Kamis, 15 Desember 2016

China Menginstal Sistem Senjata Canggih di Laut China Selatan



 
China Menginstal Sistem Senjata Canggih di Laut China Selatan
Citra satelit ungkap penginstalan sistem senjata canggih di pulau-pulau buatan di Laut China Selatan oleh China. Foto / CSIS / AMTI / DigitalGlobe

WASHINGTON - China terpantau satelit telah menginstal sistem persenjataan canggih di tujuh pulau buatan yang dibangun di kawasan Laut China Selatan. Sistem senjata canggih yang diinstal Beijing itu termasuk senjata anti-pesawat dan sistem anti-rudal.

Kegiatan China di kawasan sengketa itu diungkap Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI)—kelompok think tank Amerika Serikat (AS)—mengutip citra satelit terbaru, pada Rabu.

AMTI mengatakan temuannya dibeberkan meskipun pemimpin China berdalih tidak memiliki niat untuk melakukan militerisasi di pulau-pulau buatan di kawasan Laut China Selatan. Kawasan itu disengketakan oleh China dan beberapa negara Asia.

 

AMTI mengatakan ada pembangunan struktur heksagonal di terumbu Fiery Cross, Mischief dan Subi di Kepulauan Spratly sejak Juni dan Juli lalu. China sebelumnya juga terungkap telah membangun landasan pacu raksasa di pulau-pulau tersebut.

”Sekarang tampaknya bahwa struktur ini merupakan evolusi dari benteng titik pertahanan yang sudah dibangun di fasilitas China yang lebih kecil di terumbu Gaven, Hughes, Johnson, dan terumbu Cuarteron,” kata pihak AMTI mengutip citra satelit yang diambil pada bulan November, seperti dikutip Reuters, Kamis (15/12/2016).

Menurut AMTI, gambar satelit dari terumbu Hughes dan Gaven menunjukkan keberadaan senjata anti-pesawat dan sistem senjata CIWS untuk melindungi diri terhadap serangan rudal jelajah. Sedangkan citra satelit yang diambil dari terumbu Fiery Cross menunjukkan menara yang diduga terdapat radar.

”Senjata dan kemungkinan keberadaan CIWS ini menunjukkan bahwa Beijing serius tentang pertahanan di pulau buatan dalam kasus kontingensi bersenjata di Laut China Selatan,” lanjut AMTI.

Direktur AMTI Greg Poling mengatakan AMTI telah menghabiskan sekitar sebulan untuk mencoba mencari tahu apa tujuan dari struktur yang dibangun China. ”Ini adalah pertama kalinya kami yakin dengan mengatakan mereka (menginstal) anti-pesawat dan emplasemen CIWS. Kami tidak tahu bahwa mereka memiliki sistem ini secara besar dan maju di sana,” ujarnya.

”Ini adalah militerisasi. Orang China bisa membantah bahwa itu hanya untuk tujuan defensif, tetapi jika Anda sedang membangun senjata anti-pesawat raksasa dan emplasemen CIWS, itu berarti bahwa Anda melakukan persiapan untuk konflik di masa depan,” ujar Poling.

Pemerintah maupun militer China belum merespons laporan kelompok think tank AS perihal penginstalan persenjataan canggih Beijing di Laut China Selatan.



Credit  sindonews.com


China Disebut Persenjatai Pulau Buatan di LCS


China Disebut Persenjatai Pulau Buatan di LCS Ilustrasi sistem persenjataan. (Antara/M Risyal Hidayat)
 
Jakarta, CB -- Think tank Amerika Serikat menyebut China telah memasang sistem persenjataan seperti peralatan anti serangan udara dan anti rudal di tujuh pulau buatan yang dibuat negara tersebut di Laut China Selatan.

Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) di Center for Strategic and International Studies (CSIS) menyatakan temuan yang didukung citra satelit ini mencuat meski China telah menyatakan tidak berniat memiliterisasi pulau-pulau di rute perdagangan strategis.

Sebagaimana diberitakan Reuters, Kamis (15/12), AMTI menyatakan sempat melacak konstruksi pembangunan berbentuk segi delapan di Fiery Cross, terumbu karang Mischief dan Subi di Kepulauan Spratly sejak Juni dan Juli. China juga telah membangun landasan terbang militer di sana.

"Struktur bangunan ini tampak seperti evolusi dari titik pertahanan yang telah dibangun sebelumnya di fasilitas-fasilitas lebih kecil milik China, di terumbu karang Gaven, Hughes, Johnson dan Cuarteron," kata AMTI merujuk pada citra satelit yang diambil November lalu.

"Model ini telah mengalami evolusi lain di pangkalan yang jauh lebih besar di Fiery Cross, Subi dan Mischief."

Citra satelit terumbu Hughes dan Gaven menunjukkan benda yang tampak seperti senjata anti serangan udara dan sistem pertahanan anti rudal, lanjutnya. Sementara citra dari Fiery Cross menunjukkan menara yang kemungkinan digunakan sebagai radar targeting.

AMTI menyebut menara-menara tersebut diselimuti penutup. Namun, ukuran selimut maupun menara itu sendiri menyiratkan sistem pertahanan yang serupa dengan di sejumlah terumbu karang.

"Senjata-senjata ini menunjukkan Beijing serius soal pertahanan pulau buatannya, jika suatu saat nanti kontingensi bersenjata terjadi di Laut China Selatan," kata AMTI.

"Di antara hal lainnya, peralatan ini akan jadi garis terakhir pertahanan melawan peluru kendali Amerika Serikat ke arah pangkalan udara yang akan segera beroperasi."

Direktur AMTI Greg Poling mengatakan pihaknya telah menghabiskan waktu berbulan-bulan mencoba untuk mencari tahu apa tujuan pembangunan di pulau-pulau tersebut.

"Ini kali pertamanya kami yakin menyatakan benda-benda tersebut adalah senjata anti serangan udara dan anti rudal. Kami tidak tahu mereka mempunyai sistem sebesar dan semaju ini di sana," katanya kepada Reuters.

"Ini adalah upaya militerisasi. China boleh saja menyatakan ini hanya untuk pertahanan, tapi jika Anda membangun senjata raksasa, artinya Anda bersiap menghadapi konflik di masa depan.

"Mereka tetap menyatakan tidak akan melakukan militerisasi, tapi mereka bisa mengerahkan jet tempur dan peluru kendali darat-ke-udara besok jika mereka mau," ujarnya.



Credit  CNN Indonesia