Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Turki menganggap YPG merupakan organisasi teroris.
CB,
PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Turki bahwa
operasinya terhadap milisi Kurdi di Suriah utara seharusnya tidak
menjadi alasan bagi Turki untuk menyerang Suriah. Ia mengatakan Ankara
harus mengkoordinasikan tindakannya dengan sekutu-sekutunya.
Turki pekan lalu meluncurkan serangan udara dan darat di Suriah barat
laut, yang menargetkan milisi YPG Kurdi di wilayah Afrin. Tindakan itu
telah membuka front baru dalam perang yang telah berlangsung tujuh tahun
dan mengikat hubungan dengan sekutu NATO di Turki.
"Jika
ternyata operasi ini selain untuk melawan ancaman teroris potensial ke
perbatasan Turki dan menjadi operasi invasi, maka hal ini menjadi
masalah bagi kami," kata Macon dalam sebuah wawancara dengan surat kabar
Le Figaro.
Turki menganggap YPG sebagai organisasi teroris
dan perpanjangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melakukan
pemberontakan selama tiga dekade di tenggara Turki yang sebagian besar
Kurdi.
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim membela
operasi militer tersebut dengan mengatakan bahwa pihaknya bertujuan
untuk mengamankan keamanan negara dan melindungi orang-orang Arab, Kurdi
dan Turkemens dari organisasi teroris.
"Jika Prancis
menafsirkan masalah ini sebagai operasi invasi, kita perlu menilai apa
yang telah mereka lakukan di Suriah," kata Yildirum pada sebuah
konferensi pers di samping Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri di
Ankara.
Ia
mengatakan Turki tidak bertindak dengan pikiran invasif. Amerika
Serikat dan Prancis telah mempersenjatai dan melatih milisi yang
dipimpin YPG dalam perang melawan ISIS di Suriah.
Macron
mengatakan akan membawa masalah ini ke Presiden Turki Tayyip Erdogan dan
meminta diskusi antara orang-orang Eropa serta negara-negara sekutu.
Credit
republika.co.id