BRUSSELS
- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompoe melemparkan
kritikan keras kepada sejumlah rival AS, saat menyampaikan pidato dalam
pertemuan para Menteri Luar Negeri anggota NATO. Rusia menjadi salah
satu negara yang mendapat kritikan Pompeo.
Dalam pidatonya, Pompeo menyatakan, Moksow tidak mau menganut nilai-nilai kebebasan yang dianut oleh Barat. Justru, lanjut Pompeo, Moskow melawan itu, dengan menginvasi negara lain di Eropa.
"Rusia tidak memeluk nilai-nilai kebebasan Barat dan kerja sama internasional. Sebaliknya, mereka terus menyuarakan perlawanan dan menyerang negara-negara berdaulat seperti Georgia dan Ukraina," kata Pompeo, dalam salinan pidato yang diterima Sindonews pada Kamis (6/12).
"Moskow juga telah menempatkan agen syaraf kelas militer di tanah asing, di sini di Eropa, yang melanggar Konvensi Senjata Kimia yang menjadi pihaknya. Dan seperti yang akan saya jelaskan hari ini, Rusia telah melanggar Traktat Senjata Nuklir Tingkat Menengah selama bertahun-tahun," sambungnya.
Dia kemudian mengatakan, daftar pelanggaran terhadap nilai-nilai kebebasan dan juga peraturan internasional, yang dilakukan, bukan hanya oleh Rusia, tetapi juga oleh Iran dan China terus bertambah setiap harinya. Oleh karena itu, lanjut Pompeo, diperlukan tatanan dunia baru untuk menekan pelanggaran seperti ini terus terjadi.
Dalam pidatonya, Pompeo menyatakan, Moksow tidak mau menganut nilai-nilai kebebasan yang dianut oleh Barat. Justru, lanjut Pompeo, Moskow melawan itu, dengan menginvasi negara lain di Eropa.
"Rusia tidak memeluk nilai-nilai kebebasan Barat dan kerja sama internasional. Sebaliknya, mereka terus menyuarakan perlawanan dan menyerang negara-negara berdaulat seperti Georgia dan Ukraina," kata Pompeo, dalam salinan pidato yang diterima Sindonews pada Kamis (6/12).
"Moskow juga telah menempatkan agen syaraf kelas militer di tanah asing, di sini di Eropa, yang melanggar Konvensi Senjata Kimia yang menjadi pihaknya. Dan seperti yang akan saya jelaskan hari ini, Rusia telah melanggar Traktat Senjata Nuklir Tingkat Menengah selama bertahun-tahun," sambungnya.
Dia kemudian mengatakan, daftar pelanggaran terhadap nilai-nilai kebebasan dan juga peraturan internasional, yang dilakukan, bukan hanya oleh Rusia, tetapi juga oleh Iran dan China terus bertambah setiap harinya. Oleh karena itu, lanjut Pompeo, diperlukan tatanan dunia baru untuk menekan pelanggaran seperti ini terus terjadi.
"Kita
harus memperhitungkan tatanan dunia hari ini untuk memetakan jalan ke
depan. Itulah Strategi Keamanan Nasional Amerika yang dianggap "realisme
berprinsip." Saya suka menganggapnya sebagai "akal sehat". Setiap
bangsa, harus secara jujur mengakui tanggung jawabnya kepada warga
negaranya dan menanyakan apakah tatanan internasional saat ini melayani
kebaikan rakyatnya sebaik mungkin. Dan jika tidak, kita harus bertanya
bagaimana kita bisa melakukannya," tukasnya.
Credit sindonews.com