Penangkapan pimpinan Huawei ini membuat hubungan Cina dengan Kanada dan AS memanas
CB,
JAKARTA -- Cina menuntut pembebasan dengan segera eksekutif senior
telekom Huawei yang ditahan di Kanada. Penangkapan petinggi Huawei ini
dikhawatirkan akan berkembang menjadi insiden yang mengancam hubungan
diplomatik.
Beijing menyerukan kepada Ottawa dan Washington untuk mengklarifikasi
alasan mereka atas penahanan Meng Wanzhou, kepala keuangan global
perusahaan Cina tersebut, yang ditangkap di Vancouver pada Sabtu (1/12)
lalu dan menghadapi ekstradisi ke AS. Otoritas Kanada mengkonfirmasi
penahanannya pada Rabu (5/12) malam.
Dikutip dari
The Guardian,
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang mengatakan pada
Kamis (6/12) bahwa Beijing menyerukan AS dan Kanada untuk segera
mengklarifikasi alasan penahanan dan segera membebaskan orang yang
ditahan.
Kontroversi tersebut mengancam untuk mendorong
konflik lebih jauh antara AS dan Cina. Geng mengatakan Cina telah
memberikan bantuan konsuler kepada Meng sejak mengetahui penangkapannya.
Meng adalah salah satu wakil ketua di dewan perusahaan teknologi Cina dan merupakan putri pendiri perusahaan, Ren Zhengfei.
Penangkapannya
dilaporkan terkait dengan dugaan pelanggaran sanksi AS. Sidang
pengadilan telah ditetapkan pada Jumat (7/12), menurut departemen
peradilan Kanada.
Dalam sebuah pernyataan, departemen itu
menegaskan bahwa Meng telah ditangkap dan menghadapi ekstradisi. "Karena
ada larangan publikasi yang berlaku, kami tidak dapat memberikan detail
lebih lanjut pada saat ini. Larangan itu permintaan Nyonya Meng,"
katanya.
Pasar saham berjangka AS dan saham Asia jatuh
setelah penangkapan Meng. Berita itu muncul ketika Washington dan
Beijing memulai negosiasi tiga bulan yang ditujukan untuk mengurangi
perang perdagangan, menambah kekhawatiran investor global atas kenaikan
suku bunga AS dan risiko lainnya terhadap pertumbuhan ekonomi global.
"AS
telah mengatakan kepada sekutunya untuk tidak menggunakan produk Huawei
karena alasan keamanan dan kemungkinan akan terus menekan
sekutu-sekutunya," kata Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di
Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities di Tokyo.
"Jadi
sementara ada momen singkat optimisme setelah pembicaraan akhir pekan
AS-Cina, kenyataannya adalah, tidak akan semudah itu," katanya.
Otoritas
AS telah menyelidiki Huawei setidaknya sejak 2016 karena diduga
mengirim produk asal AS ke Iran dan negara-negara lain yang melanggar
undang-undang ekspor dan sanksi AS, sumber mengatakan kepada Reuters
pada bulan April.
Huawei, salah satu pembuat peralatan
jaringan telekomunikasi terbesar di dunia, mengatakan dalam sebuah
pernyataan bahwa Meng telah ditahan sementara dan menghadapi "tuduhan
yang tidak ditentukan" di distrik timur New York.
Perusahaan
mengatakan telah memenuhi "semua hukum dan peraturan yang berlaku di
mana ia beroperasi", termasuk undang-undang sanksi.
"Hanya
ada sedikit informasi yang diberikan kepada Huawei tentang tuduhan
spesifik. Huawei tidak menyadari kesalahan apa pun oleh Ms Meng," kata
Guo Ping, CEO perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan yang
diposting di akun Wechat, Kamis (6/12).
"Perusahaan percaya sistem hukum Kanada dan AS pada akhirnya akan mencapai kesimpulan yang adil," katanya.