Raja Abdullah sebut Yerussalem penting bagi umat Muslim, Kristen, dan Yahudi
CB. AMMAN -- Raja Yordania Abdullah II bertemu dengan Perdana Menteri
Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (18/6) di Amman. Dalam kesempatan
tersebut ia menekankan kebutuhannya untuk mencapai kemajuan dalam
menyelesaikan konflik Palestina-Israel berdasarkan solusi dua negara.
Kantor
berita Petra melaporkan bahwa raja mengatakan kepada Netanyahu tentang
pentingnya mematuhi resolusi internasional dan Prakarsa Perdamaian Arab
untuk mendirikan negara Palestina merdeka berdasarkan perbatasan tahun
1967. "Ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian dan
stabilitas di kawasan ini," kata raja Yordania.
Raja Abdullah menekankan dalam pertemuannya dengan Netanyahu,
yang meninggalkan Yordania setelah kunjungan singkat, bahwa Yerusalem
penting bagi umat Muslim, Kristen dan Yahudi. Ia menegaskan bahwa itu
adalah kunci untuk perdamaian di kawasan ini.
"Masalah
Yerusalem harus diselesaikan dalam masalah status final atas dasar
solusi dua negara karena Yerusalem adalah kunci untuk mencapai
perdamaian di kawasan itu," katanya.
Kantor berita
tersebut menunjukkan bahwa selama pertemuan, sejumlah masalah bilateral
telah dibahas. Pembahasan urusan bilateral itu termasuk proyek Two Seas
Canal (Laut Mati), yang akan memiliki efek positif pada Yordania, Tepi
Barat dan Israel.
"Disepakati untuk mempelajari
pencabutan pembatasan ekspor perdagangan dengan Tepi Barat, yang akan
mengarah pada promosi pertukaran perdagangan (ekspor dan impor) dan
investasi antara pasar Yordania dan Palestina," ujar kantor berita itu
menambahkan.
Petra melaporkan bahwa pertemuan itu
dihadiri oleh sejumlah pejabat Yordania. Beberapa pejabat itu di
antaranya adalah menteri luar negeri, direktur Intelijen Umum, dan
penasihat Raja untuk urusan ekonomi.