Serangan layang-layang api menyebar dari lima ke 16 wilayah di Israel.
CB,
GAZA -- Peningkatan suhu udara di wilayah Palestina mendukung serangan
layang-layang api yang sudah memasuki hari ketiga. Serangan
layang-layang dan peluncur balon menyebabkan banyak kerusakan di wilayah
Israel.
Dilaporkan
Asharq Alawsat,
kebakaran yang diakibatkan oleh layang-layang pada Selasa (19/6) malam
terjadi di beberapa kota Israel sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza.
Serangan tersebut merusak daerah pertanian dekat Sderot dan daerah lain.
Foto-foto yang diterbitkan oleh media Israel menunjukkan balon
terbang menuju Sderot tengah. Balon itu memiliki bahan yang mudah
terbakar, tetapi tidak menyebabkan kebakaran.
Strategi
layang-layang api, yang dimulai sejak 83 hari lalu, merupakan tantangan
keamanan bagi Israel. Israel mengkalim menderita kerugian material
besar-besaran dari serangan tersebut.
Awalnya
serangan tersebut menargetkan lima wilayah sebelum menyebar ke lebih
dari 16 wilayah di Israel. Tel Aviv menghadapi kesulitan besar dalam
memadamkan api.
Layang-layang telah menjadi simbol
kuat gelombang protes Palestina yang meletus pada 30 Maret. Setidaknya
129 orang Palestina telah tewas oleh tembakan Israel sejak saat itu.
Pasukan pertahanan Israel diperbolehkan menggunakan senjata mematikan
untuk mencegah masuknya warga Palestina.
Layang-layang
menawarkan cara yang lebih aman bagi warga Gaza untuk memprotes.
Serangan layang-layang yang terlihat remeh itu menyebabkan kerugian
ekonomi pada Israel. Sementara penyerang tetap berada cukup jauh dari
perbatasan untuk menghindari tembakan.
Menurut Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman, tentara Israel telah meluncurkan
drone
atau pesawat tanpa awak untuk merusak atau memotong layang-layang.
Lebih dari 600 layang-layang yang diluncurkan dari Gaza sejauh ini.
Sekitar 400 layang-layang telah diadang pasukan Israel.