Portal Berita Tentang Sains, Teknologi, Seni, Sosial, Budaya, Hankam dan Hal Menarik Lainnya
Kamis, 01 Februari 2018
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Turki menganggap YPG merupakan organisasi teroris.
CB,
PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Turki bahwa
operasinya terhadap milisi Kurdi di Suriah utara seharusnya tidak
menjadi alasan bagi Turki untuk menyerang Suriah. Ia mengatakan Ankara
harus mengkoordinasikan tindakannya dengan sekutu-sekutunya.
Turki pekan lalu meluncurkan serangan udara dan darat di Suriah barat
laut, yang menargetkan milisi YPG Kurdi di wilayah Afrin. Tindakan itu
telah membuka front baru dalam perang yang telah berlangsung tujuh tahun
dan mengikat hubungan dengan sekutu NATO di Turki.
"Jika
ternyata operasi ini selain untuk melawan ancaman teroris potensial ke
perbatasan Turki dan menjadi operasi invasi, maka hal ini menjadi
masalah bagi kami," kata Macon dalam sebuah wawancara dengan surat kabar
Le Figaro.
Turki menganggap YPG sebagai organisasi teroris
dan perpanjangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melakukan
pemberontakan selama tiga dekade di tenggara Turki yang sebagian besar
Kurdi.
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim membela
operasi militer tersebut dengan mengatakan bahwa pihaknya bertujuan
untuk mengamankan keamanan negara dan melindungi orang-orang Arab, Kurdi
dan Turkemens dari organisasi teroris.
"Jika Prancis
menafsirkan masalah ini sebagai operasi invasi, kita perlu menilai apa
yang telah mereka lakukan di Suriah," kata Yildirum pada sebuah
konferensi pers di samping Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri di
Ankara.
Ia
mengatakan Turki tidak bertindak dengan pikiran invasif. Amerika
Serikat dan Prancis telah mempersenjatai dan melatih milisi yang
dipimpin YPG dalam perang melawan ISIS di Suriah.
Macron
mengatakan akan membawa masalah ini ke Presiden Turki Tayyip Erdogan dan
meminta diskusi antara orang-orang Eropa serta negara-negara sekutu.
Proses perdamaian di Palestina harus melibatkan banyak pihak.
CB,
BRUSSELS -- Uni Eropa (UE) menegaskan perlunya solusi yang adil bagi
Palestina dan Israel untuk menyelesaikan konflik kedua negara. Proses
perdamaian yang dirumuskan juga harus melibatkan kedua negara.
Hal itu diungkapkan saat pertemuan UE dengan Palestina guna membahas
proses perundingan damai di kawasan. Kepala Kebijakan Luar Negeri UE
Federica Mogherini mengatakan, proses perdamaian harus melibatkan banyak
pihak dan harus memasukkan semua negara tetangga serta mitra negara.
Dia
menambhakan, proses perdamian tanpa melibatkan satu pihak tidak akan
berjalan dengan maksimal dan tidak akan menciptakan hasil yang
realistik. "Tidak akan berjalan tanpa Amerika dan tidak akan jika hanya
Amerka sendiri," kata Federica Mogherini seperti dikutip RT, Rabu (31/1).
Pertemuan
tersebut digelar menyusul pemotongan dana bantuan kepada para pengungsi
Palestina. Rapat itu juga dihadiri sejumlah menteri dari Palestina,
Israel, Mesir dan pejabat senior Amerika Serikat (AS). Pertemuan itu
dimediasi oleh Norwegia.
Rapat darurat itu merupakan
pertemuan kali pertama yang diadakan setelah keputusan sepihak AS yang
mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Kebijakan pemerintahan
Presiden Donald Trump itu dinilai banyak pihak sudah merusak konsesus
internasional terkait perundingan damai Palesinta-Israel.
Pertemuan
fokus membahas solusi terbaik untuk mengakhiri konflik yang terjadi di
kawasan dan menciptakan solusi dua negara. Mogherini mengatakan,
keputusan AS tersebut menambah berat situasi yang terjadi di Timur
Tengah. Dia berharap, pertemuan kali ini dapat memfasilitasi pemulihan
kepercayaan dan rasa percaya diri kedua negara.
Dalam
pertemuan tersebut, UE juga sepakat untuk memberikan dana bantuan
sebesar 52 juta dolar Amerika untuk membantu Palestina membangun negara
mereka. Mogherini mengatakan, kucuran finansial itu diberikan untuk
mendukung aktifitas di Yerusalem Timur.
Dana yang diberikan
juga akan dipakai untuk mengurangi hutang negara hingga dukungan sektor
bisnis. Uang tersebut juga akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat sipil Palestina serta akses terhadap air dan energi.
"Dibutuhkan kembali komitmen internasional yang pada akhirnya berujung
pada solusi kedua negara," kata Federica Mogherini.
Pertemuan
tersebut juga membahas cara guna mengakomodasi Badan Bantuan PBB untuk
Palestina atau UNRWA (United Nations Relief and Works Agency). AS akan
menarik 65 juta dolar dari 125 juta dolar sumbangan yang telah
direncanakan kepada UNRWA.
AS diketahui merupakan negara
terbesar penyumbang dana bantuan tersebut hingga saat ini. Paman Sam
memberikan uang sebesar satu pertiga dari total keseluruhan dana yang
diberikan kepada badan bantuan PBB tersebut.
Penangguhan
dana tersebut membuat UNWRA meganali krisis finansial terbesar sepanjang
sejarah. Bebepara negara yang sepakat untuk memberikan bantan dana
diminta secepatnya untuk mengalirkan bantuan finansial mereka kepada
organisasi tersebut.
UNWRA mengaku membutuhkan dana sekitar
800 juta dolar AS untuk membiayai operasional para pengungsi yang
tersebar di Suria, Tepi Barat dan Jalur Gaza tahun ini. Sejumlah negara
yang akan memantu UNWRA keluar dari masalah finansial itu antara lain
Swiss, Finlandia, Denmark, Swedia, Norwagia, Jerman, Rusia, Belgia,
Kuwait, Belanda dan Irlandia.
Sementara, Slovenia
memutuskan untuk menunda proses pemberian bantuan atau pengakuan
terhadap negara Palestina. Hal itu lantaran mereka mendapatkan tekanan
dari AS dan Israel.
Komite Kebijakan Luar Negeri Parlemen
Slovenia menunda sidang untuk memberikan finalisasi keputsan tersebut.
Negara asal Ibu Negara AS, Melania Trump itu bisa menjadi negara Uni
Eropa kedua setelah Swedia yang mengakui negara Palestina.
Pengunjuk rasa melambaikan bendera Palestina saat
terjadi bentrokan di dekat perbatasan dengan Israel di timur Kota Gaza,
Jumat (15/12). Demonstran memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump
mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Umat Islam harus kunjungi Yerusalem guna meningkatkan kasadaran akan Palestintia.
CB,
ISTANBUL -- Pertemuan tingkat tinggi di Istanbul, yang mempertemukan
para ilmuwan Muslim dari seluruh dunia, membuat sebuah deklarasi yang
menekankan pentingnya Yerusalem. Ccara yang diselenggarakan oleh
Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet) dihadiri oleh 70 ilmuwan Muslim
dari 20 negara, termasuk Pakistan, Inggris, Indonesia, dan Perancis.
Dilansir Anadolu, Rabu (31/1), di akhir konferensi dua hari
tersebut, kepala Diyanet Turki Ali Erbas membaca deklarasi akhir yang
berisi 22 poin. "Dunia Islam harus mengartikulasikan dengan segala cara
bahwa Yerusalem adalah isu umum bagi semua Muslim, tidak hanya orang
Palestina dan Arab, bersamaan dengan kenyataan bahwa ini adalah ibukota
Palestina," kata Erbas.
Erbas mengatakan, dunia Islam juga
harus menyampaikan antusiasmenya untuk kepentingan generasi baru
Palestina. Pengetahuan agama dan sejarah tentang Palestina, Yerusalem
dan Al-Aqsa harus dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.
Menurutnya,
lembaga penelitian dan organisasi media yang mendukung perjuangan di
Yerusalem juga harus mendapat dukungan. Selain itu, umat Islam di
seluruh dunia harus mengunjungi Yerusalem untuk meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya Palestina.
"Yerusalem, yang telah
tinggal di bawah dominasi asing sepanjang sejarahnya, menikmati
tahun-tahun yang paling adil dan toleran selama periode pemerintahan
Muslim," katanya.
Yerusalem berdiri di jantung konflik
Timur Tengah, dengan orang-orang Palestina berharap, bahwa Yerusalem
Timur-yang diduduki oleh Israel sejak 1967-pada akhirnya dapat berfungsi
sebagai ibukota negara Palestina.
Awal bulan lalu,
Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui
Yerusalem sebagai ibukota Israel, yang memicu kecaman dan protes yang
meluas dari seluruh dunia Arab dan Muslim.
CB,
ISLAMABAD -- Kepala intelijen Afghanistan mengunjungi Pakistan pada
Rabu (31/1) saat ketegangan meningkat antara kedua negara karena tuduhan
Pakistan melindungi militan Taliban. Kunjungan tersebut terjadi di
tengah kemarahan Afghanistan karena serangan terhadap sebuah hotel mewah
dan sebuah bom mobil di Kabul, yang menewaskan lebih dari 120 orang.
Pemerintah menuduh militan jaringan Haqqani yang melakukan serangan tersebut. Haqqani diyakini beroperasi di luar Pakistan.
Seorang sumber militer senior Afghanistan mengatakan tim
Afghanistan akan menyajikan bukti dokumenter dan informasi telepon yang
menghubungkan individu dan kelompok yang berbasis di Pakistan dengan
serangan Kabul. Delegasi tersebut mencakup Kepala Direktorat Nasional
untuk badan Keamanan Intelijen Masoom Stanekzai dan Menteri Dalam Negeri
Afghanistan Wais Barmak.
"Pemerintah Afghanistan
telah meminta delegasi tingkat tinggi ingin mengunjungi Pakistan dengan
sebuah pesan dari presiden Afghanistan," ujar Juru Bicara kantor asing
Pakistan, Mohammad Faisal, dalam sebuah pesan Twitter.
Pada
Sabtu, sebuah ambulans meledak dalam serangan bunuh diri Taliban di
pusat pemerintahan di Kabul, menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai
setidaknya 235 orang. Ini menyusul serangan yang diklaim Taliban
sepekan sebelumnya yang menewaskan lebih dari 20 orang dalam pengepungan
Hotel Intercontinental di kota tersebut.
Pakistan
secara luas dipersalahkan oleh Kabul atas serangan tersebut dan seorang
ulama senior Afghanistan pekan ini mengkritik fatwa terhadap serangan
bunuh diri yang dikeluarkan oleh otoritas keagamaan Pakistan karena
tidak secara eksplisit mengumumkan serangan di Afghanistan haram, atau
melanggar hukum bagi umat Islam.
Kedubes Pakistan di
Kabul menolak kritik tersebut. Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan
fatwa tersebut adalah pesan melawan kekerasan dan terorisme di manapun
atas nama perintah Islam. Juru bicara kantor luar negeri Pakistan
mengatakan pada November, Pakistan telah menyerahkan kepada Afghanistan
27 orang yang dicurigai sebagai jaringan Taliban Afghanistan dan
Haqqani.
Kedutaan Pakistan di Kabul menyebutkan
sebuah delegasi dari Islamabad akan mengunjungi Afghanistan pada 3
Februari. "Delegasi yang dipimpin oleh sekretaris asing tersebut, akan
mengadakan diskusi yang konstruktif dan bermakna dengan Afghanistan
mengenai semua masalah termasuk kontraterorisme, perdamaian dan
rekonsiliasi dan repatriasi pengungsi," kata kedutaan tersebut dalam
sebuah pernyataan.
Jakarta (CB) - Dari rangkaian foto dan video yang
ditempukan dalam dokumen Abbottabad terlihat jelas bahwa istri-istri dan
anak-anak mendiang pemimpin Alqaeda Osama bin Laden telah menempuh
perjalanan hidup yang berat disertai trauma selama dua puluh tahun.
Menurut
Aljazeera, terlihat jelas dari foto-foto dan berbagai video bahwa
anggota keluarga terkenal dan superkaya Arab Saudi itu telah membawa
serta anak cucunya menjadi buron yang hidup dari satu penampungan ke
satu penampungan di padang pasar, di gunung-gunung dan gua-gua.
Mereka bahkan berpakaian compang camping dan kehilangan identitasi.
Generasi
kedua keluarga bin Laden ini tidak berbicara dalam Bahasa Arab,
melainkan berbicara dalam bahasa dan dialek yang biasa diucapkan
orang-orang Pakistan dan Afghanistan, terutama Pashto dan Urdu.
Mereka
juga harus mengenakan busana tradisional yang biasa dipakai anak-anak
Afghan. Bahkan, tulis Aljazeera, para istri Bin Laden meninggalkan
pakaian tradisional Arab, abaya hitam, dengan mengganti mengenakan
Chadri dan burqa Afghanistan.
Dari dokumen di mana Bin Laden
tewas dalam penyerbuan Navy SEALs beberapa tahun lalu itu. diketahui
dengan siapa para putra Bin Laden menikah.
Muhammad, putra
tertuanya, menikahi putri Abu Hafs al-Masri atau Muhammad Atef. Putra
Osama lainnya, Saad, menikahi putri sahabat ayahnya di Sudan, sedangkan
putra ketiganya menikahi putri Abu Muhammad al-Masri atau Muhammad
al-Zayat. Lain lagi dengan Othman yang menikahi Safia, putri Saif
al-Adl, sebagai istri keduanya.
Sementara, masih menurut
Aljazeera berdasarkan dokumen yang disiarkan lengkap dalam laman
televisi Qatar itu, putri-putri Osama dinikahi para pria dari
negara-negara Teluk.
Sewaktu masih tinggal di Kandahar, Pakistan,
putri Osama bernama Fatima dinikahkan dalam usia 12 tahun dengan pria
Kuwait, Suleiman Bughith, pada 1999. Sedangkan putrinya yang lain,
Khadija dinikahkan dengan Abdullah al-Halabi dari Madinah, saat berusia
sebelas tahun.
Diketahui pula dari dokumen itu putri-putri Osama
lainnya --Mariam, Sumaya dan Iman-- hidup bersama keluarga bin Laden di
Iran, sebelum diangkut ke kedutaan besar Saudi.
Dalam rangkaian
video itu, para istri tokoh-tokoh Alqaeda hidup dalam kesusahan
sampai-sampai kesulitan mendapatkan bahan pokok, demikian Aljazeera
dalam lamannya.
Indonesia mengajak Korea Selatan untuk menjadi
negara pengamat dalam kerja sama intelijen antarnegara Asia Tenggara
yang dikenal dengan konsep 'Our Eyes'. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CB -- Indonesia mengajak Korea Selatan untuk menjadi negara pengamat dalam kerja sama intelijen antarnegara Asia Tenggara yang dikenal dengan konsep Our Eyes.
Permintaan itu disampaikan dalam pertemuan Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young Moo dengan Presiden Joko Widodo yang dihelat di Istana Merdeka, Rabu (31/1).
Menurut Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu,
masalah terorisme menjadi agenda pertemuan Jokowi dengan Menhan Korea
Selatan selain penyediaan alat sistem utama pertahanan (alutsista).
Penanggulangan terorisme menjadi penting lantaran masalah itu adalah
fokus pertahanan Indonesia saat ini. Karena itu, menurut Ryamizard,
Indonesia tak segan untuk mengajak kerja sama negara ginseng tersebut.
Sekadar informasi, Our Eyes adalah kerja sama negara-negara Asia
Tenggara dalam bertukar informasi intelijen untuk menangkal ancaman
terorisme.
Kerja sama ini baru diluncurkan pada awal tahun ini
yang ditandai dengan penandatangan pernyataan bersama dari Indonesia,
Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
“Tujuan
kami sama, Indonesia tidak ada musuh. Musuh utama kita adalah teroris.
(Sehingga) Korea Selatan kami ajak sebagai pengamat (observer),” ujar
Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (31/1).
Setelah
Korea Selatan, rencananya pemerintah juga akan mengajak Australia untuk
bergabung sebagai negara observer. Rencananya Ryamizard akan menyambangi
negara kanguru itu untuk menyampaikan ajakan tersebut dalam waktu
dekat.
“Selain itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga telah
mengirimkan utusan ke Indonesia terkait inisiatif ini. Amerika Serikat,
China, dan Rusia pun sebetulnya menyatakan minat untuk bergabung, banyak
yang mau ikut bergabung, tapi kami batasi,” kata dia.
Adapun
Menhan Korsel Song Young Moo tidak berkomentar ihwal ajakan Indonesia
tersebut. Menurutnya, Korea Selatan tentu akan meningkatkan kerja sama
yang lebih erat di bidang pertahanan, diplomasi, dan industri
pertahanan.
“Kedua pemimpin negara bersepakat meningkatkan
hubungan kedua negara menjadi kemitraan strategis khusus. Kami akan
berjalan beriringan dengan Indonesia, karena Indonesia adalah negara
penting bagi Korea Selatan,” kata dia.
Rudal
SM-3 Block IIA yang diluncurkan dari situs uji Aegis Ashore gagal
menembak jatuh rudal boneka yang diluncurkan dari pesawat terbang.
Foto/Istimewa
WASHINGTON
- Militer Amerika Serikat (AS) melakukan uji coba sistem pertahanan
rudal di Hawaii. Namun, uji coba untuk menembak jatuh rudal boneka itu
berujung pada kegagalan.
Kegagalan uji coba ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran terkait program rudal dan nuklir Korea Utara (Korut).
Seorang
pejabat AS mengatakan bahwa rudal SM-3 Block IIA diluncurkan dari situs
uji Aegis Ashore di Hawaii, namun gagal menghantam rudal lain yang
diluncurkan dari sebuah pesawat terbang.
Rudal, yang sedang
dikembangkan oleh Raytheon Co, digunakan untuk menargetkan rudal jarak
menengah dan sedang dikembangkan dengan Jepang.
Badan Pertahanan Rudal tidak mengomentari hasil tes tersebut, namun membenarkan bahwa hal tersebut telah terjadi.
"Badan
Pertahanan Rudal dan Angkatan Laut AS yang mengawal Kompleks Uji
Pertahanan Rudal Aegis Ashore (AAMDTC) melakukan uji coba menembakkan
rudal dengan rudal Standard Missile (SM)-3 Blok IIA yang diluncurkan
dari Pacific Missile Range Facility, Kauai, Hawaii, Rabu pagi," kata
Mark Wright, juru bicara badan tersebut seperti dikutip dari Reuters, Kamis (1/2/2018).
Uji coba pencegatan untuk rudal Juni lalu juga gagal, namun ada uji coba yang berhasil di awal 2017.
Tahun
lalu Korut telah berulang kali meluncurkan rudal, beberapa di antaranya
berhasil melintasi wilayah Jepang, dan uji coba nuklir keenam yang
dinyatakan paling kuat. Tindakan ini telah mendorong sebuah kampanye
yang dipimpin AS untuk menguatkan sanksi PBB, yang oleh Pyongyang
disebut sebagai tindakan perang.
Dubes
Rusia untuk Korut memperingatkan Pyongyang menganggap sanksi DK PBB
yang melarang impor minyak sebagai deklarasi perang.
Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian
MOSKOW
- Memaksakan larangan ekspor minya ke Korea Utara (Korut) secara total
akan berarti sebuah blokade penuh dan dianggap sebagai deklarasi perang
oleh Pyongyang. Peringtan itu dikeluarkan oleh Duta Besar (Dubes) Rusia
untuk Korut.
Pada bulan Desember lalu, Dewan Keamanan (DK) PBB
dengan suara bulat menyetujui sebuah babak baru sanksi untuk Korut, yang
memicu pemotongan impor minyak dan produk minyak negara tersebut.
Langkah tersebut merupakan tanggapan atas peluncuran uji coba rudal
balistik Pyongyang yang terbaru.
Dubes Rusia untuk Korut,
Alexander Matsegora, memperingatkan agar tidak mengurangi pasokan minyak
ke negara tersebut lebih jauh lagi.
"Jika pasokan produk minyak
dan minyak dihentikan, itu berarti blokade total terhadap DPRK (Korea
Utara)," kata Matsegora dalam sebuah wawancara.
"Pyongyang telah
berulang kali mengatakan bahwa tindakan tersebut akan dianggap sebagai
sebuah deklarasi perang dengan semua konsekuensinya," imbuhnya seperti
dikutip dari Russia Today, Kamis (1/2/2018).
Matsegora
mengatakan sanksi PBB menutup sekitar 540 ribu ton pasokan minyak mentah
dari China dan sekitar 60 ribu ton minyak sulingan dari negara lain.
"Ini sudah setetes di lautan," cetus Matsegora.
Beijing
diyakini sebagai jalur ekonomi utama Pyongyang, menyumbang hampir semua
pasokan energi dan perdagangan Korut. Rezim sanksi yang disempurnakan
tersebut menghasilkan penurunan 50 persen dalam perdagangan China dengan
Korut pada bulan Desember.
Selain sanksi ekonomi yang ada yang
disetujui oleh DK PBB yang beranggotakan 15 orang, Washington telah
memberlakukan tindakan hukuman sepihak. Langkah tersebut telah berulang
kali dikecam oleh Moskow yang menganggapnya tidak dapat diterima dalam
hal hukum internasional.
Washington juga meminta sekutunya untuk
meningkatkan tekanan pada Pyongyang selama pertemuan puncak di
Vancouver. Pertemuan gabungan AS-Kanada pada pertengahan Januari melihat
20 negara lainnya menyetujui sanksi ekonomi lebih lanjut. Rusia dan
China - yang tidak diundang ke Vancouver - mengutuk tindakan tersebut.
Kementerian
Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa pertemuan tersebut menunjukkan "rasa
tidak hormat mutlak" atas wewenang DK PBB. Ia menambahkan bahwa
pertemuan tersebut gagal menawarkan alternatif apapun terhadap inisiatif
China-Rusia yang ada, inisiatif 'double-freeze', yang meminta Pyongyang
untuk menunda uji coba nuklirnya, dengan Seoul dan Washington
menghentikan latihan bersama mereka di wilayah tersebut.
Korut akan memamerkan puluhan rudal balistik
antarbenua Hwasong-15 yang sudah diuji coba untuk pertama kalinya pada
November lalu. (Reuters/KCNA)
Jakarta, CB -- Korea Utara dilaporkan akan memamerkan puluhan rudal antarbenua dalam parade militer pada 8 Februari mendatang.
Salah satu sumber mengatakan kepada CNN bahwa tujuan dari pameran "ratusan" rudal dan roket itu adalah "untuk menakuti Amerika."
Seorang
sumber diplomatik lainnya kemudian menjabarkan bahwa dalam parade itu,
Korut akan memamerkan puluhan rudal balistik antarbenua Hwasong-15 yang
sudah diuji coba untuk pertama kalinya pada November lalu.
Kedua sumber itu juga tak menutup kemungkinan Korut bakal melakukan uji
coba rudal lanjutan untuk menyampaikaan pesan kuat kepada pasukan
Amerika yang kini masih berada di Korea Selatan.
Kabar ini datang tak lama setelah Trump menyampaikan pidato
kenegaraan tahunan pertamanya di hadapan Kongres pada Selasa, (30/1).
Dalam
pidato itu, Trump mengkritik pelanggaran hak asasi manusia yang
dilakukan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, dan "pendekatan
gegabahnya" mengenai senjata nuklir dan rudal balistik yang dapat
mengancam AS.
Beberapa saat sebelum pidato tersebut, sejumlah sumber mengatakan kepada CNN, Trump membatalkan keputusannya mendaulat Victor Cha sebagai Duta Besar AS untuk Korea Selatan karena perbedaan kebijakan.
Cha,
sebagai akademisi terhormat yang pernah memegang pos penting dalam
pemerintahan Bush, mengatakan kpeada Washington Post bahwa tanggapan AS
terhadap ancaman Korut seharusnya bukan "seperti yang diusulkan Trump,
serangan militer preventif."
Sebaliknya, Cha malah menyusun "opsi
militer yang dapat mengatasi ancaman tanpa memicu perang yang dapat
membunuh puluhan, bahkan ratusan ribu warga Amerika."
Hubungan Korsel dan Korut sendiri kembali membingungkan setelah sinyal
perbaikan relasi setelah Kim Jong-un menyampaikan pidato awal tahunnya.
Dalam
pidato itu, Kim menyiratkan keinginan Korut untuk ikut serta dalam
Olimpiade Musim Dingin. Sejak saat itu, kedua negara sudah melakukan
sejumlah pertemuan untuk membahas teknis pengiriman atlet Korut ke
Korsel.
Korut dan Korsel bahkan sepakat untuk berpawai di bawah
bendera unifikasi ketika mengikuti pembukaan Olimpiade di Pyeongchang
tersebut.
Ilustrasi bendera unifikasi. (Reuters/Andy Clark)
Namun belakangan, Korut membatalkan penampilan kebudayaan gabungan
dengan Korsel karena sejumlah pemberitaan tak menyenangkan dari media
Seoul.
Korut bahkan tetap menggelar parade militer besar-besaran
ini walau hanya berselang sehari sebelum perhelatan Olimpiade Musim
Dingin digelar pada 9 Februari.
Kemajuan pesat senjata anti satelit China dan Rusia membuat takut AS. Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian
WASHINGTON
- Pentagon dikabarkan tengah khawatir bahwa China dan Rusia sedang
mengembangkan rudal anti satelit (ASAT). Senjata ini bisa menembakkan
misil yang mencapai orbit Bumi rendah (LEO) AS keluar dari bintang dalam
dua tahun ke depan.
Direktorat intelijen Kepala Staf Gabungan,
yang disebut J-2, mengatakan kepada Washington Free Beacon bahwa
rudal-rudal ini saat ini dalam pembangunan dan akan memiliki kemampuan
tempur sejak tahun 2020.
Pada bulan Mei, Direktur Intelijen
Nasional Dan Coats mengatakan bahwa Moskow dan Beijing semakin
mempertimbangkan serangan terhadap sistem satelit sebagai bagian dari
doktrin peperangan masa depan mereka.
"Keduanya akan terus
mengejar senjata ASAT secara penuh sebagai sarana untuk mengurangi
keefektifan militer AS," kata Coats kepada Kongres.
"Rusia
mencari rangkaian kemampuan yang beragam untuk mempengaruhi satelit di
semua rezim orbit, seperti senjata laser untuk Tuhan," imbuhnya.
Free
Beacon memperkirakan bahwa Moskow menghabiskan USD5 miliar per tahun
untuk senjata ASAT seperti rudal peluncuran rudal Nudol ASAT yang
baru-baru ini diuji pada bulan Desember 2016. Rudal darat ke udara
S-300, S-400, dan S-500 mereka juga memiliki kemampuan untuk menyerang
target LEO.
Sementara itu, program China bersifat rahasia, tapi
dianggap hebat. Pada tahun 2010, 2013, dan 2014, Beijing melakukan uji
coba rudal mid-course yang menurut Pentagon sebagai sistem yang juga
dapat dimodifikasi dengan mudah untuk menembak jatuh satelit.
"Program
modernisasi militer China jelas mencakup upaya untuk meningkatkan
permainannya di luar angkasa. Senjata untuk ruang melibatkan lebih dari
sekedar sistem ASAT, tapi ini adalah tanda kemajuan China yang paling
mencolok," kata mantan Direktur CIA John McLaughlin pada awal bulan
Januari lalu kepada Cipher Brief seperti dikutip dari Sputnik, Kamis
(1/2/2018).
Berbicara kepada news.com.au, John Blaxland, profesor
Studi Keamanan dan Intelijen Internasional dan direktur ANU di
Southeast Asia Institute, mengatakan bahwa teknologi semacam itu telah
terus berkembang selama beberapa waktu.
"Departemen Pertahanan AS tidak diragukan lagi prihatin," kata Blaxland.
"Itu
karena banyak teknologi presisi dan geolokasi, yang sebagian besar
bergantung pada teknologi militer AS, sangat bergantung pada
pemeliharaan jaringan satelit mereka tanpa hambatan oleh prospek
serangan ASAT dari China atau Rusia," tuturnya.
Untuk
mengantisipasi tantangan tersebut, Pentagon telah memulai pengembangan
teknologi kontra seperti konstelasi satelit: jaringan satelit tumpang
tindih yang dapat mempertahankan kemampuan geolasinya bahkan jika
beberapa satelit di dalam jaringan hilang.
Saat ini, tidak ada
perjanjian senjata yang ada mengenai senjata ASAT. Perjanjian semacam
itu bisa merusak pertahanan rudal, karena banyak sistem pertahanan rudal
juga memiliki kemampuan laten ASAT. Lembaga think tank RAND juga
melaporkan bahwa AS memiliki persenjataan senjata ASAT mereka sendiri
sehingga mereka tidak mau menyerah, karena saat ini mereka memegang
kendali dalam perang antariksa.
Para pemimpin AS dalam pemerintah Trump telah mengambil nada hawkish
dalam retorika baru-baru ini mengenai China dan Rusia. Sebelumnya pada
bulan Januari, Menteri Pertahanan AS James Mattis merilis sebuah
strategi pertahanan baru yang mengatakan bahwa melawan kekuatan militer
China yang berkembang pesat dan kekuatan modernisasi Rusia adalah
prioritas keamanan nasional Pentagon.
"Kami akan terus menuntut
kampanye melawan teroris, tapi persaingan dengan kekuatan besar - bukan
terorisme - sekarang menjadi fokus utama keamanan nasional AS," Mattis
mengatakan dalam sebuah pidato pada 19 Januari di Johns Hopkins
University's Paul H. Nitze School of Advanced International Studies di
Washington, DC.
"Strategi ini sesuai untuk zaman kita, memberi
rakyat Amerika perlindungan militer untuk jalan hidup kita, berdiri
bersama sekutu kita dan memenuhi tanggung jawab kita untuk meneruskan
generasi penerus kebebasan yang kita nikmati hari ini," imbuhnya.
Selama
pidato kenegaraannya pada hari Selasa, Presiden AS Donald Trump
menyebut China dan Rusia sebagai saingan yang menantang kepentingan,
ekonomi dan nilai-nilai AS.
"Dalam menghadapi bahaya ini, kita
tahu bahwa kelemahan adalah jalan yang paling pasti menuju konflik, dan
kekuatan yang tak tertandingi adalah cara paling pasti untuk pertahanan
kita," kata presiden.
MOSKOW
- Presiden Rusia, Vladimir Putin, menggambarkan daftar sanksi pejabat
negaranya dan konglomerat yang dikeluarkan Amerika Serikat (AS) sebagai
langkah bermusuhan dan bodoh. Menurutnya hal itu dipelopori oleh musuh
politik Presiden Donald Trump.
Meski begitu, Putin mengatakan bahwa Kremlin akan menahan diri untuk tidak melakukan pembalasan saat ini.
"Kami
semua, 146 juta, telah dimasukkan ke dalam daftar," kata Putin pada
sebuah pertemuan dengan para aktivis untuk kampanye pemilihannya.
"Tentu,
ini adalah langkah yang tidak bersahabat, yang memperburuk hubungan
Rusia-AS yang sudah tegang dan menyakitkan hubungan internasional secara
keseluruhan," imbuhnya seperti dikutip dari ABC News.go, Rabu (31/1/2018).
Putin
sendiri menggambarkan daftar tersebut sebagai bagian dari pertarungan
elit politik AS. Keengganan Putin untuk secara tegas mengkritik Trump
menyiratkan harapan pemimpin Rusia itu untuk menormalisasi hubungan
dengan AS.
"Mereka yang melakukannya terutama berfokus pada politik internal, mereka menyerang presiden AS" kata Putin.
Putin
lantas mengatakan Kremlin telah merenungkan kemungkinan pembalasan
sambil menunggu daftar diumumkan, namun memutuskan untuk tidak melakukan
tindakan.
Sebelumnya diwartakan jika Sanksi AS membidik sederet
pejabat Kremlin termasuk PM Rusia. Laporan pemerintah AS kepada Kongres
tentang Counter America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA)
2017 itu mencantumkan 114 tokoh politik Rusia, termasuk para pejabat top
Kremlin, dalam daftar target sanksi.
Selain PM Medvedev, juru
bicara Kremlin Dmitry Peskov, Kepala Administrasi Presiden Anton Vaino,
Wakil PM Pertama Igor Shuvalov, serta semua menteri termasuk Menteri
Luar Negeri Sergey Lavrov juga jadi target. Tak hanya itu, para
pengusaha top Rusia seperti Alisher Usmanov, Sergey Ivanov dan Roman
Abramovich, ikut-ikutan dijadikan target sanksi Departemen Keuangan AS.
Washington (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump
menandatangani perintah pada Selasa untuk tetap membuka pusat penahanan
militer di teluk Guantanamo setelah Barack Obama tidak berhasil menutup
penjara itu, yang menimbulkan kecaman dunia.
Dalam pidato kenegaraan pertamanya di Kongres, Trump memastikan
memenuhi janji kampanyenya untuk terus menjalankan kegiatan penjara
untuk tersangka teroris asing di pangkalan militer AS di Guantanamo,
Kuba.
"Saya baru saja menandatangani perintah untuk mengarahkan Menteri
Pertahanan (Jim) Mattis untuk memeriksa kembali kebijakan penahanan
militer kita dan untuk tetap membuka sarana penahanan di teluk
Guantanamo," kata Trump.
Perintah presiden itu mengesahkan langkah militer AS menambahkan
tahanan dan menyarankan kemungkinan bahwa petempur IS dapat dikirim ke
sana untuk pertama kali.
Obama menandatangani perintah pada hari pertamanya menjabat pada
2009, yang memerintahkan upaya menutup Guantanamo dalam waktu satu
tahun, namun rencananya digagalkan oleh sebagian besar oposisi Partai
Republik di Kongres. Sebagai gantinya, pemerintahannya mengurangi jumlah
tawanan menjadi 41 dari 242 selama delapan tahun masa jabatannya.
Penjara yang dibuka oleh Presiden George W. Bush untuk menahan
tersangka militan yang ditangkap di luar negeri setelah serangan 11
September 2001, melambangkan praktik penahanan keras yang membuka
tuduhan penyiksaan pada AS.
Sebagai calon presiden, Trump berjanji memenuhi penjara tersebut
para pelaku kejahatan. Sejak dia menjadi presiden setahun yang lalu,
tidak ada indikasi ada tahanan baru yang datang.
"Di masa lalu, dengan bodohnya kami telah membebaskan ratusan dan
ratusan teroris berbahaya, hanya untuk bertemu mereka lagi di medan
perang - termasuk pemimpin IS, (Abu Bakr) al-Baghdadi, yang kami
tangkap, yang kami miliki, yang kami lepaskan," kata Trump dalam
pidatonya, merujuk pada kelompok garis keras tersebut.
Pengamat Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan pada Juli bahwa
Baghdadi telah terbunuh. Tentara Amerika menangkapnya di awal perang di
Irak, dan membebaskannya setahun kemudian, mengira dia adalah seorang
penghasut sipil ketimbang sebagai ancaman militer.
Kelompok kebebasan sipil segera mengecam perintah eksekutif, dan
Pusat Hak Konstitusional mengatakan akan mengajukan tuntutan hukum.
"Dengan memberikan kehidupan baru kepada penjara itu, yang
melambangkan langkah mundur Amerika pada penyiksaan dan penahanan tidak
sah, Trump tidak akan membuat negara ini lebih aman," demikian Hina
Shamsi, direktur di Serikat Kebebasan Warga Amerika Serikat, demikian
Reuters melaporkan.
Haniya dilarang untuk bepergian dan aset keuangannya di AS akan dibekukan.
CB,
WASHINGTON--- Amerika Serikat (AS) telah menunjuk Pemimpin politik
senior Hamas, Ismail Haniya sebagai teroris global. Dilansir Aljazirah,
Kamis (1/2), Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan siaran pers pada
Rabu yang mengatakan bahwa Haniya memiliki hubungan dekat dengan sayap
militer Hamas dan telah menjadi pendukung perjuangan bersenjata,
termasuk melawan warga sipil.
Penempatan Haniya pada daftar teror akan membuat ia dilarang untuk
bepergian dan aset keuangan yang ia miliki di AS akan dibekukan. Juga
akan ada larangan pada setiap warga negara AS atau perusahaan untuk
berbisnis dengannya.
Departemen Luar Negeri menuduh Hamas
terlibat dalam serangan yang mengakibatkan pembunuhan 17 orang Amerika
sejak pendirian kelompok tersebut. Hamas, yang mengatur Jalur Gaza yang
diduduki Israel, didirikan pada 1987 pada sebuah strategi perjuangan
bersenjata melawan pendudukan, dan memiliki sayap militer yang dikenal
sebagai Brigade Izz al-Din al-Qassam.
Haniya (54) terpilih
menjadi pemimpin politik kelompok tersebut pada Mei 2017, menggantikan
Khaled Meshaal. Lahir di sebuah kamp pengungsi di Gaza, pemimpin
tersebut telah lama dipandang bersikap pragmatis dan fleksibel dalam
sikapnya terhadap Israel, dan mendukung sebuah negara Palestina di
samping orang Israel.
Pejabat senior Hamas Ghazi Hamad
mengatakan keputusan AS tersebut merupakan bagian dari kampanye yang
lebih luas melawan orang-orang Palestina sejak Presiden Donald Trump
mulai menjabat pada Januari 2017.
"Jelas bahwa permusuhan
dari pemerintah AS terhadap orang-orang Palestina belum pernah terjadi
sebelumnya - dengan dukungan tanpa syarat dari Israel dan keputusannya
seputar Yerusalem, dan memotong pendanaannya ke badan pengungsi UNRWA,"
kata Hamad.
Dia menambahkan Haniya adalah ikon perlawanan
dan itu adalah sesuatu yang dibanggakan semua pihak. Hamas belum
mengeluarkan keputusan resmi atas keputusan AS tersebut.
Pemimpin senior sekaligus salah satu pendiri
Hamas, salah satu faksi besar di Palestina, Imad al-Alami meninggal
dunia di Jalur Gaza, Selasa (30/1). (AFP PHOTO / MOHAMMED ABED)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin senior sekaligus salah satu pendiri Hamas, salah satu faksi besar di Palestina, Imad al-Alami meninggal dunia di Jalur Gaza, Selasa (30/1).
Alami, 63 tahun, meninggal dunia setelah sempat dirawat selama tiga pekan di sebuah rumah sakit di Jalur Gaza.
Tokoh senior Hamas, Bassem Naim, mengabarkan kematian Alami lewat akun Twitternya tanpa memberi penjelasan rinci.
Dilansir kantor berita Anadolu, Alami dikabarkan mengalami luka tembak di kepala saat sedang membersihkan senjata di rumahnya.
Pernyataan resmi Hamas sebagaimana dikutip AFP
menyatakan Alami akan dimakamkan di Gaza. Jenazahnya akan disemakamkan
di Mesji Al-Amari, Gaza. Acara perkabungan akan digelar di Alun-alun
Saraya dan dihadiri seluruh pemimpin Hamas dan para pendukungnya di
Jalur Gaza.
Alami adalah mantan Duta Besar Hamas pertama di Iran sebelum
mengasingkan diri ke Suriah dan tinggal di negara itu hingga 2012 lalu.
Saat perang saudara pecah di Suriah, Alami bersama keluarganya kembali ke Palestina dan tinggal di Gaza.
Pada 2013, Alami terpilih menjadi wakil pemimpin Hamas yang ketika itu masih menguasai Gaza.
Sebagaimana dikutip AFP, Alami merupakan salah satu tokoh Hamas yang paling dihindari Israel karena dituduh kerap merencanakan sejumlah serangan.
Rumah Alami bahkan pernah dibom oleh Israel saat negara itu menggempur Gaza pada 2014 lalu.
Pada 2003, Amerika Serikat memasukan nama Alami dalam daftar “teroris global khusus.”
Cina melaporkan bahwa dua uji terbang rudal dengan mesin
ramjet berkecepatan 6.400 km per jam telah selesai bulan lalu. Kredit:
Popular Science
CB, Jakarta - Pesawat militer Cina
tanpa izin telah terbang ke zona identifikasi pertahanan udara Korea
atau KADIZ di dekat Pulau Ieo. Delapan jet tempur Korea Selatan dengan
cepat langsung mencegatnya.
Seperti yang dilansir Chosun Ilbo pada
30 Januari 2018, ini pelanggaran kedua pesawat Cina memasuki KADIZ
dalam kurun waktu sekitar 40 hari.
Pesawat
militer Cina itu memasuki zona tersebut dari barat daya Pulau Ieo pada
Senin, 29 Januari 2018, sekitar pukul 9.30 pagi Senin, 29 Januari 2018.
Jet tersebut meninggalkan zona tersebut 25 menit kemudian dan
memasuki ADIZ Jepang. Jaraknya mencapai sekitar 120 kilometer arah
selatan Pulau Ulleung, sebelum berbelok dan terbang ke selatan ke arah
Cina.
Jet militer Cina itu rupanya pesawat patroli atau pesawat perang elektronik yang direnovasi dari pesawat transport Y-8.
Angkatan Udara Korea segera menerbangkan secara acak delapan pesawat F-15K dan KF-16 untuk mengawasi pesawat Cina.
Pada
18 Desember tahun lalu, lima pesawat militer Cina, dua pembom strategis
H-6, dua pesawat tempur J-11 dan pesawat pengintai TU-154, juga
melanggar KADIZ di dekat Pulau Ieo.
Cina
memiliki desain teritorial berdasarkan pada batuan yang terendam, namun
badan internasional tidak mengenal pulau-pulau yang tidak terlihat di
atas air. Zona identifikasi pertahanan udara bukan wilayah udara
teritorial, namun pesawat yang memasuki mereka wajib mengidentifikasi
diri mereka ke negara yang mengklaim zona tersebut.
Namun zona Korea, Cina dan Jepang tumpang tindih di dekat Ieo karena masing-masing negara mengklaim sepihak sebagai wilayahnya.
Para warga keturunan Tionghoa bersuka cita dalam perayaan
Tahun Baru Imlek di Chinatown di Manhattan, New York, AS, 28 Januari
2017. REUTERS/Stephen Yang
CB, Jakarta - Warga asing keturunan Cina
diizinkan untuk mengajukan visa khusus untuk tinggal di Cina selama
lima tahun atau memasuki negara tersebut beberapa kali selama periode
tersebut setelah memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Kebijakan
baru, yang berlaku mulai Kamis, 1 Februari 2018, adalah perbaikan pada
visa multiple-entry satu tahun untuk etnis Cina di seluruh dunia.
Seperti
yang dilaporkan South China Morning Post pada 30 Januari 2018,
perubahan yang diumumkan oleh Kementerian Keamanan Publik pekan lalu,
diperkirakan akan menarik lebih banyak etnis Tionghoa untuk melakukan
bisnis atau bahkan tinggal di Cina.
Menurut definisi resmi Cina, orang asing asal Cina merujuk pada eks
warga Cina yang telah memperoleh kewarganegaraan asing, atau keturunan
warga Cina saat ini. Pemohon hanya perlu memiliki satu orang tua, kakek
nenek atau leluhur yang merupakan warga negara Cina. Tidak ada batasan
jumlah generasi.
Tapi sementara kebijakan tersebut terbuka untuk
semua orang asing tersebut, menurut kementerian tersebut, pemohon
diminta untuk membuktikan asal Cina mereka. Ini berarti menyerahkan
dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Cina atau pihak berwenang
di negara tempat pemohon mengajukan permohonan.
Dokumen
yang membuktikan asal Cina termasuk salinan paspor Cina atau kartu
identitas orang-orang Cina atau paspor kerabat mereka.
Menurut
Kantor Urusan Luar Negeri Cina di Shanghai, sertifikat dari pemerintah
luar negeri juga akan diterima setelah dinilai oleh Kedutaan Besar Cina
atau konsulat di negara asal pemohon. Kebijakan baru ini juga
mempermudah pemohon dengan tidak memberlakukan pembatasan atas alasan
kunjungan mereka.
"Visa semacam itu dapat diberikan kepada
orang-orang etnis Tionghoa di luar negeri jika mereka perlu mengunjungi
keluarga mereka, melakukan pertukaran bisnis atau budaya, atau menangani
masalah pribadi di Cina," demikian pernyataan kementerian tersebut.
Baca: Fantastis, Rakyat Cina Habiskan Rp 7.800 Triliun untuk Jajan
Sementara
mereka yang ingin tinggal lebih lama untuk alasan pekerjaan, studi atau
hal-hal lain dapat mengajukan permohonan izin tinggal lima tahun.
"Kebijakan
tersebut bertujuan untuk mendorong lebih banyak orang Tionghoa
perantauan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Cina," kata Qu
Yunhai, Kepala biro administrasi keluar dan masuk Cina.
UNICEF
menyatakan, sanksi yang diterapkan terhadap Korea Utara (Korut) membuat
anak-anak di negara tersebut terancam mengalami kelaparan.
Foto/Istimewa
JENEWA
- Badan PBB yang menangani kesejahteraan anak, UNICEF menyatakan,
sanksi yang diterapkan terhadap Korea Utara (Korut) membuat anak-anak di
negara tersebut terancam mengalami kelaparan. UNICEF memperkirakan ada
60 ribu anak yang akan terdampak sanksi ini.
Kekuatan dunia telah
memberlakukan sanksi yang terus meningkat terhadap Korut, karena
program rudal nuklir dan balistiknya. Pekan lalu, Amerika Serikat (AS)
mengumumkan sanksi baru terhadap sembilan entitas, 16 orang dan enam
kapal Korut yang dituduh membantu program senjata tersebut.
UNICEF
menuturkan, meski sanksi tersebut mengecualikan pasokan atau bantuan
kemanusiaan ke Korut, tapi tetap saja ada potensi besar kelaparan
terhadap anak-anak di negara paling terisolsasi di dunia itu.
"Berdasarkan
resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB, pasokan atau operasi kemanusiaan
dikecualikan dari sanksi. Tapi apa yang terjadi adalah tentu saja bank,
perusahaan yang menyediakan barang atau kapal sangat berhati-hati.
Mereka tidak mau mengambil risiko nantinya terkait dan dianggap
melanggar sanksi," kata Wakil Direktur Eksekutif UNICEF, Omar Abdi,
seperti dilansir Reuters pada Selasa (30/1).
"Itulah yang membuat
lebih sulit bagi kita untuk membawa barang, jadi dibutuhkan sedikit
lebih lama, terutama untuk mendapatkan uang ke negara ini, tapi juga
mengirim barang ke DPRK Tidak banyak jalur pelayaran yang beroperasi di
daerah itu," sambungnya.
UNICEF sendiri adalah satu dari sedikit
lembaga bantuan yang memiliki akses ke negara terpencil tersebut, yang
menderita kelaparan serius pada pertengahan tahun 1990-an yang
menewaskan hingga tiga juta orang.
Putin
angkat bicara mengenai dirilisnya daftar tokoh Rusia yang mungkin akan
dijatuhkan sanksi oleh AS oleh Washington yang disebut juga dengan
Kremlin Report. Foto/Reuters
MOSKOW
- Presiden Rusia, Vladimir Putin angkat bicara mengenai dirilisnya
daftar tokoh Rusia yang mungkin akan dijatuhkan sanksi oleh Amerika
Serikat (AS) oleh Washington, yang disebut juga dengan "Kremlin Report".
Putin menyatakan perilisan daftar ini semakin mempersulit hubungan
dengan AS.
"Ini tentu saja tindakan yang tidak bersahabat, akan
mempersulit situasi sulit hubungan Rusia-Amerika yang memang sudah
sulit, dan tentu saja membahayakan hubungan internasional secara
keseluruhan," kata Putin, seperti dilansir Reuters pada Selasa (30/1).
Putin
kemudian mengatakan bahwa "bodoh" untuk memperlakukan Rusia dengan cara
yang sama seperti Korea Utara (Korut) dan Iran, sementara AS turut
meminta Moskow untuk membantu memonitor kesepakatan damai di semenanjung
Korea.
Namun, pemimpin Rusia tersebut mengatakan bahwa dia masih
ingin memperbaiki hubungan dengan AS dan akan menahan diri dari
mengeluarkan tindakan balasan.
"Kami menunggu daftar ini, dan
saya tidak akan menyembunyikannya, bahwa kami siap untuk melakukan
langkah pembalasan, tindakan serius, yang akan mengurangi hubungan kita
menjadi nol. Untuk saat ini, kita akan menahan diri dari langkah-langkah
ini, tapi kita akan hati-hati melihat bagaimana situasinya berkembang,"
tukasnya.
Seperti diketahui, dalam daftar tersebut terdapat 114
tokoh politik Rusia, termasuk para pejabat top Kremlin. Beberapa pejabat
tersebut adalah Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, juru bicara
Kremlin Dmitry Peskov, Kepala Administrasi Presiden Anton Vaino, Wakil
PM Pertama Igor Shuvalov, serta semua menteri termasuk Menteri Luar
Negeri Sergey Lavrov.
Tak hanya itu, para pengusaha top Rusia
seperti Alisher Usmanov, Sergey Ivanov dan Roman Abramovich, ikut-ikutan
dijadikan target sanksi Departemen Keuangan AS.
Gelombang Teror Taliban Adalah Jawaban Terhadap Strategi Militer AS. picture-alliance/Zuma/R. Alizadeh
Dalam
delapan hari terkahir, tiga serangan hebat kelompok ekstrimis
mengguncang Kabul. Lebih 130 tewas dan lebih 200 lainnya luka-luka.
Serangan pertama terjadi di Hotel Continental pada hari Sabtu, 21
Januari. Seminggu kemudian, Sabtu 28 Januari, terjadi serangan bom bunuh
diri dekat Kementerian Dalam Negeri. Dua hari kemudian, Senin 29
Januari, terjadi serangan hebat ke akademi militer.
Di samping
tiga serangan besar itu, masih ada serangan-serangan lain, misalnya ke
kantor organisasi bantuan Save The Children di Jalalabad dan serangan
militan ke selatan Kandahar. Menurut keterangan resmi, tujuh prang tewas
dalam serangan itu.
Pengamat keamanan Afghanistan, eks Brigjen
Mohammad Arif mengatakan kepada DW, grelombang serangan teror ini adalah
jawaban atas strategi baru pasukan AS di negara itu, antara lain di
provinsi Helmand, Nagarhar dan Kundus.
"Biasanya Taliban memulai
rangkaian serangannya setelah musim dingin, tapi sekarang kelihatannya
mereka mempercepat serangan itu, sebagai reaksi atas strategi baru
militer AS. Mereka ingin menunjukkan, bahwa mereka belum terkalahkan,"
kata Mohammad Arif.
Tekanan AS pada Pakistan tak membawa hasil?
AS
dan militer Afghanistan memang sudah lebih dulu melancarkan serangannya
ke kubu-kubu militan, tanpa menunggu musim dingin berlalu. Ini adalah
strategi militer baru yang dicanangkan Presiden Donald Trump pada
Agustus 2017.
Trump menegaskan, ia akan menambah jumlah pasukan
yang dikerahkan ke Afghanistan untuk membantu aparat keamanan lokal. Dia
juga menyatakan, pasukan AS akan tinggal di negara itu selama
dibutuhkan. Pada saat yang sama, Trump menyalahkan Pakistan yang
dinilainya masih mendukung Taliban, sehingga situasi keamanan di
Afghanistan tak kunjung membaik.
Untuk menekan Pakistan, Presiden
Trump mengumumkan pembekuan bantuan dana AS untuk Pakistan, sampai
Pakistan menutup kawasan-kawasan yang kini jadi tempat berlinduing para
militan.
Harapan untuk perdamaian makin sirna
Pengamat
Afghanistan Nicole Birtsch daru yayasan penelitian politik Stiftung
Wissenschaft und Politik (SWP) menyatakan, serangan teror akhir-akhir
ini merupakan reaksi terhadap pemboman dan operasi militer yang sedang
dilancarkan militer AS bersama tentara Afghanistan.
Birtsch juga
mempertanyakan efektivitas tekanan AS pada Pakistan. Karena dengan cara
itu, tidak terjadi konsultasi yang setara antara AS, Afghanistan dan
Pakistan. Untuk waktu dekat, tidak ada perspektif baik bagi Afghanistan,
kata Britsch.
Dia memperkirakan, pada minggu-minggu
mendatang, spiral kekerasan masih akan terus berlanjut. "Saya khawatir,
arena banyaknya aksi kekerasan ini banyak orang, terutama di Kabul, yang
sudah mengubur harapan tentang masa depan yang stabil. Mereka sekarang
hanya berusaha bertahan untuk terus hidup.”
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Quebec City, Kanada (CB) - Perdana Menteri Kanada Justin
Trudeau menyeru warganya melawan Islamofobia dan diskriminasi saat dia
memberikan penghormatan bagi enam muslim yang tewas dalam serangan di
sebuah masjid di Quebec setahun lalu.
Trudeau menyayangkan
tindakan kebencian dan diskriminasi sudah menjadi hal "yang lumrah" atau
"bahkan ditoleransi", mengatakan di parlemen bahwa "itu seharusnya
tidak mencapai titik ini."
“Kita tidak bisa menghidupkan mereka
yang sudah meninggal dunia, tapi kita berutang kepada mereka untuk
melawan sentimen yang menyebabkan kematian mereka. Kita berutang kepada
mereka untuk angkat suara dan bersikap berani dan secara eksplisit
melawan Islamofobia dan diskriminasi dalam segala bentuknya,” katanya
pada Senin waktu setempat.
Pada 29 Januari 2017, tepat setelah
salat isya pada Minggu, seorang bersenjata masuk ke masjid di kawasan
perumahan di Quebec City dan melepaskan tembakan ke arah para jemaah.
Selain
menewaskan enam orang, ada empat korban yang mengalami cacat permanen
akibat salah satu serangan paling mematikan di tempat ibadah umat Islam
di negara Barat itu.
Setelah insiden itu, ribuan orang, termasuk
Trudeau, berkumpul di Quebec City untuk menyampaikan dukungan mereka
kepada komunitas muslim.
Tersangka penembakan, Alexandre
Bissonnette, didakwa pada Oktober atas pembunuhan enam orang dan
percobaan pembunuhan terhadap 35 jemaah lainnya di masjid tersebut.
Pengadilannya dijadwalkan dimulai pada akhir Maret, demikian siaran
kantor berita AFP.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kirstjen
Nielsen, mengatakan bahwa meski larangan masuk itu dicabut, para
pengungsi harus menjalani proses pemeriksaan lebih ketat sebelum dapat
masuk ke negaranya. (Reuters/Joshua Roberts)
Jakarta, CB -- Setelah berbagai kecaman,
Amerika Serikat mencabut larangan masuk bagi pengungsi dari 11 negara
yang disebut berisiko tinggi.
Diberitakan Reuters,
pemerintah AS tak menjabarkan sebelas negara yang dimaksud dalam
regulasi baru tersebut. Namun sebelumnya, AS melarang masuk pengungsi
dari 10 negara mayoritas Muslim, juga Korut.
Meski larangan masuk itu dicabut, para pengungsi harus menjalani proses pemeriksaan lebih ketat sebelum dapat masuk ke AS.
"Sangat penting mengetahui siapa yang memasuki AS. Aturan keamanan
ini akan membuat pelaku kejahatan tak bisa mengeksploitasi program
pengungsi kami, dan aturan ini menjamin pendekatan yang lebih
berdasarakan kepada risiko, demi melindungi negara," ujar Menteri
Keamanan Dalam Negeri AS, Kristjen Nielsen.
Kementerian Dalam Negeri AS juga tak menjabarkan proses pemeriksaan
tambahan dalam regulasi ini. Namun, semua pengungsi akan ditanyai lebih
banyak mengenai latar belakang dan bukti aktivitas mereka sebelumnya.
Melalui
aturan ini, AS juga dapat meminta akses perangkat elektronik dan akun
jejaring sosial bagi pengungsi yang ingin masuk ke negara itu.
Sejak
menjabat, Trump berupaya memperketat aturan imigrasi negaranya. Jika
pada pemerintahan Barack Obama, AS dapat menerima 110 ribu pengungsi,
Trump memangkasnya menjadi hanya 53 ribu untuk tahun fiskal 2017,
kemudian dipotong lagi menjadi 45 ribu pada 2018.
Aturan ini merupakan bagian dari program besar Trump yang
disebut-sebut oleh kritikus dapat mengurangi kedatangan pengungsi hingga
50 persen dalam satu tahun.
Selain aturan pengetatan ini, Trump
juga mengajukan pembatasan anggota keluarga yang diizinkan masuk, yaitu
hanya pasangan dan anak kecil. Saat ini, aturan imigrasi AS masih
mengizinkan imigran membawa serta orang tua hingga keluarga besar.
Trump
mengatakan, aturan ini sangat penting untuk melindungi AS dari ancaman
teror dan kejahatan lintas batas yang selama ini marak di negaranya.
Sebagai
gantingya, Trump menawarkan aturan yang mengizinkan 1,8 juta pemuda
imigran dalam program "Dreamers" untuk mendapatkan kewarganegaraan dalam
jangka waktu 10-12 tahun.
Kini, Partai Demokrat dan Republik
sudah memulai negosiasi atas usulan tersebut, bersamaan dengan
pembahasan mengenai pembangunan tembok di sepanjang perbatasan dengan
Meksiko.
AS menyebut Korea Utara belum menunjukkan seluruh komponen ICBM. (Reuters/KCNA)
Jakarta, CB -- Program nuklir Korea Utara
menunjukkan kemajuan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, wakil kepala
staf gabungan Amerika Serikat menyebut negara tersebut belum
menunjukkan semua komponen rudal balistik antarbenua (ICBM), termasuk
proyektil yang bisa masuk kembali ke atmosfer bumi dengan utuh.
Pernyataan
Jenderal Angkatan Udara Paul Selva mengonfirmasi peninjauan Menteri
Pertahanan James Mattis pada Desember lalu, yang menyimpulkan ICBM Korea
Utara tidak akan mengancam Amerika Serikat dalam waktu dekat.
"Apa
yang belum dia tunjukkan adalah fusi dan teknologi penentuan sasaran
dan proyektil yang bisa masuk kembali ke atmosfer bumi dengan utuh,"
kata Selva pada Selasa (30/1), merujuk kepada pemimpin Korea Utara Kim
Jong-un.
"Bisa jadi dia sudah mencapai titik tersebut, jadi kita harus
menganggap dia sudah mencapainya, tapi dia belum menunjukkannya," kata
jenderal tertinggi keduda di Amerika itu, dikutip Reuters.
Pada
November, Korea Utara menyatakan telah berhasil menguji coba ICBM tipe
baru yang bisa mencapai seluruh daratan utama AS dan Korea Selatan.
Sejumlah pakar yang berbasis di Amerika mengatakan data terakhir
tampaknya mendukung klaim tersebut.
Selva mengatakan Amerika Serikat mungkin tidak akan bisa mendapat
indikasi dini yang menunjukkan Korea Utara telah meluncurkan rudalnya,
seandainya konflik pecah suatu hari nanti.
"Sepertinya tidak
mungkin dalam situasi taktis, kita bisa mendapatkan indikasi dan
peringatan lebih dulu daripada peluncuran, kecuali kita beruntung dan
melihat pergerakan mekanisme peluncuran ke platform peluncurannya," kata
Selva.
Dia mengatakan waktu peringatan bagi Amerika Serikat
berkurang dari satu jam hingga hanya puluhan menit dengan adanya
kemungkinan Korut menggunakan peluncur rudal yang bisa berpindah-pindah.
Selva menambahkan bahwa dia yakin Amerika Serikat bakal bisa
menghancurkan sebagian besar infrastruktur rudal Korea Utara, jika
dibutuhkan. Dia menolak menyatakan berapa persen rudal Korut yang bisa
ditembak oleh AS.
Tentara Taiwan menggelar latihan tembak
besar-besaran untuk menghadap invasi di tengah ketegangan dengan China
akibat perkara rute jalur udara. (Reuters/Tyrone Siu)
Jakarta, CB -- Tentara Taiwan menggelar latihan tembak besar-besaran untuk menghadap invasi, Selasa (30/1), di tengah ketegangan dengan China yang terus meningkat akibat perkara rute jalur udara.
Sejak
pagi hari, militer mulai mengerahkan pesawat pengintai untuk memantau
simulasi kedatangan kapal. Tank-tank kemudian mulai menembaki "musuh"
yang mendarat di timur pelabuhan Hualien.
Menyambut cepat, helikopter militer langsung melontarkan tembakan, disusul simulasi serangan dari jet tempur F-16 dari udara.
"[Latihan ini dilakukan untuk] menunjukkan determinasi jaminan
perdamaian di Selat Taiwan dan keamanan nasional," demikian pernyataan
resmi Kementerian Pertahanan Taiwan, sebagaimana dikutip AFP.
Tank-tank mulai dikerahkan untuk menembaki "musuh" yang mendarat di timur pelabuhan Hualien. (Reuters/Tyrone Siu)
Selat Taiwan adalah perairan yang memisahkan China dan Taiwan, daerah
yang dianggap Beijing sebagai bagian negaranya sesuai dengan prinsip
"Satu China".
Bulan lalu, Presiden Tsai Ing-wen mengingatkan
bahaya kemungkinan ekspansi militer China setelah melihat sejumlah
gejala, termasuk peningkatan latihan pasukan udara dan laut Beijing di
sekitar Taiwan sejak ia menjabat.
Semenjak masa kampanye, Tsai
memang sudah menarik perhatian China karena sangat vokal menuntut
kemerdekaan Taiwan dari kekuasaan Beijing.
Ketegangan antara kedua negara meningkat sejak bulan ini, ketika China
mulai mengoperasikan rute terbang baru di Selat Taiwan tanpa
berkonsultasi dengan pemerintahan setempat.
Taiwan menganggap
tindakan itu tak bertanggung jawab dan bermotif politik. Mereka
mengatakan, sikap China mengancam keamanan Taiwan dan membahayakan
keselamatan penerbangan lainnya.
Taipei pun balas dendam dengan
menolak permintaan pengoperasian 176 penerbangan tambahan antara Taiwan
dan China oleh dua maskapai China selama Imlek, salah satu hari raya
paling penting bagi kedua negara.
China
Eastern Airlines dan Xiamen Air pun menyebut keputusan Tapiei ini
sebagai "gangguan tak beralasan" bagi para pebisnis dan siswa Taiwan
yang ingin pulang ketika dari China saat Imlek.
Selain itu, China
juga mengerahkan kapal induk mereka melintasi Selat Taiwan hingga dua
kali pada bulan ini. Kementerian Pertahanan China meminta Taiwan agar
tidak khawatir akan pengerahan ini, tapi sejumlah pihak menganggap
keputusan Beijing itu sebagai cara untuk pamer kekuatan.
Ilustrasi perang Afghanistan. (Reuters/Lucas Jackson)
Jakarta, CB -- Organisasi pengawas isu Afghanistan
menyebut Pentagon membatasi rilis informasi kritis terkait kemajuan
dalam perang di negara tersebut. Langkah itu dinilai mengganggu
transparansi.
Selama bertahun-tahun, Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction atau SIGAR telah mempublikasikan laporan triwulanan, termasuk data jumlah wilayah yang dikuasai Taliban atau pemerintah.
Dalam
laporan yang dipublikasikan pada Senin (29/1), SIGAR menyatakan tidak
diperbolehkan merilis informasi tersebut. Militer juga disebut
merahasiakan jumlah pasukan dan laju penekanan yang dilakukan Pasukan
Keamanan dan Pertahanan Nasional Afghanistan, untuk pertama kalinya
sejak 2009.
"Implikasinya adalah saya pikir rata-rata warga Amerika yang
membacara laporan-laporan kami, atau membaca artikel berita Anda soal
ini, tidak mempunyai kemampuan yang berarti untuk menganalisis bagaimana
uang mereka dihabiskan di Afghanistan," kata John Sopko, pemimpin
organisasi tersebut, kepada Reuters.
Pentagon berupaya
menepis tudingan terkait keputusan yang membatasi jumlah informasi
publik seputar konflik 16 tahun alias perang terlama Amerika Serikat
ini.
Kementerian Pertahanan menyatakan tidak meminta SIGAR untuk menahan
data, tapi keputusan itu dibuat oleh koalisi misi dukungan NATO untuk
Afghanistan.
Pentagon juga menyatakan tidak punya otoritas untuk
melanggar klasifikasi yang dibuat koalisi NATO, yang dipimpin Jenderal
AS John Nicholson.
"Departemen terus bekerja sama dengan SIGAR,
Pasukan AS-Afghanistan, dan koalisi NATO untuk menyelesaikan
kekhawatiran terkait pembatasan informasi yang sebelumnya tidak
dirahasiakan," kata Letnan Kolonel Michael Andrews.
Sejumlah
mantan pejabat dan para pakar mengatakan bahwa, terlepas dari siapa yang
merahasiakan informasi, hal ini mengkhawatirkan karena pejabat
Afghanistan dan AS sudah menetapkan standar publik yang sulit diukur.
Jenderal tertinggi AS di Afghanistan menargetkan untuk memukul mundur 80
persen Taliban dalam waktu dua tahun, per November lalu.
Dalam laporan terbarunya, SIGAR menyatakan 43 persen distrik Afghanistan berada dalam kendali Taliban atau masih diperebutkan.
Sopko
mengatakan warga akan langsung mengambil kesimpulan bahwa informasi itu
disembunyikan karena tidak ada kemajuan yang tercapai, meski mungkin
kenyataannya tak seperti itu.
Gedung Capitol di Washington, DC, tempat para anggota Kongres Amerika Serikat berkantor. Foto/REUTERS/Zach Gibson
MOSKOW
- Perdana Menteri (PM) Dmitry Medvedev dan sejumlah pejabat top Kremlin
muncul dalam daftar target sanksi yang dirancang Departemen Keungan
Amerika Serikat (AS). Daftar itu muncul dalam laporan pemerintah AS yang
ditujukan ke Kongres.
Moskow mengecam keras laporan tentang
rancangan sanksi terhadap Rusia. Tindakan itu, dinilai Moskow bisa
meruntuhkan hubungan kedua negara.
Laporan pemerintah AS kepada Kongres tentang Counter America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) 2017 itu mencantumkan 114 tokoh politik Rusia, termasuk para pejabat top Kremlin, dalam daftar target sanksi.
Selain
PM Medvedev, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Kepala Administrasi
Presiden Anton Vaino, Wakil PM Pertama Igor Shuvalov, serta semua
menteri termasuk Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov juga jadi target.
Tak
hanya itu, para pengusaha top Rusia seperti Alisher Usmanov, Sergey
Ivanov dan Roman Abramovich, ikut-ikutan dijadikan target sanksi
Departemen Keuangan AS.
Menurut laporan tersebut, orang-orang
yang masuk dalam daftar dipilih berdasarkan posisi resmi “individu”
dalam hal tokoh politik senior, atau pun memiliki kekayaan bersih
sebesar USD1 miliar atau lebih untuk kepentingan oligarki.
Dokumen
atau laporan tersebut merupakan bagian dari undang-undang sanksi yang
ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada bulan Agustus lalu.
Sanksi terhadap Rusia itu sebagai pembalasan atas dugaan campur tangan
Moksow dalam pemilihan presiden AS tahun 2016. Namun, dugaan itu hingga
kini belum memiliki bukti yang akurat.
Meski demikian, dokumen
itu cukup membingungkan karena tidak secara tegas menyebut 114 tokoh
politik Rusia yang tercantum di dalamnya sebagai target sanksi.
“Ini
bukan daftar sanksi, dan penyertaan individu atau entitas dalam laporan
ini tidak dan sama sekali tidak boleh ditafsirkan untuk menjatuhkan
sanksi kepada individu atau entitas tersebut,” bunyi dokumen itu yang dikutip Selasa (30/1/2018).
“Laporan
ini tidak menciptakan batasan, larangan, atau batasan lain untuk
berurusan dengan orang-orang tersebut oleh orang AS atau orang asing,”
lanjut dokumen tersebut.
Senator Rusia Vladimir Dzhabarov
mengecam daftar yang dibuat Departemen Keuangan AS. Dia menganggap
daftar itu bisa memengaruhi hubungan bilateral.
”Secara formal
negara kita memiliki hubungan, tapi memasukkan dalam daftar sanksi
hampir semua kepemimpinan negara kita berarti bahwa hubungan tersebut
secara otomatis rusak,” katanya, seperti dikutip Russia Today, Selasa (30/1/2018).
AS Ungkap Daftar Oligarki Pengusaha di Lingkaran Putin
Pemerintahan Donald Trump (kiri) mengungkap
daftar oligarki yang berisi nama-nama pengusaha besar Rusia di lingkaran
Vladimir Putin (kanan). (AFP PHOTO/SPUTNIK /Mikhail Klimentyev)
Jakarta, CB -- Kementerian Keuangan Amerika Serikat mengungkap "daftar oligarki" berisi nama-nama pengusaha Rusia yang dekat dengan Kremlin, termasuk kepala dua bank terbesar, miliarder logam dan bos monopoli bahan bakar negara tersebut.
Daftar
yang disusun sebagai bagian dari paket sanksi ini tidak langsung
memastikan mereka akan dijatuhi hukuman. Namun, setidaknya orang-orang
kaya Rusia itu kini hidup dalam bayang-bayang.
Lingkaran dalam Presiden Rusia Vladimir Putin
kini sudah menjadi subjek sanksi yang bersifat pribadi. Hukuman itu
dijatuhkan karena Rusia mencaplok kawasan Crimea dari Ukraina.
Sementara itu, "daftar oligarki" yang dipublikasikan pada Selasa
(30/1) dipicu oleh dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan umum presiden
AS pada 2016 lalu, di mana Hillary Clinton dikalahkan oleh Presiden
Donald Trump.
Dalam pernyataan pers yang menyertai pengumuman
daftar tersebut, Kemenkeu menyatakan orang-orang dimasukkan ke dalam
daftar itu berdasarkan jumlah kekayaan dan "kedekatannya dengan rezim
Rusia."
Kemenkeu juga menyatakan penyertaan nama pada daftar tidak menunjukkan
apakah seseorang menjadi subjek sanksi atau pembatasan lainnya, atau
apakah mereka terlibat dalam aktivitas menyimpang.
German Gref,
CEO Sberbank yang merupakan peminjam dana terbesar di Rusia; dan Andrey
Kostin, kepala eksekutif peminjam dana terbesar kedua, VTB; adalah dua
di antara pengusaha yang masuk dalam daftar.
Alexei Miller, CEO monopoli eksportir bahan bakar Gazprom, juga ada di antara pengusaha yang disebutkan namanya.
Selain itu, ada pula Alexei Mordashov, pemilik salah satu produsen logam
terbesar Rusia, Severstal; dan Leonid Mikhelson, pemilik produsen bahan
bakar swasta Novatek.
Miliarder logam yang mempunyai saham di
klub sepak bola Inggris Arsenal, Alisher Usmanov; serta Eugene
Kaspersky, CEO perusahaan keamanan siber di Moskow; juga masuk dalam
daftar.
Pengakuan Trump dinilai mengubah jalannya negosiasi.
CB,
JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)
sekaligus Juru Runding rakyat Palestina, Saeb Erekat mengatakan,
keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem
sebagai ibu kota Israel adalah bagian dari era Amerika baru yang
bergerak dari negosiasi ke diktator.
Menurut Erekat, orang-orang Palestina dihadapkan pada apa yang mereka
lihat bahwa pemerintah AS bertujuan mengadakan sebuah konferensi
internasional dalam upaya untuk menunjukkan dukungan global bagi solusi
dua negara terhadap konflik tersebut.
"Begitu ada
orang Palestina yang pergi dan bertemu dengan pejabat Amerika, ini
adalah penerimaan keputusan mereka. Sekarang mereka mengancam kita
dengan uang, dengan bantuan. Mereka berjanji untuk tidak memaksakan
solusi apa pun, dan sekarang mereka menginginkan pertemuan demi
pertemuan tersebut," kata Erekat dilansir scmp.com, Rabu (31/1)
Erekat mengatakan, seolah-olah AS mengajak orang-orang Palestina, "Kemarilah, Nak, kami tahu apa yang baik untukmu."
Status
Yerusalem barangkali merupakan isu paling sensitif dalam konflik
Israel-Palestina. Israel melihat seluruh kota sebagai ibukota yang tak
terbagi, sementara Palestina menginginkan sektor timur sebagai ibu kota
negara masa depan mereka.
Israel menduduki Yerusalem timur
dalam Perang Enam Hari 1967 dan kemudian mencaploknya. Tindakan itu
tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Pengakuan
sepihak Trump pecah dengan konsensus internasional selama puluhan tahun
bahwa status kota harus dinegosiasikan antara kedua belah pihak.
Pemimpin AS itu mengatakan dia masih bermaksud untuk mencapai apa yang
dia sebut "kesepakatan akhir" atau perdamaian Israel-Palestina, namun
presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyebut upayanya itu sebagai
"tamparan abad ini".
Pemerintahan Trump juga menyerang
Abbas pekan lalu, dengan duta besar PBB Nikki Haley yang mengatakan
bahwa dia tidak memiliki keberanian yang dibutuhkan untuk kesepakatan
damai. Sementara itu, menjawab komentar Haley dengan sebuah seruan,
"kudeta".
Abbas akan mengingatkan Putin soal konferensi internasional yang harusnya digelar
CB,
RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas direncanakan bertolak ke
Moskow untuk bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin pada pertengahan
Februari mendatang. Menteri Luar Negeri dan Warga Asing Palestina Riyad
Malki mengatakan, Abbas akan terbang ke Moskow pada 12 Februari
mendatang untuk mendengar pandangan Putin terkait kesiapan Rusia untuk
ikut berperan dalam konferensi perdamaian antara Palestina dengan
Israel. Demikian dilansir kantor berita Palestina, Wafa, Selasa (30/1).
Malki menyatakan, Abbas akan mengingatkan Putin soal konferensi
internasional yang harusnya digelar di Moskow tersebut akan menghadirkan
berbagai perwakilan tinggi dari berbagai negara termasuk AS dan Israel.
Abbas juga rencananya akan mendiskusikan finalisasi rencana kegiatan
itu.
Finalisasi terkait apakah akan menjadi konferensi
perdamaian Moskow atau konferensi perdamaian lain. Juga apakah
konferensi ini akan mengadopsi Konferensi Perdamaian Paris pada 2016
atau International Quartet namun dalam format berbeda.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (REUTERS/Jonathan Ernst)
Jenewa (CB) - Belasan negara setuju mendahulukan sumbangan
tahunan mereka kepada badan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk pengungsi
Palestina (UNRWA) setelah Amerika Serikat memangkas sebagian
sumbangannya, kata kepala badan PBB tersebut.
Pemangkasan yang dilakukan pemerintahan Presiden AS Donald Trump
itu dilihat terkait dengan pemungutan suara di PBB, yang menolak
pengakuan Washington atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel, kata kepala
UNRWA Pierre Kraehenbuehl.
Amerika Serikat mengatakan bulan ini akan menarik 65 juta dolar
dari 125 juta dolar sumbangan yang telah direncanakan kepada UNRWA.
Badan PBB itu sendiri bertugas menjalankan kegiatan sekolah dan
klinik bagi 5,3 juta warga Palestina di seluruh Timur Tengah, termasuk
di Gaza dan Tepi Barat.
"Sangat jelas bahwa keputusan yang diambil oleh Amerika Serikat itu
tidak terkait dengan kinerja kami," kata Kraehenbuehl dalam acara jumpa
pers, mengacu pada pertemuan antara dirinya dan sejumlah pejabat tinggi
AS di Washington pada November, yang dikatakannya berlangsung "dengan
sangat baik".
"(Keputusan pemangkasan bantuan, red) ini tampaknya berkaitan
dengan debat yang berlangsung menyangkut Yerusalem, pemungutan suara
soal Yerusalem di Majelis Umum PBB.
"Dan bisa saya katakan lagi di sini bahwa pendanaan untuk kemanusiaan harus dijaga dari pertimbangan politis," tambahnya.
Sebelas negara sudah setuju mendahulukan sumbangan mereka untuk
mendanai program-program UNRWA dalam beberapa bulan ke depan, kata
Kraehenbuehl setelah ia bertemu dengan perwakilan negara-negara donor.
Menurut Kraehenbuehl, tujuh negara, yaitu Swiss, Finlandia,
Denmark, Swedia, Norwegia, Jerman dan Rusia, sudah mentransfer sumbangan
awal. Adapun empat negara lainnya, yaitu Belgia, Kuwait, Belanda dan
Irlandia, telah menyatakan janji mereka untuk melakukan langkah serupa
dalam waktu dekat.
Kraehenbuehl telah meluncurkan permohonan bantuan dana sekitar 800
juta dolar AS untuk membantu para pengungsi Palestina di Suriah,
Lebanon, Jordania dan wilayah-wilayah Palestina tahun ini.
Ia mengatakan bahwa UNRWA telah menerima sumbangan sebesar 360 juta
dolar dari AS tahun lalu namun Washington hanya menyediakan 60 juta
dolar untuk 2018. Kraehenbuehl menyebut pemangkasan oleh AS itu sebagai
"perubahan yang sangat fatal dan dramatik".
Arsip Foto. Seorang perempuan yang setia
kepada pergerakan Houthi menggunakan telepon seluler saat ia hadir
dengan rekan perempuan lainnya dalam sebuah perkumpulan untuk
memperlihatkan dukungan kepada pergerakan di Sanaa, Yaman, Senin
(15/1/2018).
(REUTERS/KHALED ABDULLAH)
Riyadh (CB) – Koalisi pimpinan Arab Saudi pada Selasa
menyerukan gencatan senjata segera di ibu kota sementara Yaman, Aden,
tempat pertikaian sengit terjadi antara tentara pemerintah dengan
separatis selatan.
"Koalisi memperbarui seruannya kepada semua
pihak untuk segera melakukan gencatan senjata dan mengakhiri semua
bentuk konflik bersenjata," kata koalisi dalam sebuah pernyataan yang
dikutip kantor berita Arab Saudi, SPA.
"Koalisi menegaskan bahwa
ini akan membutuhkan semua langkah yang diperlukan untuk mengembalikan
keamanan dan stabilitas di Aden" menurut pernyataan tersebut.
Koalisi menyatakan menyayangkan pihak-pihak yang bertikai tidak merespons seruan sebelumnya untuk menahan diri dan tetap tenang.
Komite Internasional Palang Merah (International Committee for the Red Cross/ICRC)
pada Senin malam mengatakan bahwa sedikitnya 36 orang tewas dan 185
lainnya terluka dalam pertempuran selama dua hari di Aden.
Pertempuran
makin sengit pada Senin setelah pihak yang berperang menggunakna tank
dan senjata api artileri sementara kota pelabuhan itu tetap lumpuh.
Pertarungan
itu terjadi antara pasukan yang setia dengan pemerintahan Presiden
Abedrabbo Mansour Hadi, yang berbasis di Riyadh, dan pasukan keamanan
yang setia dengan separatis selatan yang dilatih dan didukung oleh Uni
Emirat Arab.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bermitra dalam
koalisi yang memerangi pemberontak Houthi yang didukung Iran yang
mengambil alih ibu kota Yaman, Sanaa, pada September 2014, demikian
menurut siaran kantor berita AFP.