, Selasa (23/10).
Lembaga
tersebut dibentuk oleh komite yang dipimpin Putra Mahkota Pangeran
Mohammed bin Salman (MBS). Negara-negara sekutu barat telah meminta
Riyadh untuk menahan pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan
Khashoggi. Jaksa Saudi kini sedang menyiapkan hukuman mati kepada lima
tersangka.
Senat AS pekan lalu menyalahkan Pangeran
Muhammad atas pembunuhan itu. Hal itu merupakan sebuah teguran kepada
Presiden AS Donald Trump, yang meminta Washington untuk berdiri
mendukung Pangeran MBS. Padahal, lembaga intelijen AS CIA menilai
Pangeran MBS yang memberikan perintah pembunuhan Khashoggi.