Haniya dilarang untuk bepergian dan aset keuangannya di AS akan dibekukan.
CB,
WASHINGTON--- Amerika Serikat (AS) telah menunjuk Pemimpin politik
senior Hamas, Ismail Haniya sebagai teroris global. Dilansir
Aljazirah,
Kamis (1/2), Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan siaran pers pada
Rabu yang mengatakan bahwa Haniya memiliki hubungan dekat dengan sayap
militer Hamas dan telah menjadi pendukung perjuangan bersenjata,
termasuk melawan warga sipil.
Penempatan Haniya pada daftar teror akan membuat ia dilarang untuk
bepergian dan aset keuangan yang ia miliki di AS akan dibekukan. Juga
akan ada larangan pada setiap warga negara AS atau perusahaan untuk
berbisnis dengannya.
Departemen Luar Negeri menuduh Hamas
terlibat dalam serangan yang mengakibatkan pembunuhan 17 orang Amerika
sejak pendirian kelompok tersebut. Hamas, yang mengatur Jalur Gaza yang
diduduki Israel, didirikan pada 1987 pada sebuah strategi perjuangan
bersenjata melawan pendudukan, dan memiliki sayap militer yang dikenal
sebagai Brigade Izz al-Din al-Qassam.
Haniya (54) terpilih
menjadi pemimpin politik kelompok tersebut pada Mei 2017, menggantikan
Khaled Meshaal. Lahir di sebuah kamp pengungsi di Gaza, pemimpin
tersebut telah lama dipandang bersikap pragmatis dan fleksibel dalam
sikapnya terhadap Israel, dan mendukung sebuah negara Palestina di
samping orang Israel.
Pejabat senior Hamas Ghazi Hamad
mengatakan keputusan AS tersebut merupakan bagian dari kampanye yang
lebih luas melawan orang-orang Palestina sejak Presiden Donald Trump
mulai menjabat pada Januari 2017.
"Jelas bahwa permusuhan
dari pemerintah AS terhadap orang-orang Palestina belum pernah terjadi
sebelumnya - dengan dukungan tanpa syarat dari Israel dan keputusannya
seputar Yerusalem, dan memotong pendanaannya ke badan pengungsi UNRWA,"
kata Hamad.
Dia menambahkan Haniya adalah ikon perlawanan
dan itu adalah sesuatu yang dibanggakan semua pihak. Hamas belum
mengeluarkan keputusan resmi atas keputusan AS tersebut.