TEL AVIV
- Israel memperingatkan kemungkinan operasi militer baru terhadap Jalur
Gaza yang diblokade. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan terbaru
di Jalur Gaza di mana militer Israel dan kelompok Hamas terlibat baku
tembak.
Menurut statistik Israel, selama empat minggu terakhir Hamas dan Jihad Islam telah meluncurkan lebih dari 200 roket ke Israel, bersama dengan ratusan layang-layang api dan balon helium yang telah menyebabkan 200 kebakaran di dalam wilayah Israel.
Rabu malam, Netanyahu memperingatkan bahwa tanggapan Israel terhadap serangan berulang ini akan lebih intensif jika diperlukan.
"Israel siap untuk skenario apa pun dan musuh-musuh kita harus memahami ini," kata Netanyahu seperti dikutip dari Anadolu, Kamis (21/6/2018).
Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan mengatakan bahwa Israel mungkin akan dipaksa untuk meluncurkan operasi militer skala besar di Jalur Gaza.
"Saya tidak ingin meluncurkan operasi, tetapi ada peluang bagus bahwa kita tidak akan memiliki pilihan lain," katanya kepada Radio Tentara Israel.
Sementara Menteri Energi Yuval Steinitz, pada bagiannya, berkata lebih lugas.
"Kami tidak tahu bagaimana atau kapan itu akan berakhir, tetapi sepertinya kami sedang menuju eskalasi," katanya.
Mayor Jenderal Eyal Eisenberg, komandan Front Komando Israel, mengatakan tentara telah gagal untuk mengantisipasi efek dari layang-layang api.
Seorang analis militer dan pertahanan, Amos Hariel, percaya bahwa ketenangan relatif yang mengikuti konflik itu telah terus terkikis.
Hariel memperingatkan bahwa laju peristiwa-peristiwa kekerasan di Gaza telah menyusul diskusi tentang pembangunan kembali infrastruktur Gaza dan akhirnya bisa mengarah ke perang.
Menurut statistik Israel, selama empat minggu terakhir Hamas dan Jihad Islam telah meluncurkan lebih dari 200 roket ke Israel, bersama dengan ratusan layang-layang api dan balon helium yang telah menyebabkan 200 kebakaran di dalam wilayah Israel.
Rabu malam, Netanyahu memperingatkan bahwa tanggapan Israel terhadap serangan berulang ini akan lebih intensif jika diperlukan.
"Israel siap untuk skenario apa pun dan musuh-musuh kita harus memahami ini," kata Netanyahu seperti dikutip dari Anadolu, Kamis (21/6/2018).
Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan mengatakan bahwa Israel mungkin akan dipaksa untuk meluncurkan operasi militer skala besar di Jalur Gaza.
"Saya tidak ingin meluncurkan operasi, tetapi ada peluang bagus bahwa kita tidak akan memiliki pilihan lain," katanya kepada Radio Tentara Israel.
Sementara Menteri Energi Yuval Steinitz, pada bagiannya, berkata lebih lugas.
"Kami tidak tahu bagaimana atau kapan itu akan berakhir, tetapi sepertinya kami sedang menuju eskalasi," katanya.
Mayor Jenderal Eyal Eisenberg, komandan Front Komando Israel, mengatakan tentara telah gagal untuk mengantisipasi efek dari layang-layang api.
Seorang analis militer dan pertahanan, Amos Hariel, percaya bahwa ketenangan relatif yang mengikuti konflik itu telah terus terkikis.
Hariel memperingatkan bahwa laju peristiwa-peristiwa kekerasan di Gaza telah menyusul diskusi tentang pembangunan kembali infrastruktur Gaza dan akhirnya bisa mengarah ke perang.
Credit sindonews.com