Yingluck digulingkan dari kursi Perdana Menteri Thailand pada 2014 oleh tentara
CB,
BANGKOK -- Mantan Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra
pada Kamis (21/6) membuat tanggapan terbuka pertama di media sosial
sejak melarikan diri dari negara itu pada Agustus. Tanggapan tersebut
disampaikannya selama sidang pidana kealpaan yang akhirnya
menjatuhkannya hukuman lima tahun penjara.
Yingluck, yang pemerintahan terpilihnya digulingkan pada 2014 oleh
tentara, yang masih mengendalikan Thailand, membantah tuduhan atas
penanganan pembelian beras, yang menyebabkan kerugian miliaran dolar AS.
"Ini adalah ulang tahun pertama, yang saya habiskan di luar negeri,"
kata Yingluck di akun Facebook resminya, mengucapkan terima kasih kepada
rakyat Thailand pada ulang tahunnya, yang ke-51.
"Saya
ingin berterima kasih kepada rakyat Thailand karena masih memikirkan
saya," tambahnya. Dia juga membarui foto di Twitter dan Instagram
resminya.
Keluarga Shinawatra tetap berpengaruh dalam
politik Thailand, meskipun ada upaya oleh militer untuk menghilangkan
pengaruh mereka. Partai yang bersekutu dengan Thaksin menang dalam
setiap pemilihan umum sejak 2001 dengan menampakkan dirinya kepada
pemilih lebih miskin.
Yingluck meninggalkan negeri itu
Agustus lalu, beberapa hari sebelum Mahkamah Agung memberi putusan pada
kasusnya. Sumber di Puea Thai Party mengatakan dia melarikan diri ke
London melalui Dubai, tempat saudaranya, hartawan mantan perdana menteri
Thaksin Shinawatra, memiliki rumah.
Thaksin, yang berkuasa
sejak 2001 hingga ia digulingkan dalam kudeta 2006, membuat banyak
musuh di kalangan elit yang berbasis di Bangkok, yang menuduhnya
melakukan nepotisme dan korupsi.
Yingluck dilarang
berpolitik selama lima tahun oleh junta pada 2015. Sejak melarikan diri
dari Thailand tahun lalu, ia telah muncul bersama Thaksin, terutama di
Cina, Jepang, Singapura, dan Amerika Serikat pada tahun ini.
Thaksin juga tinggal di pengasingan setelah melarikan diri dari tuduhan korupsi pada 2008, yang katanya bermotif politik.