Taliban mencurigai AS dan sekutu ingin mengusir mereka dari Afghanistan.
CB,
KABUL-- Taliban menolak permintaan dari para tetua dan aktivis
Afghanistan untuk perpanjangan gencatan senjata bulan ini. Taliban juga
menegaskan tak mau menyerah kepada pasukan asing.
Juru
bicara Taliban Zabihullah Mujahid menepis slogan perdamaian yang
disampaikan aktivis. Kelompok itu mendesak aktivis masyarakat sipil dan
yang lainnya untuk tidak bergabung dengan gerakan yang dimainkan oleh
pasukan AS dan internasional. Negara-negara Barat ingin memaksa Taliban
untuk meninggalkan negara itu.
"Mereka tidak berbicara tentang pendudukan atau penarikan
orang asing. Tujuan mereka adalah bahwa kami meletakkan senjata kami dan
menerima rezim yang dikenakan oleh penjajah," katanya dalam sebuah
pernyataan, Senin (25/6).
Sebuah gencatan senjata
sempat diberlakukan selama tiga hari pada perayaan Idul Fitri. Pasukan
Taliban yang tidak bersenjata berbaur dengan tentara dan warga sipil di
ibu kota Kabul dan kota-kota lain. Hal ini telah memberikan dorongan
baru untuk seruan perdamaian. Meskipun banyak juga yang menolak
gencatan senjata dan menyebutnya sebagai permainan Taliban.
Sekelompok
kecil pejuang perdamaian yang datang ke Kabul dengan berjalan kaki dari
Provinsi Helmand di bagian selatan juga menjadi sorotan. Kelompok itu
memohon kepada semua pihak untuk mengakhiri konflik yang kini telah
berlangsung selama 40 tahun.
"Tetua suku mungkin
tidak bisa membawa perdamaian dan menciptakan gencatan senjata untuk
seluruh negara tetapi mereka bisa melakukannya untuk distrik mereka
sendiri dan mereka akan melakukannya," kata seorang tetua di distrik
Jani Khil di provinsi timur Paktia, Dawlat Wazir.
Di
Jani Khil, para tetua mengadakan pertemuan yang dihadiri ratusan orang
pada akhir pekan. Ia menyerukan kepada pemerintah dan pasukan Taliban
untuk menahan diri dari pertempuran di daerah mereka.
"Kami
sangat muak dengan operasi oleh pasukan pemerintah di daerah kami yang
memicu pertempuran selama berhari-hari. Kami memohon kepada pemerintah
dan Taliban untuk menyetujui gencatan senjata dan menghentikan
pembunuhan satu sama lain dan warga sipil," kata salah satu sesepuh,
Malek Sakhto.
Aksi para tetua dan aktivis
Afghanistan ini menggarisbawahi kelelahan yang meluas di seluruh negeri
saat pertempuran terus berlangsung.
Menurut seorang
anggota dewan Provinsi Logar, Abdul Wali, di Logar, sebelah selatan ibu
kota Kabul, para tetua dan ulama setempat telah mencoba mengatur
gencatan senjata di Distrik Azra.
Dia mengatakan, kesepakatan
tidak resmi telah tercapai, tetapi masyarakat setempat masih menunggu
pengumuman resmi dari Gubernur bayangan Taliban untuk Logar, Muallah
Ismail Akhondzada.
Secara terpisah, seorang
pengebom bunuh diri menargetkan pos pemeriksaan polisi di Distrik timur
Kunar pada Senin (25/6) malam. Gubernur lokal Distrik Sawky, Shah
Khesraw mengatakan serangan ini menewaskan sedikitnya delapan orang.
Ledakan
itu terjadi beberapa jam setelah sekelompok demonstran perdamaian di
Kunar berangkat ke Kabul. Presiden Ashraf Ghani memerintahkan pasukan
pemerintah untuk menghentikan operasi serangan terhadap Taliban selama
10 hari setelah berakhirnya gencatan senjata. Tetapi sejak itu terjadi
pertempuran sengit di beberapa daerah.