Umat Islam harus kunjungi Yerusalem guna meningkatkan kasadaran akan Palestintia.
CB,
ISTANBUL -- Pertemuan tingkat tinggi di Istanbul, yang mempertemukan
para ilmuwan Muslim dari seluruh dunia, membuat sebuah deklarasi yang
menekankan pentingnya Yerusalem. Ccara yang diselenggarakan oleh
Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet) dihadiri oleh 70 ilmuwan Muslim
dari 20 negara, termasuk Pakistan, Inggris, Indonesia, dan Perancis.
Dilansir
Anadolu, Rabu (31/1), di akhir konferensi dua hari
tersebut, kepala Diyanet Turki Ali Erbas membaca deklarasi akhir yang
berisi 22 poin. "Dunia Islam harus mengartikulasikan dengan segala cara
bahwa Yerusalem adalah isu umum bagi semua Muslim, tidak hanya orang
Palestina dan Arab, bersamaan dengan kenyataan bahwa ini adalah ibukota
Palestina," kata Erbas.
Erbas mengatakan, dunia Islam juga
harus menyampaikan antusiasmenya untuk kepentingan generasi baru
Palestina. Pengetahuan agama dan sejarah tentang Palestina, Yerusalem
dan Al-Aqsa harus dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.
Menurutnya,
lembaga penelitian dan organisasi media yang mendukung perjuangan di
Yerusalem juga harus mendapat dukungan. Selain itu, umat Islam di
seluruh dunia harus mengunjungi Yerusalem untuk meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya Palestina.
"Yerusalem, yang telah
tinggal di bawah dominasi asing sepanjang sejarahnya, menikmati
tahun-tahun yang paling adil dan toleran selama periode pemerintahan
Muslim," katanya.
Yerusalem berdiri di jantung konflik
Timur Tengah, dengan orang-orang Palestina berharap, bahwa Yerusalem
Timur-yang diduduki oleh Israel sejak 1967-pada akhirnya dapat berfungsi
sebagai ibukota negara Palestina.
Awal bulan lalu,
Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui
Yerusalem sebagai ibukota Israel, yang memicu kecaman dan protes yang
meluas dari seluruh dunia Arab dan Muslim.