Selasa, 13 Desember 2016

Tolak Kalah Pemilu, Presiden Republik Islam Gambia Dipaksa Mundur


 
Tolak Kalah Pemilu, Presiden Republik Islam Gambia Dipaksa Mundur
Presiden Republik Islam Gambia Yahya Jammeh yang kalah dalam pemilu presiden telah menolak hasil pemilu tersebut. Foto / REUTERS
 
BANJUL - Koalisi oposisi Gambia memaksa Presiden Republik Islam Gambia Yahya Jammeh segera mengundurkan diri, setelah dia menolak mengakui kekalahannya dalam pemilu. Jammeh yang semula mengakui kalah, bebalik tidak mengakuinya dan ingin membatalkan pemilu.

Jammeh mempertanyakan validitas hasil pemilu setelah komisi pemilu mengubah beberapa hasil penghitungan suara, meskipun perubahan itu ditegaskan tidak mempengaruhi hasil pemilu.

Beberapa pemimpin Afrika Barat yang terbang ke Ibu Kota Gambia, Banjul pada Selasa (13/12/2016) mencoba dan menyelesaikan krisis politik.

Jammeh sudah berkuasa selama 22 tahun. Presiden Jammeh telah mengubah Gambia dari negara sekuler menjadi negara Islam dengan nama Republik Islam Gambia pada 2015 lalu.

”Saya pikir dia harus mundur sekarang,” kata Adama Barrow, rival Jammeh yang dinyatakan sebagai pemenang pemilu.

”Dia telah kalah dalam pemilu, kami tidak ingin membuang waktu, kami ingin negara ini mulai bergerak,” ujarnya kepada AFP.

Presiden Jammeh pada akhir pekan lalu berpidato di stasiun televisi nasional, di mana dia mengumumkan penolakan hasil pemilu dan ingin agar pemilu yang sudah selesai dibatalkan.

”Setelah penyelidikan menyeluruh, saya telah memutuskan untuk menolak hasil pemilu baru-baru ini. Saya meratapi kecurangan serius dan tidak dapat diterima, yang dilaporkan selama proses pemilihan,” kata Jammeh.

”Saya merekomendasikan pemilu baru dan transparan yang akan diresmikan oleh komisi pemilihan independen,” katanya lagi.


Credit  sindonews.com