Senin, 24 Juli 2017

Selamat Tinggal Senjata Lama: Beberapa Proyek Senjata Masa Depan Rusia


Selama lebih dari seabad, pembuatan senjata sering berdasarkan pada prinsip ilmiah tradisional dan industri berat. Namun begitu, masyarakat modern telah mencapai titik penting di mana teknologi baru akan mengambil alih. Perang di masa depan akan menggunakan senjata yang berdasarkan prinsip ilmiah baru. Negara-negara besar, termasuk Rusia, sedang melakukan penelitian dan pengembangan untuk senjata ini.

Star Wars Rogue One
Teknologi yang ada di seri film Star Wars bukan lagi fiksi ilmiah. Sumber: kinopoisk.ru


Senjata Radio-Elektronik

Senjata radio-elektronik mampu melumpuhkan perlengkapan musuh dengan ledakan energi yang besar dan kuat. Senjata seperti ini dapat menyerang sistem kendali pesawat dan pesawat tanpa awak (UAV), serta menetralisir senjata kendali presisi dengan getaran gelombang pendek yang kuat.
Menurut para pengembang senjata Rusia, senjata ini bukanlah fiksi ilmiah dan telah sukses diuji coba. Nyatanya, pada 2014, bomber Rusia Sukhoi Su-24 dengan senjata radio-elektronik melumpuhkan sementara kapal USS Donald Cook milik AS ketika kapal itu berlayar terlalu dekat ke perbatasan Rusia di Laut Hitam.
Senjata ini akan dipasang di jet tempur generasi keenam Rusia yang saat ini sedang dikembangkan, namun tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan UAV dari darat. Dengan melumpuhkan peralatan elektronik musuh, sistem radar dan navigasi, Rusia bisa mendapatkan keuntungan di awal tempur. Setelah itu, kemenangan dapat diamankan melalui berbagai cara lain.
Selain melumpuhkan jet tempur, tank, dan kapal, senjata ini dapat membuat para tentara musuh panik dan ketakutan. Hal ini tampaknya terjadi saat para pelaut di USS Donald Cook tidak bisa berbuat apa-apa ketika kapal mereka dilumpuhkan.

Railgun

Railgun adalah peluncur proyektil elektromagnetik yang bisa menjadi senjata kuat untuk perang di masa depan. Dengan bantuan dari medan gaya, railgun dapat meluncurkan peluru dengan kecepatan hingga tiga kilometer per detik. Ini dekat dengan kecepatan orbit (7.9 kilometer per detik), yang merupakan titik di mana prinsip fisika yang berbeda mengambil alih. Di kecepatan ini, silinder plastik 15 gram dapat menembus lapisan aluminium dengan ketebalan beberapa sentimeter, dan tidak ada lapisan baja tank yang mampu menahan serangan seperti ini.
Railgun saat ini sedang diuji coba di Rusia. Menurut para ilmuwan, tujuan utama uji coba adalah untuk menciptakan generator terpadu bertenaga tinggi karena railgun membutuhkan banyak energi untuk bekerja secara efektif.

Senjata Laser

Teknologi laser di militer paling sering digunakan untuk mencari lokasi, melacak target, dan navigasi. Sekarang, penggunaannya untuk tempur hanya masalah waktu. Informasi mengenai penelitian modern terkait senjata laser di Rusia sangat dirahasiakan. Namun begitu, militer akan mengembangkan sistem laser yang dapat dipasang di kendaraan, pesawat, dan kapal.
Jet tempur A-60 dan MiG-35 akan dilengkapi dengan sistem laser untuk melumpuhkan sistem navigasi pesawat musuh. Namun begitu, laser seperti ini tidak akan sama dengan peledak seperti di film-film Star Wars, ujar pakar militer Dmitry Drozdenko kepada Radio Sputnik. Demi mendapatkan energi yang cukup untuk menghancurkan satu pesawat, dibutuhkan alat dan energi yang besar. Alat ini harus sangat besar bahkan ia tidak dapat dipasang di dalam pesawat, ujar sang pakar.
Penelitian dan pengembangan senjata laser tempur sudah ada di Uni Soviet sejak era Perang Dingin. Awalnya, pistol laser dirancang untuk para kosmonaut, namun militer tidak jadi mengadopsinya karena senjata ini dianggap tidak mampu menghasilkan kerusakan yang besar.
Tetap saja, teknologi yang ada di seri film buatan George Lucas bukan lagi fiksi ilmiah, dan AS sedang menguji coba sistem yang dapat menghancurkan target musuh dengan sinar laser. Sistem senjata antimisil darat-ke-udara yang Lockheed Martin sedang kembangkan, Area Defense Anti-Munitions (ADAM) dapat menghancurkan misil, UAV, dan kapal kecil musuh dari jarak dekat. Namun begitu, belum ada informasi mengenai pengembangan senjata serupa di Rusia.

Senjata Akustik atau Sonik

Senjata seperti ini menghasilkan suara dan dapat membuat tentara musuh takut dan panik. Bahkan organ tubuh manusia bisa rusak, yang berujung pada kematian. Informasi terkait penelitian senjata ini dirahasiakan, namun diketahui bahwa baik Rusia dan AS sedang berusaha membuatnya. Sebagai contoh, kedua negara telah mendesain peluru akustik, namun masalahnya kekuatan gelombang akustik bisa hilang dan mengurangi dampak yang dihasilkan, dan peluru seperti ini hanya bisa digunakan untuk jarak dekat.
Masalah lainnya dengan senjata sonik adalah menciptakan sinar yang terfokus pada suara atau ultrasuara musuh. Jika sinar seperti ini tidak diciptakan, maka senjata ini bisa menyerang pasukan sendiri melalui persebaran sinar.
Saat ini, senjata sonik sering digunakan polisi Amerika saat terjadi protes. Salah satunya adalah Alat Akustik Jarak Jauh (LRAD). Senjata ini tidak efektif untuk militer karena konsumsi energi yang tinggi dan hanya mampu menjangkau jarak yang dekat.
Namun, Rusia akan tetap meneliti bidang ini sesuai doktrin militer negara yang diadopsi tahun 2010, yang menekankan penggunaan senjata sonik untuk perang di masa depan.





Credit  indonesia.rbth.com





Filipina kepada ISIS: Menyerah atau Hadapi Kekuatan Penuh Militer


Filipina kepada ISIS: Menyerah atau Hadapi Kekuatan Penuh Militer
Filipina siap menerjukan kekuatan penuh untuk menumpas kelompok ISIS di Marawi. Foto/Istimewa


MANILA - Pemerintah Filipina memperingatkan kepada militan ISIS dan simpatisan mereka untuk menyerah atau akan menghadapi kekuatan penuh militer. Peringatan itu dilontarkan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.

Lorenzana mengatakan pasukan keamanan bertekad untuk mengalahkan terorisme dalam lima bulan ke depan ketika keadaan darurat militer diberlakukan di wilayah selatan Mindanao.

"Dengan banyaknya kepercayaan dari legislatif dan dukungan kuat dari orang-orang Filipina, Departemen Pertahanan Anda akan berusaha keras untuk mengatasi pemberontakan tersebut dengan pasti dan segera," kata Lorenzanna dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Xinhua, Senin (24/7/2017).

Lorenzana mendesak militan untuk kembali ke pelukan pemerintah, dengan mengatakan bahwa pemerintah siap menyambut mereka kapan saja mereka inginkan tanpa persyaratan apapun.

"Tapi jika Anda bertahan dengan cara Anda yang salah, angkatan bersenjata dan polisi akan datang setelah Anda tanpa henti," katanya.

Namun Lorenzana menegaskan jika operasi militer itu ditujukan kepada kelompok ISIS dan simpatisannya, bukan rakyat biasa. Penerapan darurat militer menjadi momok bagi warga Filipina karena membawa mereka kepada memori di mana mendiang Ferdinand Marcos berkuasa.

"Orang-orang yang harus khawatir adalah anggota kelompok teroris-ekstremis, pelanggar hukum, pendukung dan simpatisan kelompok teroris ekstremis dan bukan orang biasa."

Sekitar 700 gerilyawan yang berafiliasi dengan IS menyerbu Marawi City di Filipina selatan pada tanggal 23 Mei, mendorong pasukan keamanan pemerintah untuk meluncurkan serangkaian serangan udara untuk menghancurkan pemberontak.

Pertempuran yang sedang berlangsung sejauh ini telah merenggut nyawa sekitar 600 orang, termasuk 105 tentara dan polisi serta 428 teroris dan 45 warga sipil. Pemerintah mengatakan 40 warga sipil, yang melarikan diri dari kota tersebut saat perang meletus pada 23 Mei, meninggal karena sakit di rumah sakit setempat. 



Credit  sindonews.com






Filipina Perpanjang Darurat Militer di Mindanao


Filipina Perpanjang Darurat Militer di Mindanao
Filipina memperpanjang masa darurat militer di Mindanao hingga akhir tahun. Foto/Istimewa



MANILA - Legislator di Filipina telah memilih untuk memperpanjang undang-undang darurat militer untuk menghadapi pemberontakan Islam di pulau Mindanao yang bergolak. Militan yang terkait dengan ISIS telah menduduki bagian Marawi, sebuah kota di selatan, sejak bulan Mei lalu.

Presiden Rodrigo Duterte mengatakan bahwa perpanjangan itu diperlukan untuk menghancurkan pemberontakan. Namun para pengritiknya mengatakan bahwa ini adalah bagian dari untuk meraih kekuasaan yang lebih luas.

Mindanao adalah rumah bagi sejumlah kelompok pemberontak Muslim yang menuntut otonomi. Darurat militer memungkinkan penggunaan militer untuk menegakkan hukum dan menahan orang tanpa tuduhan untuk waktu yang lama.

Ini adalah isu sensitif di Filipina, di mana darurat militer diberlakukan oleh mendiang diktator Ferdinand Marcos untuk sebagian besar pemerintahannya seperti dikutip dari BBC, Minggu (23/7/2017).

Darurat militer selama 60 hari yang diberlakukan sejak 23 Mei lalu akan berakhir pada akhir pekan ini. Penetapan situasi tersebut dilakukan beberapa jam setelah terjadi bentrokan mematikan antara tentara dan sekelompok orang bersenjata yang terkait dengan ISIS. Perpanjangan ini berarti akan tetap berlaku sampai 31 Desember.

Pada bulan Mei, Presiden Duterte memperingatkan bahwa darurat militer dapat diperluas di seluruh Filipina setelah gerilyawan membunuh petugas polisi di Marawi.

Beberapa anggota parlemen oposisi mempertanyakan mengapa hal itu harus diterapkan ke seluruh pulau selatan, bukan hanya di kota itu.

"Saya khawatir bahwa rencana untuk memperpanjang darurat militer di Mindanao akan membuka jalan bagi undang-undang darurat militer di Filipina," kata Senator Risa Hontiveros.

Senator lain, Franklin Drilon mengatakan perpanjangan itu terlalu lama, sementara anggota kongres Edcel Lagman mengatakan bahwa tidak ada dasar faktual untuk itu.

Aksi demonstrasi sempat mengganggu jalannya sidang di parlemen. Para demonstran meneriakkan "tidak untuk darurat militer."

Kepala staf Angkatan Darat Jenderal Eduardo Ano mengatakan bahwa perlu untuk membatasi pergerakan militan Islam, memperingatkan bahwa pemberontakan yang sedang berlangsung dapat menyebar ke kota-kota lain di pulau itu.

Dia menggambarkannya sebagai "tipe Mosul perang perkotaan hibrida," mengacu pada pertarungan di kota Irak yang baru-baru ini dibebaskan dari ISIS.

Pejabat keamanan menyampaikan pesan kepada kongres jelang pemungutan suara mengatakan bahwa undang-undang tersebut diminta untuk menstabilkan kawasan tersebut, di mana para pendukung ISIS dapat menginsipirasi pemberontakan serupa di daerah Mindanao lainnya. 



Mereka mengatakan hanya sekitar 60 orang bersenjata yang tersisa di 49 hektar daerah Marawi. Meski begitu ada hampir 1.000 militan pro ISIS yang aktif di tempat lain di wilayah selatan, menahan 23 sandera.

Marawi adalah rumah bagi 200.000 penduduk namun banyak yang melarikan diri pasca pecahnya peperangan. Ada kekhawatiran bagi mereka yang terjebak akan menghadapi kekurangan makanan dan air.

Lebih dari 420 gerilyawan, 100 tentara dan 45 warga sipil tewas dalam pertempuran tersebut.

Bentrokan dimulai ketika tentara gagal dalam upaya untuk menangkap Isnilon Hapilon, yang diyakini sebagai pemimpin utama ISIS di Filipina dan terkait dengan kelompok Maute setempat, yang telah menyatakan kesetiaannya kepada ISIS.

Menanggapi kelompok Maute menyerang bagian kota, mengambil sandera.



Credit sindonews.com



Serangan 'Bersahabat' AS Tewaskan 10 Polisi Afghanistan



Serangan Bersahabat AS Tewaskan 10 Polisi Afghanistan
Sebuah serangan udara yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS) di Afghanistan dilaporkan telah menewaskan 10 orang polisi Afghanistan. Foto/Istimewa


KABUL - Sebuah serangan udara yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS) di Afghanistan dilaporkan telah menewaskan 10 orang polisi Afghanistan. Serangan itu terjadi di provinsi Helmand, salah satu wilayah paling bergejolak di Afghanistan.

Insiden tersebut terjadi di distrik Grishk, dimana pasukan Afghanistan terlibat dalam bentrokan sengit dengan Taliban selama beberapa hari terakhir ini. PasukanAS-Afghanistan (USFOR-A) telah mengakui insiden mematikan tersebut.

"Selama AS mendukung operasi Pertahanan Nasional dan Keamanan Nasional Afghanistan (ANDSF), serangan udara mengakibatkan kematian pasukan Afghanistan yang bersahabat, yang berkumpul di sebuah kompleks. Kami telah memberitahu pejabat Afghanistan tentang insiden ini," kata USFOR-A.

"Investigasi akan dilakukan untuk menentukan keadaan spesifik yang menyebabkan kejadian ini," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (23/7).

Terletak di selatan dari tempat kelahiran Taliban yakni Kandahar, Helmand tetap menjadi salah satu provinsi yang paling tidak aman di Afghanistan dengan militan yang mengendalikan petak tanah yang luas.

Awal pekan ini, Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan (ANSF) yang didukung oleh kekuatan udara AS berhasil merebut kembali distrik Nawa y di Helmand, setelah lebih dari setahun diduduki oleh Taliban.





Credit  sindonews.com






Pelanggaran Israel di Al-Aqsa, Erdogan: Dunia Islam Jangan Bisu


Pelanggaran Israel di Al-Aqsa, Erdogan: Dunia Islam Jangan Bisu
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/Daily Sabah


ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, dunia Islam jangan bisu di tengah pelanggaran pasukan Israel yang sedang berlangsung di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur.

Dalam konferensi pers di Bandara Ataturk Istanbul sebelum menuju ke Arab Saudi pada hari Minggu, Erdogan mendesak pasukan keamanan Israel untuk menghindari penggunaan kekerasan. Dia juga mendesak pasukan Israel bertindak sesuai dengan hukum internasional dan nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar.

”Al-Aqsa bukan hanya milik orang-orang Palestina, namun juga dihormati dan dianggap sebagai tempat suci oleh 1,7 miliar muslim di seluruh dunia,” kata Presiden Erdogan.

”Saat puncak pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), saya menyerukan Israel sekali lagi untuk bertindak sesuai dengan hukum (internasional) dan nilai-nilai dasar manusia. Saya ingin menggarisbawahi sekali lagi bahwa (Israel) harus menghindari langkah-langkah yang akan semakin meningkatkan ketegangan,” katanya, yang dikutip dari Daily Sabah, Senin (24/7/2017).

“Turki akan terus bekerja untuk membangun perdamaian di wilayah tersebut dan mendukung perjuangan saudara Palestina untuk kebebasan dan keadilan,” lanjut pemimpin Turki ini.

”Kami tidak menganggap tepat bagi saudara-saudara kami untuk mengalami masalah dan tekanan dalam bentuk apapun dan kami sangat sedih dengan insiden terbaru.”

”Dunia Islam tidak diharapkan untuk tidak responsif terhadap pembatasan Al-Aqsa dan penghinaan terhadap kehormatan umat Islam. Dengan demikian, Turki telah menunjukkan reaksinya dengan fasih,” imbuh Erdogan.



Erdogan mengaku telah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Israel Reuven Rivlin mengenai pelanggaran hak-hak warga Palestina oleh pemerintah Israel. Erdogan juga berbicara dengan mitranya dari Prancis, Emmanuel Macron, mengenai krisis Al-Aqsa pada hari Sabtu lalu.

Pasukan keamana Israel menutup Masjid Al-Aqsa setelah dua polisi Israel tewas dalam serangan pria bersenjata di kompleks situs suci itu pada 14 Juli 2017. Dua hari kemudian, Israel membuka masjid dengan memasang detektor logam yang memicu kemarahan warga muslim Palestina.

Pemasangan detektor logam itu telah memicu demo besar-besaran yang berujung pada konfrontasi antara warga Palestina dan pasukan Israel. Total lebih dari 900 warga Palestina terluka akibat tindakan keras pasukan Israel di kompleks masjid suci selama beberapa hari terakhir. 




Credit  sindonews.com






Kecam Aksi Kalap Israel, Sekjen PBB Serukan Penyelidikan



Kecam Aksi Kalap Israel, Sekjen PBB Serukan Penyelidikan
Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk aksi kekerasan tentara pendudukan Israel dan menyerukan dilakukannya penyelidikan. Foto/Istimewa


NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan, dia sangat menyesalkan pembunuhan tiga orang Palestina yang dipicu amarah karena pembatasan Israel di kompleks masjid al-Aqsa di Jerusalem. Bahkan, salah satu korban tewas ditembak oleh seorang pemukim Israel.

Guterres mengutuk pembunuhan tersebut dan menyerukan penyelidikan, beberapa jam setelah demonstrasi massa oleh orang-orang Palestina di sekitar lokasi situs suci itu menjadi sangat mematikan seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu (23/7/2017).

Dia mendesak para pemimpin Israel dan Palestina untuk menahan diri dari tindakan yang dapat terus meningkatkan situasi yang mudah berubah di Kota Tua Jerusalem. Ia mengatakan bahwa situs keagamaan harus menjadi ruang untuk refleksi, bukan kekerasan.

Mengutip Guterres, juru bicara wakil PBB Farhan Haq mengatakan bahwa organisasi tersebut memahami masalah keamanan yang sah. Namun di sisi lain penting bahwa status quo di lokasi tetap dipertahankan.

Pasukan keamanan Israel dengan represif menyerang demonstran, menembaki mereka dengan peluru, gas air mata dan peluru karet. Warga Palestina melakukan demonstrasi menentang tindakan pembatasan, yang mencakup pembatasan laki-laki Muslim di bawah usia 50 tahun dari tempat suci dan instalasi detektor logam.

Israel memperketat cengkeramannya di kompleks tersebut pada 14 Juli setelah dua petugas keamanan Israel tewas dalam serangan yang diduga dilakukan oleh tiga warga Palestina, yang dibunuh oleh polisi Israel setelah terjadi kekerasan.



Credit  sindonews.com


Amuk Pasukan Israel di Al-Aqsa Sudah Lukai Lebih dari 900 Warga Palestina


Amuk Pasukan Israel di Al-Aqsa Sudah Lukai Lebih dari 900 Warga Palestina
Pasukan polisi keamanan Israel siaga di pintu masuk kompleks Masjid Al-Aqsa sejak ketegangan dengan warga Palestina pecah di situs suci itu. Foto/REUTERS/Ammar Awad
 

YERUSALEM - Lebih dari 900 warga Palestina telah terluka akibat tindakan keras pasukan Israel dalam 10 hari terakhir di kompleks Masjid Al-Aqsa. Data ini dirilis Bulan Sabit Merah Palestina.

Rumah sakit di Palestina yang sudah kewalahan menampung pasien, khawatir akan terus kebanjiran pasien korban luka dan jiwa jika ketegangan terus terjadi di kompleks situs suci di Yerusalem Timur tersebut.

Menurut pihak rumah sakit, sebagian besar korban luka ditimbulkan oleh peluru pasukan Israel. Kelompok hak asasi manusia internasional mengutuk penggunaan peluru oleh pasukan Israel.

Muhamad Ismeal, 39, yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Al Maqassid di Yerusalem Timur, diduga ditembak pasukan Israel dengan granat setrum di kepala. Hal itu membuatnya hilang ingatan.

”Dia tidak cacat, tapi sekarang lihat dia, dia tidak bisa mengenali siapapun, sepertinya dia kehilangan ingatannya,” kata Muataz Ismeal, saudara pasien, kepada Al Jazeera, Senin (24/7/2017).

Suleiman Turukman, dokter yang menangani kasus Mohammed, mengatakan bahwa dia takut akan kehidupan pasiennya.

”Kondisinya serius, dia hampir meninggal, sekarang dia membaik, tapi bingung dan tidak bisa mengenali keluarganya karena trauma,” ujarnya.

Bentrokan antara warga Palestina dengan pasukan Israel dipicu penutupan kompleks Masjid Al-Aqsa oleh pasukan keamanan Israel setelah tiga penyerang bersenjata menewaskan dua polisi Israel.

Pihak keamanan Israel membuka kompleks masjid itu dua hari kemudian namun dengan memasang detektor logam di pintu masuk kompleks situs suci. Aturan itu membuat bentrokan terus berlanjut.

Orang-orang Palestina melihat langkah tersebut merupakan usaha Israel untuk memperluas kontrolnya di kompleks Masjid  Al-Aqsa yang dikelola oleh warga muslim.

Pada hari Minggu, Israel memasang kamera keamanan baru di lokasi yang sama. Tindakan ini kembali memicu kemarahan warga muslim Palestina.

Hussein Da'na, 76, seorang warga Palestina, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia menolak kamera yang dipasang pihak Israel karena merugikan orang-orang Palestina secara lebih jauh.

”Kamera ini dibuat untuk mengidentifikasi wajah orang-orang yang dilarang memasuki Masjid al-Aqsa,” kata Da'na. 

”Kami salat setiap pagi di sini dan polisi menyerang kami, saya berniat untuk terus salat di sini sampai Israel menghapus semua aturan yang baru itu,” ujarnya.

Kepala Badan Pertahanan Israel untuk Urusan Sipil Palestina, Mayor Jenderal Yoav Mordechai,  mengatakan bahwa Israel terbuka terhadap alternatif untuk menurunkan ketegangan.

”Satu-satunya yang kami inginkan adalah memastikan tidak ada yang bisa masuk dengan senjata lagi dan melakukan serangan lagi,” katanya. ”Kami bersedia mengkaji alternatif detektor logam selama solusi alternatif yang ada memastikan pencegahan terhadap serangan berikutnya.”

Namun, Mufti Yerusalem Sheikh Muhammad Hussein, mengatakan kepada Voice of Palestine, bahwa dia menuntut pengembalian aturan lama secara penuh sebelum adanya serangan awal di tempat suci tersebut.

Sementara itu, penasihat utama Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Majdi Khaldi, mengatakan bahwa serangkaian konsultasi diplomatik dengan berbagai negara Arab sedang dilakukan untuk meredam ketegangan di Yerusalem. Negara-negara yang diajak konsultasi oleh Palestina itu antara lain Yordania, Arab Saudi, Mesir, Maroko dan negara Arab lainnya.


Credit  sindonews.com










Kota-kota di Inggris Gelar Doa Solidaritas untuk Al-Aqsa


Kota-kota di Inggris Gelar Doa Solidaritas untuk Al-Aqsa
Kelompok aktivis Inggris, Sahabat al-Aqsa, menggelar doa bersama yuntuk keselamatan Masjid al-Aqsa. Foto/Ilustrasi/Istimewa


LONDON - Kelompok aktivis Inggris, Sahabat al-Aqsa, memanggil semua orang untuk berdoa untuk keselamatan Masjid al-Aqsa. Aksi itu muncul sebagai reaksi atas tindakan brutal tentara pendudukan Israel terhadap warga Israel yang melakukan aksi protes di dekat kompleks Masjid al-Aqsa.

Doa yang dipersembahkan untuk Al-Aqsa akan berlangsung pada hari Senin (24/7/2017) saat salat Subuh di 16 kota di Inggris, termasuk Bolton, Bradford, Coventry, Edinburgh, Glasgow, Huddersfield, Leicester, Luton, Manchester, Newcastle, dan Sheffield.

Dengan berlanjutnya pelanggaran oleh pasukan Israel, Sahabat of Al-Aqsa meminta semua orang untuk menghadiri acara ini atau mengadakan acara serupa di wilayah mereka seperti dikutip dari Middle East Monitor.

Sementara itu, Paus Francis menggunakan misa hari Minggu untuk berbicara mengenai kekerasan di Yerusalem dan meminta dialog dan moderasi untuk membantu memulihkan perdamaian. Delegasi PBB Swedia, Mesir dan Prancis meminta sebuah sidang darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas masalah tersebut, yang akan diadakan besok.

Liga Arab juga akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Rabu untuk membahas agresi Israel yang mengganggu status quo dari situs tersuci ketiga umat Islam itu.

Sementara itu, imam veteran Masjid Al-Aqsa dan mantan Grand Mufti, Sheikh Ikrima Sabri, mengatakan pada hari Jumat bahwa negara-negara Arab terlalu sibuk bertengkar ketimbang khawatir tentang Tempat Suci yang Mulia.

Tiga orang Israel ditikam sampai mati dalam sebuah pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki Israel pada hari Jumat. Aksi penikaman itu terjadi beberapa jam setelah tiga orang Palestina terbunuh dalam kekerasan yang dipicu oleh instalasi detektor logam Israel pada titik masuk ke kompleks Al-Aqsa di Kota Tua Jerusalem. 



Credit  sindonews.com







Demonstran Pro Palestina dan Pro Israel Berhadap-hadapan di Luar Kedutaan Israel London



Demonstran Pro Palestina dan Pro Israel Berhadap-hadapan di Luar Kedutaan Israel London
Demonstran Pro Palestina menyambangi kedutaan Israel di London. Foto/Istimewa


LONDON - Demonstran Pro-Israel dan pro-Palestina melakukan aksi demonstrasi di luar kedutaan Israel di London, Inggris. Aksi saling bertentangan itu dilakukan setelah Israel memperluas langkah-langkah keamanan bagi warga Palestina yang ingin beribadah di Masjid al-Aqsa.

Demonstran pro-Palestina terlihat membakar bendera Israel dalam sebuah video yang berhasil direkam. Mereka juga memegang spanduk bertuliskan "Selamatkan al-Aqsa" dan meneriakkan "Malu terhadap Anda!" kepada Israel dan pendukung mereka.

Sedangkan di sisi pro-Israel, yang tampaknya jauh lebih kecil, secara diam-diam mengangkat bendera Israel sebagai tanggapan seperti dikutip dari Russia Today, Senin (24/7/2017).

Pada satu titik, seorang anak memperlihatkan menendang dan melompat ke sebuah bendera Israel sebelum dia diberitahu oleh seorang petugas polisi.

Polisi membuat kedua kelompok pemrotes terpisah, dan kedua aksi bertolak belakang itu berakhir tanpa ada insiden atau kekerasan serius.

Sebuah bendera kelompok militan Libanon, Hizbullah, juga terlihat pada demonstrasi tersebut.

Protes tersebut mengikuti perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk meningkatkan keamanan dan memasang detektor logam di al-Aqsa, menyusul baku tembak di masjid tersebut yang menyebabkan kematian dua petugas polisi Israel dan tiga warga Palestina.

Kekerasan lebih lanjut terjadi, dengan jamaah Palestina bentrok dengan polisi pada hari Jumat. Tiga orang jamaah Palestina tewas oleh pasukan keamanan Israel.

Selama minggu lalu, orang-orang Palestina telah melakukan salat di luar masjid al-Aqsa sebagai bentuk protes. Mereka menolak untuk pertama kali melewati detektor logam untuk memasuki kawasan masjid utama.

Otoritas Palestina juga membekukan semua kontak dengan pemerintah Israel karena perselisihan tersebut.

"Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan untuk segera membahas bagaimana seruan untuk de-eskalasi di Yerusalem dapat didukung," cuit Duta Besar Swedia untuk PBB, Carl Skau, di Twitter. 




Credit  sindonews.com


Protes Aksi Brutal Israel, Ratusan Orang Berdemo di Jalanan London


Protes Aksi Brutal Israel, Ratusan Orang Berdemo di Jalanan London
Ratusan orang memadati jalanan kota London, Inggris untuk memprotes kebrutalan Israel di komplek al-Aqsa. Foto/AA


LONDON - Ratusan orang memadati jalanan kota London, Inggris untuk memprotes kebrutalan Israel di komplek al-Aqsa. Mayoritas mereka yang ikut dalam aksi protes tersebut adalah warga Inggris keturunan Palestina.

Protes yang berlangsung di depan Kedutaan Besar Israel di London itu diiniasi oleh Forum Palestina di Inggris. Forum Palestina mengatakan, mereka mengadakan demonstrasi untuk menarik perhatian dunia atas agresi Israel di Yerusalem.

Beberapa pemrotes memasang plakat bertuliskan "Selamatkan al-Aqsa" dan "Bebaskan Palestina" dan beberapa lainnya meneriakkan slogan-slogan anti-Israel. "Israel adalah negara teror", dan "Serahkan al-Aqsa", pekik para peserta aksi.

Melansir Anadolu Agency pada Minggu (23/7), kelompok pro-Israel kecil juga berkumpul di depan kedutaan. Namun, polisi Inggris mengarahkan mereka ke bagian belakang bangunan saat ketegangan antara kelompok-kelompok tersebut meningkat.

Sementara itu, terkait situasi di komplek al-Aqsa, Dewan Keamanan (DK) PBB akan bertemu pada Senin esok untuk membahas mengenai hal ini. Pertemuan ini adalah inisiatif dari Swedia, Mesir, dan Prancis. Swedia dan Prancis adalah dua pendukung utama Palestina di Eropa.




Credit  sindonews.com












Jenderal AS: Rusia Bukan Lagi Ancaman Tunggal Terbesar Amerika


Jenderal AS: Rusia Bukan Lagi Ancaman Tunggal Terbesar Amerika
Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Joseph Dunford,menyebut Rusia bukan lagi ancaman tunggal terbesar bagi Washington. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) tidak lagi percaya bahwa Rusia dapat menjadi ancaman tunggal keamanan nasional Washington. Korea Utara (Korut), Iran, dan China juga berada di puncak daftar ancaman.

Saat menjalani uji kelayakan untuk jabatannya saat ini, Jenderal Joseph Dunford menggambarkan Rusia sebagai ancaman terbesar bagi keamanan nasional AS. Ia mengatakan bahwa perilaku Moskow sangat mengkhawatirkan.

Dua tahun kemudian, Dunford menilai kembali analisis awalnya dan mengatakan ada aktor lain yang mengancam keamanan nasional AS. Ia pun menyebut Korut sebagai tantangan nomor satu.

"Saya mengatakan pada saat itu dari perspektif aktor negara itu adalah Rusia, dan saya mengatakan bahwa karena kemampuan nuklir dan kemampuan cyber mereka," Dunford mengatakan pada sebuah forum keamanan baru-baru ini di Aspen, Colorado, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (23/7/2017).

Namun, dia mengatakan bahwa saat ini militer AS tidak bisa mengkhususkan diri untuk memilih satu tantangan.

"Saya hanya ingin memasukkannya ke dalam konteks, jika saya mengatakan bahwa Rusia adalah ancaman terbesar - ini adalah salah satu ancaman yang kita hadapi saat ini dan kemampuan militer yang paling kapabel," Dunford mengatakan.

Pada saat yang sama, Dunford menunjukkan bahwa Washington menghadapi ancaman Iran "setiap hari," walaupun Korut saat ini merupakan tantangan terbesar Amerika.

"Jelas, Korut hari ini dari perspektif urgensi akan menjadi tantangan nomor satu kita," kata Kepala Staf Gabungan itu.

Pertarungan melawan ekstrimisme serta beberapa tantangan keamanan di Pasifik dengan China yang meningkat juga menjadi daftar utama ancaman keamanan AS.

Untuk melawan Rusia, Jenderal Marinir AS itu mengusulkan pengembangan kemampuan pencegah nuklir dan konvensional.

"Ketika saya melihat Rusia, pertama dan terutama kita harus bisa mencegah perang nuklir. Kedua, kita harus bisa mencegah perang konvensional," katanya. 



Credit  sindonews.com






Turki Beli S-400 dari Rusia, AS Was-was


Turki Beli S-400 dari Rusia, AS Was-was
AS menyatakan, jika Turki benar-benar membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia, hal itu akan menjadi perhatian utama AS. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Joseph Dunford menyatakan, jika Turki benar-benar membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia, hal itu akan menjadi perhatian utama AS.

"Ada laporan media yang tidak benar, mereka belum membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia. Itu akan menjadi kekhawatiran, apakah mereka melakukan itu, tapi mereka belum melakukannya," kata Dunford, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (23/7).

Pada Apil lalu, Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik pada mengatakan, perundingan Turki dengan Rusia untuk pembelian sistem rudal pertahanan udara canggih S-400 telah mencapai tahap akhir. 

Negosiasi Turki dan Rusia untuk pembelian sistem anti-rudal S-400 terungkap sejak bulan November tahun lalu. Turki mulai melirik tameng rudal mutakhir Moskow itu setelah pada tahun 2015 Ankara membatalkan kontrak pembelian sistem anti-rudal FD-2000 China senilai USD3,4 miliar.

Turki membatalkan kontrak karena Beijing enggan mentransfer teknologi beserta peralatannya.
Langkah Turki yang memilih senjata canggih Rusia itu sedari awal memang telah memicu kekhawatiran di antara anggota NATO lainnya. Sebab, senjata itu tidak sesuai dengan peralatan yang digunakan oleh NATO. 





Credit  sindonews.com






Abbas Ultimatum Israel soal Al-Aqsa



Abbas Ultimatum Israel soal Al-Aqsa 
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kanan) memberi ultimatum untuk Israel agar segera mencopot detektor logam di Masjid Al-Aqsa. (OIC-ES2016/Panca Syurkani)


Jakarta, CB -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas memutus koordinasi keamanan dengan Israel untuk mendesak pencopotan detektor logam di Masjid Al-Aqsa.

Keberadaan gerbang pendeteksi yang dipasang sebagai respons atas pembunuhan dua polisi Israel itu telah memicu bentrokan berdarah yang memakan banyak korban luka dan merenggut nyawa.

"Jika Israel ingin koordinasi keamanan untuk dimulai kembali, mereka harus menarik langkah tersebut," kata Abbas dalam pidato yang dikutip Reuters, Senin (24/7), merujuk pada pemasangan alat itu.
"Mereka pasti tahu pada akhirnya akan kalah, karena sudah menjadi tugas kami untuk mempertahankan keamanan di sisi kami di sini dan di sisi mereka."

Bentrokan tersebut dimulai pada Jumat, ketika pasukan keamanan Israel menembak mati tiga demonstran. Kepolisian Israel menyatakan tengah menginvestigasi peristiwa yang diungkap oleh otoritas medis Palestina itu.

Di hari yang sama, seorang warga Palestina menikam tiga orang Israel di Tepi Barat setelah bersumpah di Facebook akan mengangkat pisau demi Al-Aqsa.

Sementara seorang warga Palestina tewas di Yerusalem pada Sabtu, ketika alat peledak yang sedang dia rakit meledak sebelum waktunya, kata militer Israel. Petugas medis Palestina menyebut korban tewas karena terkena serpihan di bagian dada dan perut.
Gilad Erdan, menteri keamanan publik Israel, memberi peringatan akan potensi "ketidakstabilan skalan besar." Hal tersebut kemungkinan besar terjadi di Tepi Barat, daerah yang berada di luar kendali Abbas.

Erdan menyatakan Israel pada akhirnya mungkin menyingkirkan detektor logam tersebut setelah peninjauan ulang. Alternatifnya, kemungkinan polisi akan menambah pasukan keamnan di pintu masuk kompleks masjid dan memasang CCTV dengan kemampuan deteksi wajah.

"Banyak, walau bagaimanapun, jemaat yang dieknal polisi, yang sudah biasa beribadah di sana, dan orang-orang lanjut usia dan seterusnya, sehingga direkomendasikan untuk menghindari penggunaan detektor logam," kata Erdan kepada Army Radio sebagaimana dikutip Reuters, menyiratkan hanya orang-orang tertentu yang mesti melalui pemeriksaan tambahan.

Walau demikian, alternatif tersebut hingga kini masih belum disiapkan.




Credit  CNN Indonesia







Perang ISIS di Marawi Masuki Bulan Ketiga, Filipina Krisis



Perang ISIS di Marawi Masuki Bulan Ketiga, Filipina Krisis 
Presiden Duterte menyatakan siap menunggu selama setahun jika perang di Marawi tidak kunjung usai. (Reuters/Erik De Castro)


Jakarta, CB -- Pertempuran masih berlangsung hingga hari ini di Marawi, dua bulan setelah miltan Islamis melancarkan serangan terhadap salah satu kota terbesar di Filipina itu. Presiden Rodrigo Duterte pun menyatakan siap jika konflik mesti berjalan hingga setahun lamanya.

Para petinggi pertahanan negara tersebut mengakui telah meremehkan para militan pro ISIS yang sangat terorganisir itu. Mereka menyapu kota itu pada 23 Mei lalu dan masih menguasai sebagian daerahnya meski terus digempur oleh ratusan tentara yang dibantu serangan udara dan artileri.

Kongres Filipina telah menyetujui permintaan Duterte untuk memperpanjang darurat militer hingga akhir tahun di Mindanao. Dengan demikian, pasukan keamanan sekaligus mendapatkan kewenangan lebih besar untuk mengejar para ekstemis hingga ke luar Marawi.

Masih belum jelas bagaimana Duterte akan mengatasi ekstremisme di negaranya, kelak, setelah pasukannya merebut kembali Marawi dan mengalahkan sekitar 70 miltan yang masih bersembunyi di antara puing-puing daerah komersial itu sembari menyandera banyak warga sipil.

Lebih dari 500 orang tewas, termasuk 45 warga sipil dan 105 pasukan pemerintah. Setelah sejumlah tenggat waktu sepihak pemerintah untuk merebut kembali kota tersebut gagal dipenuhi, kini pasukan militer bahkan menyatakan kekurangan opsi karena para sandera yang diculik ISIS.

Duterte telah memerintahkan militer untuk menghindari korban sipil lebih banyak.

"Saya memerintahkan mereka 'jangan menyerang.' Yang terpenting adalah kami tidak mau membunuh orang," ujarnya pada akhir pekan lalu, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (24/7). "Jika kita harus menunggu selama satu tahun, maka kita tunggu hingga satu tahun." 

Filipina selatan telah dinodai pemberontakan dan kejahatan selama beberapa dekade terakhir. Namun, intensitas pertempuran di Marawi dan kehadiran pasukan asing yang membantu militan lokal membuat sejumlah pihak khawatir kota ini akan menjadi pusat ISIS di Asia Tenggara.

Para militan dari Malaysia dan Idonesia yang sama-sama bermayoritas Muslim diketahui turut bertarung di Marawi.

Sekitar 5 juta Muslim tinggal di Filipina yang bermayoritas Katolik, kebanyakan di Mindanao. Menteri Perahanan Delfin Lorenzana mengindikasikan bahwa setelah Marawi, pemerintah akan memperkuat pengawasan di kawasan, memperluas jangkauan untuk mendeteksi kamp-kamp pelatihan pemberontak dan pergerakan militan.

"Kami butuh lebih banyak peralatan komunikasi, komunikasi tingkat tinggi yang bisa kami gunakan untuk menyadap ponsel musuh. Kami juga butuh pesawat nirawak," ujarnya di hadapan Kongres.



Credit  CNN Indonesia






Anthony Scaramucci, Juru Bicara Baru di Gedung Putih


Anthony Scaramucci, Juru Bicara Baru di Gedung Putih 
Gedung Putih punya juru bicara baru yang disebut-sebut sebagai 'orang Trump.' (AFP PHOTO / FABRICE COFFRINI)


Jakarta, CB -- Ada pergantian besar di Gedung Putih. Sean Spicer yang selama ini dikenal sebagai juru bicaranya mundur, Jumat (21/7). Sementara ekonom New York Anthony Scaramucci ditunjuk sebagai pengganti.

Menurut New York Times, keputusan Spicer untuk mundur terjadi pada Jumat pagi. Presiden Donald Trump langsung yang menawari Scaramucci pekerjaan, dan menanyakan apakah Spicer mau tetap bekerja sebagai juru bicara.

Ia memutuskan mundur karena tidak ingin terjadi kebingungan karena jika ia bertahan, komunikasi dari Gedung Putih bisa berasal dari dua pintu.



Masuknya Scaramucci ke Gedung Putih, mengutip CNN, dispekulasi menjadi salah satu bukti bahwa Trump ingin dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang setia padanya. Spicer disebut-sebut bukan ‘orang Trump.’

Ia dibawa masuk ke Gedung Putih oleh Reince Priebus, Ketua Komite Nasional Pasrtai Republik yang menjadi staf Gedung Putih. Spicer punya riwayat dekat dengan Republik, bukan khusus Trump.



Sementara Scaramucci, merupakan manajer keuangan di New York. Seperti penasihat dekat Trump lainnya, ia juga pernah bekerja di Goldman Sachs. Scaramucci bahkan berteman dekat dengan Trump dan keluarganya.

Tak heran jika Ivanka Trump dan suaminya pun mendukung masuknya Scaramucci ke Gedung Putih.

Yang semakin membuktikan bahwa ada agenda lain di balik digantikannya Spicer, adalah momen. Itu terjadi saat Trump sedang diributkan perkara penyelidikan oleh FBI soal ikut campurnya Rusia dalam Pemilu AS 2016.

Trump, masih mengutip CNN, memang selalu menjaga lingkaran dalamnya. Semakin bahaya posisinya, semakin ketat lingkaran dalam itu, bahkan bisa hanya keluarga dan teman dekat.

Sean Spicer juru bicara Gedung Putih memilih mengundurkan diri, Jumat (21/7).Sean Spicer juru bicara Gedung Putih memilih mengundurkan diri, Jumat (21/7). (AFP PHOTO / Olivier Douliery)
Namun dalam pertemuan pertamanya dengan publik pada Jumat kemarin, Scaramucci mengatakan bahwa Trump membiarkannya menjadi dirinya sendiri, saat mereka berbincang soal pekerjaan ini di Ruang Oval Gedung Putih.

Salah satu tugasnya, kata Scaramucci, adalah “membiarkan Trump mengekspresikan identitasnya secara penuh.”

“Saya pikir penting bagi kita untuk membiarkannya mengekspresikan pribadinya,” ujarnya.



Trump memang hanya sesekali membiarkan dirinya diatur. Ia lebih banyak menjadi orang yang bertindak berdasarkan apa yang ia suka dan ia mau. CNN menuliskan, ia juga tipe orang yang membiarkannya bebas daripada yang mengaturnya.

Scaramucci cocok dengan profil itu.







Credit  CNN Indonesia





Ikuti Jejak Korut, Iran Bikin Rudal Penghancur Jet Tempur



Ikuti Jejak Korut, Iran Bikin Rudal Penghancur Jet Tempur 
Menteri Pertahanan Iran mengumumkan lini produksi baru rudal balistik pada Sabtu (22/7). (AFP PHOTO / Natalia KOLESNIKOVA)


Jakarta, CB -- Iran mengumumkan peluncuran lini produksi peluru kendali terbaru pada Sabtu (22/7) waktu setempat, di tengah memanasnya hubungan Teheran dengan Washington.

Melansir Reuters, Kementerian Pertahanan Iran menyebut bahwa misil bernama Sayyad 3 itu bisa mencapai ketinggian hingga 27 kilometer dan menjangkau jarak 120 kilometer.

“Misil ini bisa menargetkan jet tempur, rudal penjelajah, helikopter dan pesawat nirawak,” kata Menteri Pertahanan Iran Hossein Dehghan, dalam upacara peluncuran di Teheran.

Dalam upacara tersebut, Deghan juga mengatakan kesepakatan jual-beli senjata antara Arab Saudi dan Amerika Serikat, saat kunjungan Trump ke Riyadh, Mei lalu, ditujukan sebagai ancaman bagi Iran.

“Kita baru-baru ini menyaksikan pembelian senjata besar-besaran oleh beberapa negara dari Amerika Serikat dan mereka akan membawa senjata itu ke kawasan untuk mengancam Iran,” kata Dehghan.


Pekan lalu, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran atas program rudal balistik negara tersebut dan mengatakan “aksi Teheran yang merusak” di Timur Tengah, menghancurkan “upaya positif” Perjanjian Nuklir Iran 2015.

Sanksi terbaru dari AS itu menunjukkan Pemerintahan Donald Trump tengah mencari cara lain menekan Iran, sembari mempertahankan kesepakatan antara Teheran dan enam negara adidaya untuk mengekang program nuklir, demi pengangkatan sanksi finansial dan perdagangan minyak.

Pemerintah AS mengatakan saat ini mereka tengah menargetkan 18 entitas serta individu yang mereka anggap memberi dukungan terhadap “penghasut dan aktivitas kriminal transnasional Iran”.

Mereka yang dijatuhi sanksi dipercaya memberi bantuan pada militer Iran atau Korps Pengawal Revolusi Islam dengan mengembangkan pesawat nirawak dan fasilitas militer, termasuk memproduksi kapal dan menyediakan komponen elektronik.

Sementara lainnya diklaim “mengatur pencurian program perangkat lunak dari AS dan menjualnya pada pemerintah Iran,” lapor Kementerian Keuangan AS.




Credit  CNN Indonesia







PNA serukan persatuan dengan HAMAS di tengah kemelut Jerusalem


PNA serukan persatuan dengan HAMAS di tengah kemelut Jerusalem
Kompleks Al Aqsa atau Haram Al Sharif, yang meliputi Masjid al-Aqsa dan Dome of the Rock atau Masjid Kubah Batu dengan kubah emasnya, di Yerusalem Timur terlihat dari Bukit Zaitun. (ANTARA News/Maryati)


Ramallah, Palestina (CB) - Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) pada Minggu (23/7) mengeluarkan seruan persatuan kepada HAMAS di Jalur Gaza, dalam menghadapi peningkatan pertikaian dengan Israel mengenai Masjid Al-Aqsha.

Juru Bicara PNA Tariq Rishmawi mengatakan di dalam satu pernyataan pers bahwa HAMAS, yang telah menguasai Jalur Gaza sejak 2007, mesti menanggapi gagasan Presiden Palestina Mahmoud Abbas bagi perujukan, dengan menyerahkan kendali semua lembaga pemerintah di Jalur Gaza kepada PNA.

"HAMAS harus selalu mengingat kepentingan rakyat Palestina untuk jadi prioritas sebelum mencari kepentingan kelompoknya," kata Rishmawi, sebagaimana dikutip Xinhua, Senin pagi.

Ia menambahkan, "Apa yang terjadi di Jerusalem dan pada tempat suci kita mesti membuat kita semua bersatu."

Upaya penengahan Palestina, Arab dan internasional sepanjang dasawarsa ini telah gagal mengakhiri pertikaian antara HAMAS dan Partai Fatah, pimpinan Abbas, yang menguasai Tepi Barat Sungai Jordan.

Pada Jumat (21/7), Abbas menyeru HAMAS agar menanggapi seruannya bagi persatuan dengan melucuti Komite Administratif Jalur Gaza, membiar PNA mengoperasikan lembaga pemerintahan, lalu menyetujui tanggal khusus bagi penyelenggaraan pemilihan umum.

Komite pimpinan HAMAS mengoperasikan urusan dan layanan setiap hari untuk lebih dari dua juta orang Palestina di Jalur Gaza.

Sementara itu, HAMAS mengatakan di dalam satu siaran pers bahwa organisasi tersebut mengulurkan tangan kepada Fatah dan Abbas agar bersatu dan mengakhiri perpecahan internal sejalan dengan pemahaman dan kesepakatan terdahulu.

"HAMAS menyerukan kesepakatan mengenai satu strategi mendesak nasional untuk mempertahankan Masjid Al-Aqsha dan menghadapi pendudukan (oleh Israel) serta mempertahankan hak sah rakyat Palestina sampai berakhirnya pendudukan dan mendirikan negara kita," katanya.

Ketegangan antara Israel dan Palestina telah meningkat sejak 14 Juli, ketika Israel mendirikan pos pemeriksaan dan memasang alat pendeteksi logam di pintu masuk Kompleks Masjid Al-Aqsha setelah tiga pria bersenjata menembak hingga tewas dua polisi Israel di dekat lokasi tersebut. Ketiga orang itu belakangan tewas oleh polisi Israel.

Sejak itu, bentrokan telah berkecamuk antara pasukan keamanan Israel dan pemrotes Palestina di gerbang Kompleks Masjid Al-Aqsha dan tempat lain di Tepi Barat.

Dalam bentrokan selama protes besar pada Jumat, pasukan keamanan Israel menewaskan tiga orang Palestina dan melukai ratusan orang lagi.



Credit  antaranews.com









Penembakan di Kedubes Israel Yordania, satu tewas, dua luka


Penembakan di Kedubes Israel Yordania, satu tewas, dua luka
Ilustrasi: penembakan (AntaraNews/Diasty Surjanto)


Amman (CB) - Seorang warga Jordania terbunuh dan dua orang lainnya, satu warga lokal dan seorang dari Israel, terluka dalam insiden penembakan pada hari Minggu di sebuah bangunan di dalam kompleks kedutaan Israel di ibukota Yordania, Amman.

Kedua orang Yordania tersebut, yang bekerja di sebuah perusahaan furnitur, telah memasuki kompleks kedutaan sebelum penembakan terjadi, kata polisi dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Polisi itu menambahkan bahwa dua orang yang terluka telah dilarikan ke rumah sakit.

Israel telah memberlakukan larangan melaporkan insiden itu dan tidak memberikan komentar publik.

Kekerasan terhadap orang-orang Israel jarang terjadi di Yordania, sebuah negara berpengamanan ketat yang juga sekutu regional Amerika Serikat.

Namun ketegangan meningkat di antara kedua negara tersebut karena Israel memasang detektor logam di titik masuk ke masjid Al-Aqsa di Yerusalem setelah dua polisi Israel ditembak mati oleh tiga orang bersenjata Arab-Israel pada hari Jumat di dekat lokasi tersebut.

Langkah-langkah keamanan baru telah memicu serentetan berdarah Isreli-Palestina selama bertahun-tahun. Jordan telah menyerukan pemindahan detektor logam dan ribuan orang Yordania telah memprotes tindakan Israel tersebut.

Dalam pernyataan mereka, polisi Yordania mengatakan bahwa setelah serangan tersebut mereka telah menutup kedutaan yang sangat dilindungi itu dan mengerahkan puluhan pasukan anti-terorisme.

Pemeriksaan awal menyebutkan bhawa kedua orang Yordania tersebut memasuki kompleks kedutaan sebagai pekerja.

Banyak di antara 7 juta warga Yordania berasal dari Palestina. Mereka atau orang tua atau kakek nenek mereka diusir atau melarikan diri ke Yordania dalam pertempuran yang menyertai pembentukan Israel pada tahun 1948.

Israel sebelumnya telah memberikan jaminan berulang kali bahwa mereka memahami kekhawatiran Yordania dan tidak berusaha mengubah status quo di tempat-tempat suci umat Islam di Yerusalem, demikian dilaporkan Reuters.




Credit  antaranews.com




DK PBB bahas kekerasan di Jerusalem Senin



DK PBB bahas kekerasan di Jerusalem Senin
PBB (en.wikipedia.org)


PBB (CB) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan bertemu pada Senin untuk membahas serentetan kekerasan Israel-Palestina paling berdarah selama bertahun-tahun, kata beberapa diplomat pada Sabtu.

Swedia, Mesir dan Prancis meminta pertemuan tersebut untuk "segera membahas bagaimana seruan untuk de-eskalasi di Jerusalem dapat didukung," kata wakil duta besar PBB Swedia, Carl Skau, melalui akun Twitter.

Israel mengirim pasukan tambahan ke Tepi Barat yang diduduki pada Sabtu dan menggerebek rumah penyerang Palestina yang menikam tiga orang Israel pada Jumat, kata militer.

Beberapa jam sebelum tiga orang Israel ditikam, tiga orang Palestina tewas dalam aksi kekerasan yang dipicu oleh pemasangan detektor logam Israel di tempat-tempat masuk ke kompleks tempat suci di Kota Tua Jerusalem. Kawasan tersebut dikenal umat Muslim sebagai al-Haram asy-Syarif dan oleh kaum Yahudi sebagai Bukit Rumah Suci.

Di Jerusalem pada Sabtu, polisi Israel mengatakan bahwa mereka menggunakan peralatan anti huru hara untuk membubarkan belasan orang Palestina yang melemparkan batu dan botol ke mereka. Tayangan televisi menunjukkan polisi melemparkan granat setrum dan menggunakan meriam air untuk membubarkan kerumunan.

Polisi Israel mengatakan bahwa satuan tambahan telah dikerahkan untuk meningkatkan keamanan di Kota Tua, sementara akses umat Muslim menuju tempat suci itu, untuk melaksanakan sholat, akan dibatasi hanya untuk wanita dari segala umur dan laki-laki di atas 50 tahun. Alat penghalang ditempatkan pada akses jalan menuju Jerusalem, untuk menghentikan bus yang membawa umat Muslim ke lokasi tersebut.

Ketegangan seringkali meningkat di sekitar kawasan tersebut, yang di dalamnya berdiri Masjid al Aqsa dan Kubah Batu Emas. Gesekan terjadi sejak Israel merebut dan mencaplok Kota Tua, termasuk kawasan suci itu, dalam perang Timur Tengah 1967.

Sebelumnya ada seruan kepada Netanyahu agar alat pelacak logam itu dibongkar, untuk meredakan situasi.

Presiden Turki, Tayyip Erdogan, setelah membahas masalah ini dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menyerukan kepada Presiden Israel Reuven Rivlin untuk mendesak pembongkaran tersebut.

Nickolay Mladenov, koordinator khusus Perserikatan Bangsa Bangsa untuk perundingan damai Israel-Palestina, yang telah lama terhenti, mengimbau agar semua pihak tetap tenang, dan Gedung Putih mendesak adanya sebuah upaya pemecahan masalah. Jordania, yang mengelola tempat suci itu, juga terlibat dalam upaya mediasi.

Gelombang serangan jalanan oleh warga Palestina yang dimulai pada 2015 telah berkurang, Namun belum berhenti. Sedikitnya 255 warga Palestina dan satu warga Jordania tewas sejak kekerasan dimulai.

Israel mengatakan bahwa setidaknya 173 dari mereka yang tewas, merupakan pelaku tindakan penyerangan, sementara lainnya tewas dalam bentrokan dan unjuk rasa.

Israel merebut wilayah Jerusalem Timur, tempat Kota Tua dan kawasan suci berada, setelah perang Timur Tengah 1967 dan menganggap seluruh Jerusalem sebagai ibukotanya, sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.

Warga Palestina menginginkan Jerusalem Timur sebagai ibukota negara mereka, sebuah negara merdeka yang wilayahnya mencakup Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Israel menuduh pemimpin Palestina menghasut warganya untuk melakukan kekerasan, namun pihak berwenang Palestina mengatakan bahwa keputusasaan warga Palestina selama pendudukan Israel adalah pendorong utama kekerasan terjadi. Demikian laporan Reuters.





Credit  antaranews.com








Pimpinan Liga Arab: Israel "bermain api" terkait Jerusalem



Pimpinan Liga Arab: Israel
Mesjid Al Aqsa dilihat dari udara. Dia terletak di kota tua Jerusalem. (wikipedia.org)


Kairo (CB) - Liga Arab memperingatkan Israel "bermain dengan api" atas "garis merah" Jerusalem dan para menteri luar negerinya akan mengadakan pertemuan darurat pada Rabu mengenai kekerasan Israel-Palestina, menurut pernyataan pada Minggu.

Israel mengirim pasukan tambahan ke Tepi Barat yang diduduki pada Sabtu setelah kekerasan meletus atas pemasangan detektor logam Israel pada titik masuk ke kawasan yang dikenal umat Muslim sebagai al-Haram asy-Syarif dan oleh kaum Yahudi sebagai Bukit Rumah Suci.

Seorang penyerang Palestina menikam sampai mati tiga orang Israel pada Jumat, dan beberapa jam sebelumnya tiga orang Palestina dibunuh. Di Jerusalem pada Sabtu, polisi Israel menggunakan peralatan anti huru hara untuk membubarkan puluhan warga Palestina yang melemparkan batu dan botol ke mereka.

"Jerusalem adalah garis merah yang oleh Muslim dan Arab dilarang untuk dilewati, ... dan apa yang terjadi saat ini adalah upaya untuk menerapkan sebuah realitas baru di kota suci," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters.

"Pemerintah Israel bermain dengan api dan mempertaruhkan krisis besar dengan dunia Arab dan Islam."

Menteri luar negeri Liga Arab akan mengadakan pembicaraan darurat di Kairo pada Rabu, kelompok tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa berencana untuk bertemu pada Senin untuk membahas serentetan kekerasan Israel-Palestina paling berdarah selama bertahun-tahun. Swedia, Mesir dan Prancis meminta pertemuan tersebut untuk segera mendiskusikan de-eskalasi di Jerusalem.

Komandan militer Israel telah memperingatkan bahwa kekerasan akan meningkat.

Polisi Israel mengatakan bahwa satuan tambahan telah dikerahkan untuk meningkatkan keamanan di Kota Tua, sementara akses umat Muslim menuju tempat suci itu, untuk melaksanakan sholat, akan dibatasi hanya untuk wanita dari segala umur dan laki-laki di atas 50 tahun. Alat penghalang ditempatkan pada akses jalan menuju Jerusalem, untuk menghentikan bus yang membawa umat Muslim ke lokasi tersebut.

Ketegangan seringkali meningkat di sekitar kawasan tersebut, yang di dalamnya berdiri Masjid al Aqsa dan Kubah Batu Emas. Gesekan terjadi sejak Israel merebut dan mencaplok Kota Tua, termasuk kawasan suci itu, dalam perang Timur Tengah 1967.

Gelombang serangan jalanan oleh warga Palestina yang dimulai pada 2015 telah berkurang, Namun belum berhenti. Sedikitnya 255 warga Palestina dan satu warga Jordania tewas sejak kekerasan dimulai.

Israel mengatakan bahwa setidaknya 173 dari mereka yang tewas, merupakan pelaku tindakan penyerangan, sementara lainnya tewas dalam bentrokan dan unjuk rasa.

Israel merebut wilayah Jerusalem Timur, tempat Kota Tua dan kawasan suci berada, setelah perang Timur Tengah 1967 dan menganggap seluruh Jerusalem sebagai ibukotanya, sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.

Warga Palestina menginginkan Jerusalem Timur sebagai ibukota negara mereka, sebuah negara merdeka yang wilayahnya mencakup Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Israel menuduh pemimpin Palestina menghasut warganya untuk melakukan kekerasan, namun pihak berwenang Palestina mengatakan bahwa keputusasaan warga Palestina selama pendudukan Israel adalah pendorong utama kekerasan terjadi.







Credit  antaranews.com









Jumat, 21 Juli 2017

Arab Saudi bentuk badan keamanan baru


Arab Saudi bentuk badan keamanan baru
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.)


Riyadh (CB) - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud mengeluarkan dekret mengenai pembentukan badan keamanan baru yang secara langsung berada di bawah pengawasan raja pada Kamis menurut laporan kantor berita negara SPA.

Badan keamanan tersebut, yang akan dipimpin oleh kepala intelijen Jenderal Abdel Aziz bin Mohammed al Houeiriny, bertugas mengelola sejumlah departemen di Kementerian Dalam Negeri.

Departemen intelijen dan unit-unit pemberantasan terorisme akan berada di bawah otoritas badan keamanan baru tersebut.

Raja Salman pada Kamis juga mengeluarkan serangkaian dekret, termasuk di antaranya mengenai pemecatan kepala pengawal kerajaan Jenderal Hamad al Awhaly yang digantikan oleh Jenderal Suheil al Mutiri.

Raja juga menunjuk Mohammed bin Abdullah al Qweiz menjadi kepala baru bursa saham Arab Saudi.

Keputusan-keputusan baru itu dikeluarkan hampir sebulah setelah Raja Salman mencopot keponakannya sebagai putra mahkota dan menetapkan putranya, Mohammed bin Salman (31), sebagai penerusnya.




Credit  antaranews.com







Qatar tuduh UEA dalangi peretasan kantor beritanya



Qatar tuduh UEA dalangi peretasan kantor beritanya
Bendera Qatar. (Flickr/Juanedc)


Doha (CB) - Qatar menuduh Uni Emirat Arab (UEA) mendalangi "peretasan" kantor berita nasionalnya sehingga memicu krisis di Teluk.

Dugaan peretasan terhadap situs kantor berita Qatar (Qatar News Agency/QNA) pada 24 Mei dikaitkan dengan perkataan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani.

Pernyataan tersebut, yang dibantah oleh Doha, mencakup subjek politik sensitif seperti Iran, kelompok Islamis Palestina Hamas, Israel dan Amerika Serikat (AS).

Qatar sebelumnya mengatakan negara tetangganya mendalangi dugaan peretasan, dan pada Kamis kepala penyelidikannya menuding UEA berada di balik peretasan itu.

Jenderal Ali Mohammed al-Mohannadi mengatakan dalam konferensi pers Kamis (20/7) bahwa "peretasan" dilakukan "dari dua tempat… di Emirat".

"Peretas mengambil kendali jaringan kantor berita, mencuri akun-akun di situs elektroniknya dan mengunggah informasi palsu," kata Mohannadi.

Wakil kepala departemen keamanan siber Qatar, Othmane Salem al-Hamoud, mengatakan kepada wartawan bahwa tersangka peretas "menemukan kelemahan dalam jaringan kantor berita yang dibagikan dengan individu lain di Skype".

"Individu ini kemudian menembusnya untuk mengendalikan jaringan QNA," katanya.

Mohannadi mengatakan hasil investigasi disampaikan ke jaksa negara yang selanjutnya akan mengambil "langkah-langkah yang sesuai". Namun dia tidak mengelaborasi pernyataannya.

Awal bulan ini Washington Post juga mengutip pejabat intelijen Amerika yang menyatakan bahwa UEA mungkin berada di balik peretasan itu.

Namun laporan itu dibantah oleh Menteri Negara Urusan Luar Negeri UAE Anwar Gargash, yang menyebutnya "murni tidak benar."

Sementara laporan CNN bulan lalu menyebut para pejabat intelijen Amerika Serikat yakin para peretas Rusia menanam berita-berita palsu yang menyebabkan sengketa Teluk. Moskow membantah laporan itu.

Pada Juni, jaksa agung Qatar Ali bin Fetais al-Marri menuduh "negara-negara tetangga" berada di belakang serangan siber itu namun tidak menyebut secara spesifik pihak yang terlibat.

UEA, Arab Saudi, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni dan memberlakukan sejumlah sanksi terhadap kerajaan itu, termasuk menutup satu-satunya perbatasan darat mereka, karena menuduh Qatar mendukung kelompok-kelompok ekstremis.


Credit  antaranews.com


Arab Saudi tetap izinkan warga Qatar berhaji


Arab Saudi tetap izinkan warga Qatar berhaji
Jamaah haji mengelilingi Kabah di Masjidil Haram menjelang puncak ibadah haji di Makkah,Arab Saudi, Selasa (22/9). (REUTERS/Ahmad Masood )


Riyadh (CB) - Pemerintah Arab Saudi menyatakan warga Qatar yang ingin melaksanakan ibadah haji tahun ini akan diizinkan masuk ke kerajaan tersebut meski sedang ada sengketa diplomatik antara kedua negara itu.

Kementerian Haji Arab Saudi pada Kamis menyatakan warga Qatar dan orang yang tinggal di emirat Teluk bisa menunaikan ibadah haji karena mereka sudah terdaftar secara elektronik dan sudah memiliki izin dari Riyadh dan Doha.

Namun Kementerian Haji menerapkan pembatasan pada jemaah asal Qatar yang tiba menggunakan pesawat, menyatakan mereka harus menggunakan layanan maskapai yang memiliki kesepakatan dengan otoritas Arab Saudi.

Mereka juga harus memperoleh visa saat kedatangan di Jeddah atau Madinah, gerbang masuk ke Arab Saudi, menurut pernyataan Kementerian Haji yang dikutip kantor berita AFP.

Arab Saudi dan sekutunya Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dan mengenakan sanksi terhadap Qatar pada Juni, termasuk menutup wilayah udara untuk pesawat maskapai Qatar.

Keempat negara Arab tersebut menuduh Qatar mendukung ekstremis dan kian akrab dengan Iran, musuh bebuyutan Arab Saudi di kawasan itu.




Credit  antaranews.com















Israel larang pria di bawah 50 tahun salat di Aqsa


Israel larang pria di bawah 50 tahun salat di Aqsa
Arsip Foto. Masjid Al Aqsa di kompleks Masjid Al Aqsa atau Haram al Sharif di Kota Lama Yerusalem pada 3 Februari 2017. (ANTARA News/Maryati)


Yerusalem (CB) - Kepolisian Israel menyatakan mereka melarang pria berusia di bawah 50 tahun memasuki Kota Tua Yerusalem untuk menunaikan salat Jumat di Masjid al-Aqsa di tengah memanasnya ketegangan terkait pengetatan pengamanan di kompleks Haram al-Syarif.

"Izin masuk ke Kota Tua dan Temple Mount (Haram al-Syarif) akan dibatasi bagi pria berusia 50 tahun ke atas. Perempuan semua usia akan diizinkan masuk," demikian pernyataan kepolisian Israel yang dikutip kantor berita AFP.

Ketegangan meningkat setelah kepolisian Israel memasang detektor logam di pintu masuk Haram al-Syarif, yang dikenal dengan nama Temple Mount oleh orang Yahudi, menyusul penyerangan yang menewaskan dua polisi di dekat tempat itu.

Tindakan itu membuat berang warga Palestina dan umat Islam yang menganggapnya sebagai upaya Israel untuk memperbesar kendali atas Haram al-Syarif.

Warga Palestina menolak masuk ke kompleks tersebut jika harus melewati detektor logam, dan ratusan jemaah menunaikan salat di luar, dan bentrokan dengan aparat kepolisian Israel kadang terjadi.

Ibadah Shalat Jumat selalu diikuti jamaah dalam jumlah besar dan spekulasi beredar bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mungkin memerintahkan pelepasan detektor logam itu sebelum shalat Jumat.

Namun setelah konsultasi-konsultasi dengan kepala keamanan dan anggota kabinet keamanan, Netanyahu memutuskan tidak melepasnya.

Seorang pejabat Israel mengatakan kabinet keamanan "sudah memberi kepolisian otoritas untuk mengambil keputusan apa pun guna menjamin akses bebas ke tempat suci sekaligus menjaga keamanan dan ketertiban umum."



Credit  antaranews.com


Israel tingkatkan penjagaan di kompleks Aqsa


Israel tingkatkan penjagaan di kompleks Aqsa
Arsip Foto. Warga Palestina berjalan melalui pos pemeriksaan Israel Qalandia untuk mengikuti solat Jumat di bulan puasa Ramadhan di mesjid al-Aqsa Yerusalem, di dekat kota Ramallah Tepi Barat, Jumat (2/6/2017). (REUTERS/Mohamad Torokman)


Yerusalem (CB) - Militer Israel meningkatkan penjagaan di kompleks Masjid al-Aqsa menurut juru bicara militernya pada Kamis (20/7), memicu kemarahan umat Islam dan pemimpin Palestina.

Warga Palestina menolak masuk ke Haram al-Syarif di wilayah pendudukan Yerusalem timur sejak Minggu pekan lalu setelah Israel memasang detektor logam di pintu masuk kompleks tempat suci itu menyusul penembakan yang menewaskan dua polisi.

Para pemimpin Palestina dan ulama menyeru para jemaah tidak memasuki kompleks tersebut melewati detektor logam, dan ratusan orang beribadah di luar tempat suci itu. Bentrokan sudah berulang kali terjadi di lokasi tersebut.

Salat Jumat menarik banyak orang ke tempat suci itu dan spekulasi kian santer terdengar mengenai apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan memerintahkan pencopotan detektor logam.

Pada Kamis, militer Israel menyatakan mengerahkan lima batalion tambahan untuk berjaga-jaga, termasuk di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Juru bicara militer Israel mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa militer akan memutuskan apakah akan mengerahkan pasukan sepanjang akhir pekan.

Menteri Keamanan Publik Israel menyatakan Netanyahu akan mengambil keputusan mengenai kebijakan di Haram al-Syarif, tetapi ia "berharap detektor logam" tetap dipasang sepanjang akhir pekan.

Pada 14 Juli, tiga orang Arab Israel melepaskan tembakan dan menewaskan dua polisi Israel sebelum lari ke kompleks tempat suci dan ditembak mati oleh pasukan keamanan.

Setelah serangan itu Israel menutup Haram al-Sharif, menyatakan penutupan diperlukan untuk pemeriksaan keamanan.

Kompleks tempat suci itu dibuka kembali pada Minggu, namun dengan pendeteksi logam dipasang di pintu-pintu masuk, memicu boikot dari warga Palestina yang menganggap Israel berupaya memperluas kontrol mereka atas tempat suci yang disebut Temple Mount oleh orang Yahudi itu.




Credit  antaranews.com








Situasi al-Aqsa Memanas, Polisi Israel Tangkapi Tokoh Palestina


Situasi al-Aqsa Memanas, Polisi Israel Tangkapi Tokoh Palestina

Para warga muslim Palestina saat salat di kompleks Masjid al-Aqsa dengan pantauan pasukan keamanan Israel. Foto/REUTERS/Ronen Zvulun


YERUSALEM - Situasi di kompleks Masjid al-Aqsa kembali memanas pada Jumat (21/7/2017) setelah Kepolisian Israel melarang pria muslim di bawah usia 50 tahun untuk memasuki kompleks masjid. Sementara itu, sejumlah tokoh Palestina dari faksi Fatah ditangkap aparat keamanan Israel.

Larangan oleh polisi Israel itu diumumkan menjelang demonstrasi besar di situs suci umat Islam dan Yahudi tersebut.

Para warga Palestina sudah merencanakan demonstrasi untuk memprotes tindakan pengamanan baru di kompleks Masjid al-Aqsa setelah serangan tiga pria bersenjata yang menewaskan dua polisi Israel sepekan sebelumnya. Langkah pengamanan baru itu termasuk pemasangan detektor logam dan CCTV yang diprotes warga muslim.

”Masuk ke Kota Tua dan Temple Mount akan terbatas pada pria berusia 50 dan di atasnya. Wanita dari segala usia akan diizinkan,” kata Kepolisian Israel dalam sebuah pernyataan yang dilansir Al Jazeera.

Para polisi Israel sudah mengepung kawasan situs suci itu sejak pagi hari. Menurut kepolisian, sekitar 3.000 unit polisi Israel dan polisi perbatasan telah dikirim ke area tersebut.

Kabinet Keamanan Israel mengatakan bahwa polisi Israel yang akan memutuskan kapan detektor logam akan dilepas atau tidak.

Pada hari Kamis, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima rekomendasi dari berbagai sektor layanan keamanan Israel mengenai detektor logam tersebut.

Layanan keamanan internal Israel, Shin Bet, mengatakan bahwa penghalang itu harus dilepaskan. Namun, polisi Yerusalem bersikeras piranti itu harus tetap dipasang.

Sebuah kelompok advokasi Palestina, seperti dikutip The Associated Press, melaporkan bahwa 10 aktivis Palestina terkemuka telah ditangkap di Yerusalem.

Kelompok bernama The Palestinian Prisoners Club (Klub Tahanan Palestina) sepuluh pejabat Fatah di Yerusalem yang ditangkap termasuk Hatem Abd Al-Qader, penanggung jawab Yerusalem untuk pemerintah Palestina dan  Adnan Gaith, Kepala Tanzim, sayap Fatah di Yerusalem. Mereka dituduh melakukan hasutan kekerasan.

Kelompok Yahudi sayap kanan juga melaporkan  Mufti Yerusalem, Mohammed Hussein, atas tuduhan serupa. Namun, baik pemerintah Palestina maupun Israel belum mengonfirmasi laporan penangkapan tersebut.

Seruan demo besar pada hari ini disuarakan kelompok Hamas pada Rabu lalu. Pemimpin Hamas, Ismail Haniya, telah memperingatkan Israel agar tidak melintasi "garis merah" di kompleks Masjid al-Aqsa.

”Bagi musuh Zionis, saya katakan secara terbuka dan jelas: Masjid al-Aqsa dan Yerusalem adalah garis merah. Sesungguhnya itu adalah garis merah,” katanya. 

”Kepada musuh saya katakan, kebijakan penutupan dan pengenaan hukuman kolektif terhadap penduduk Yerusalem dan tempat suci kami tidak akan ditolerir.”

Persatuan ilmuwan Muslim Internasional yang bermarkas di Doha juga meminta semua umat Islam untuk menunjukkan solidaritas dengan para jemaah di al-Aqsa dalam demo "hari kemarahan", hari ini.

"Kami menyerukan kepada semua umat Islam untuk membuat hari Jumat ini sebagai sebuah hari kemarahan melawan tindakan Zionis di Yerusalem dan orang-orang yang tinggal di sana,” bunyi pernuyataan kelompok tersebut.



Credit  sindonews.com



Irak Tolak Rencana AS Bangun Kembali Pangkalan Militer



Irak Tolak Rencana AS Bangun Kembali Pangkalan Militer
Wakil Presiden Irak Nouri Maliki menegaskan pihaknya menolak rencana Amerika Serikat (AS) untuk membangun kembali pangkalan militer di wilayahnya. Foto/Istimewa


BAGHDAD - Irak menegaskan menolak rencana Amerika Serikat (AS) untuk membangun kembali pangkalan militer di wilayahnya. Baghdad menyatakan, masyarakat Irak menentang pembangunan pangkalan asing di wilayah Irak, termasuk pangkalan AS.

"Kami tidak menginginkan sebuah pangkalan militer di al-Waleed, masyarakat Irak menentang pangkalan-pangkalan asing di wilayah negara tersebut. Saya mengatakan kepada pihak AS, bahwa mereka tidak dapat kembali ke Irak untuk mendirikan pangkalan militer lagi," kata Wakil Presiden Irak Nouri Maliki.

Maliki kemudian mengatakan, Irak tidak memiliki gambaran yang jelas mengenai strategi pemerintahan Presiden AS Donald Trump di Timur Tengah. Di mana Washington mengatakan pihaknya belum merampungkan strategi tersbeut.

"Saya masih belum memiliki gambaran yang jelas mengenai strategi administrasi Trump di Timur Tengah. Mereka mengatakan bahwa pihaknya belum sepenuhnya siap," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (21/7).

"Namun, administrasi Trump lebih serius dalam mengejar teroris dan kelompokn teroris. Dalam aspek ini, pemerintahan baru berbeda dengan yang sebelumnya, ini memiliki sikap garis keras melawan terorisme," tukasnya.



Credit  sindonews.com





Rusia-AS Berduel di PBB Soal Jenis Rudal Korut


Rusia-AS Berduel di PBB Soal Jenis Rudal Korut
AS dan Rusia terlibat perbedaan pendapat mengenai jenis rudal yang diluncurkan oleh Korut pada 4 Juli lalu. Foto/REUTERS


NEW YORK - Amerika Serikat (AS) dan Rusia terlibat persaingan di Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai jenis rudal balistik yang ditembakkan Korea Utara (Korut) pada awal bulan ini. AS saat ini tengah berupaya untuk memberlakukan sanksi yang lebih kuat terhadap Pyongyang.

"Duta Besar AS, Nikki Haley, mengadakan briefing intelijen untuk rekan-rekan dewan pada hari Senin kemarin untuk memperdebatkan bahwa Pyongyang melepaskan rudal balistik antar benua (ICBM)," kata para diplomat, yang dihadiri oleh sekutu Rusia dan Korea Utara China seperti dikutip dari Reuters, Jumat (21/7/2017).

Diplomat PBB mengatakan bahwa Rusia telah menyarankan agar pakar militer Moskow dan Washington bertukar informasi mengenai peluncuran tersebut.

Pengarahan AS terjadi setelah Rusia mengirimkan sebuah surat dan diagram singkat pada 8 Juli ke 15 anggota DK PBB. Rusia menyatakan bahwa radarnya menyebut bahwa rudal yang diluncurkan oleh Pyongyang pada 4 Juli adalah rudal jarak menengah.

Pendapat Rusia bahwa Korut tidak menembakkan ICBM menghalangi dorongan Washington untuk Dewan Keamanan agar menjatuhkan sanksi yang lebih kuat kepada Korut. AS, Rusia, Cina, Inggris dan Prancis adalah anggota dewan yang memiliki hak veto.

Biasanya dewan tersebut mengecam rudal balistik jarak menengah yang diluncurkan oleh Korut dengan sebuah pernyataan. Diplomat mengatakan China dan Rusia hanya melihat uji coba rudal jarak jauh atau uji senjata nuklir sebagai pemicu untuk sanksi PBB lebih lanjut.

Pemimpin Korut, Kim Jong-un, telah menggambarkan peluncuran rudal tersebut sebagai tes ICBM, yang melengkapi kemampuan senjata strategis negaranya yang mencakup bom atom dan hidrogen. Demikian laporan kantor berita Korut, KCNA.

Korut telah mendapatkan sanksi PBB sejak tahun 2006 karena rudal balistik dan program nuklirnya. DK PBB juga telah menaikkan langkah-langkah tersebut dalam menanggapi lima uji coba senjata nuklir dan dua rudal jarak jauh.  




Credit  sindonews.com






Latihan Perang Rusia Bikin AS dan Sekutunya Khawatir



Latihan Perang Rusia Bikin AS dan Sekutunya Khawatir
Latihan perang Rusia memicu kekhawatiran AS dan sekutunya karena melibatkan banyak personil dan persenjataan. Foto/Istimewa


BERLIN - Sekutu Amerika Serikat (AS) di Eropa Timur dan Ukraina khawatir jika latihan perang Rusia hanya "kuda Trojan" untuk meninggalkan peralatan militernya di Belarus. Begitu yang dikatakan oleh jendral Angkatan Darat AS.

Rusia telah berusaha meyakinkan NATO bahwa latihan militer akan menghormati batas-batas internasional berdasarkan ukuran, namun pejabat NATO dan A.S. tetap waspada terhadap skala dan cakupan yang mereka.

Letnan Jenderal Ben Hodges, yang mengepalai pasukan Angkatan Bersenjata AS di Eropa, mengatakan bahwa pejabat sekutu akan terus mengawasi peralatan militer yang dibawa Rusia ke Belarus untuk latihan Zapad 2017, dan apakah itu akan di bawa kembali kemudian.

"Orang-orang khawatir, ini adalah kuda Trojan. Mereka berkata, 'Kami hanya melakukan latihan,' dan tiba-tiba mereka telah memindahkan semua orang dan kemampuan ini ke suatu tempat," katanya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (21/7/2017).

Hodges mengatakan bahwa dia tidak memiliki indikasi bahwa Rusia memiliki rencana semacam itu. Namun ia mengatakan keterbukaan yang lebih besar oleh Moskow tentang tingkat permainan perangnya akan membantu meyakinkan negara-negara di Eropa timur.

Sekutu NATO merasa gugup karena latihan Rusia skala besar sebelumnya menggunakan pelatihan pasukan khusus, rudal jarak jauh dan kendaraan udara tak berawak.

Taktik semacam itu kemudian digunakan dalam aneksasi Crimea di Rusia pada tahun 2014, dukungannya untuk separatis di Ukraina timur dan dalam intervensinya di Suriah, kata beberapa diplomat NATO.

Hodges mengatakan AS dan sekutu-sekutunya sangat terbuka tentang sejumlah latihan militer yang terjadi di Eropa timur musim panas ini yang melibatkan hingga 40.000 tentara. Namun tetap tidak jelas apakah Moskow akan mematuhi sebuah perjanjian era Perang Dingin yang dikenal sebagai the Vienna Dokumen, yang mengharuskan adanya seorang pengamat untuk latihan skala besar yang melibatkan lebih dari 13.000 tentara.

Beberapa sekutu NATO percaya bahwa latihan Rusia bisa berjumlah lebih dari 100.000 tentara dan melibatkan pelatihan senjata nuklir, latihan terbesar sejak 2013.

Rusia mengatakan akan mengundang pengamat jika latihan tersebut melebihi 13.000 pasukan.

Hodges mengatakan NATO akan mempertahankan rotasi normal selama latihan perang Rusia, saat melakukan latihan yang dijadwalkan sebelumnya di Swedia, Polandia dan Ukraina.

Hodges mengatakan satu-satunya tindakan tambahan yang direncanakan selama periode tersebut adalah enam minggu penyebaran tiga kompi dari 120 pasukan payung masing-masing ke Estonia, Latvia dan Lithuania untuk latihan tingkat rendah.

"Kami ingin menghindari sesuatu yang tampak seperti sebuah provokasi, ini tidak akan menjadi 'Hiu' dan 'Jets' di jalanan," kata Hodges dalam sebuah referensi mengenai perkelahian geng yang ditunjukkan dalam film West Side yang dirilis tahun 1961. 






Credit  sindonews.com




Doktrin Baru AL Moskow: Konsep Serangan Global AS Ancaman bagi Rusia



Doktrin Baru AL Moskow: Konsep Serangan Global AS Ancaman bagi Rusia
Doktrin baru Angkatan Laut Rusia menyatakan konsep serangan global AS menjadi ancaman langsung bagi militer Moskow. Foto/Ilustrasi/REUTERS


MOSKOW - Pencarian untuk dominasi global di lautan dunia serta konsep serangan global Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya menempatkan stabilitas dunia pada risiko dan merupakan ancaman militer langsung terhadap Rusia. Hal itu tertuang dalam doktrin baru Angkatan Laut (AL) Rusia.

“Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh Rusia adalah perlawanan sejumlah negara, terutama AS dan sekutu-sekutunya, untuk dominasi di laut dunia, termasuk wilayah Arktik, dan juga untuk membangun superioritas kekuatan angkatan laut mereka yang luar biasa,” bunyi dasar-dasar kebijakan negara Federasi Rusia untuk Angkatan Laut periode mendatang hingga 2030.

Doktrin anyar ini telah diratifikasi oleh sebuah Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis.

Berbeda dengan doktrin AL Rusia saat ini yang berlaku hingga 2020, dokumen baru tersebut secara terbuka menyebutkan negara yang merupakan ancaman militer langsung terhadap Rusia.

Tantangan lain yang tercantum dalam dokumen ini meliputi lonjakan pembajakan, terorisme, perburuan liar dan kegiatan ilegal lainnya di lautan di dunia.

Banyaknya negara yang memiliki armada tempur cakap, pengembangan rudal dan senjata nuklir, dan keinginan negara-negara tertentu untuk membatasi akses Rusia ke sumber daya vital dan rute angkatan laut juga masuk dalam daftar tantangan.

”Perubahan negatif dalam situasi internasional, misi beberapa negara untuk mengendalikan sumber daya fosil, pembajakan, mengeksploitasi situasi yang mudah berubah di Suriah, Irak, Afghanistan; serta sejumlah negara Asia Selatan dan Afrika, merupakan kebutuhan akan kehadiran Angkatan Laut Rusia di wilayah penting yang menentukan di lautan dunia,” lanjut dokumen baru tersebut, yang dikutip Russia Today, Jumat (21/7/2017).

Doktrin baru Rusia menyoroti meningkatnya peran angkatan laut di abad 21, karena armada dapat mengubah jalannya konfrontasi militer dan sebuah hasil perang.

”Ini dibuktikan dengan konsep AS tentang ‘serangan global’, yang merupakan tantangan baru bagi keamanan internasional dan secara langsung mengancam keamanan militer Federasi Rusia. Peran penting dalam pelaksanaan konsep ini diberikan kepada angkatan laut,” imbuh bunyi dokumen tersebut.

Pasukan angkatan laut, menurut doktrin terbaru, menjadi salah satu alat yang paling efektif untuk pencegahan serangan strategis baik nuklir maupun konvensional.




Credit  sindonews.com





Tak Ada Kata Damai, Duterte Buru Pemberontak Komunis Filipina


Tak Ada Kata Damai, Duterte Buru Pemberontak Komunis Filipina
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku tidak lagi tertarik dalam perundingan damai dengan gerilyawan pimpinan Maois. Foto/Reuters


MANILA -  Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku tidak lagi tertarik dalam perundingan damai dengan gerilyawan pimpinan Maois. Dia menuturkan akan memerintahkan tentara Filipina memburu kelompok itu setelah pertempuran di Marawi usai.

"Saya tidak ingin berbicara damai," kata Duterte saat melakukan kunjungan ke basis tentara FIlipian di dekat Marawi, seperi dilansir Channel News Asia pada Jumat (20/7).

"Ada kebangkitan dalam kegiatan komunis, dan setelah selesai di sini, kami akan mengarahkan kembali dan mengejar mereka. Pemberontak komunis telah mengambil keuntungan dari krisis di Marawi untuk menyerang pasukan pemerintah di Mindan," sambungnya.

Proses perdamaian dengan pemberontak komunis, sebuah inisiatif penting bagi Duterte, telah penuh dengan gangguan, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan atas serangan yang diluncurkan saat pembicaraan berlangsung

Penasihat perdamaian Duterte, Jesus Dureza, membatalkan pembicaraan informal dengan Front Demokratik Nasional, kelompok politik pemberontak, yang rencananya digelar pada akhir pekan di Belanda. Pembicaraan ini dibatalkan setelah adanya sejumlah serangan yang dilancarakan pemberontak Maois.

Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengatakan bahwa dia mendukung pembatalan pembicaraan tersebut, sampai pemberontak dapat memegang janji mereka untuk berhenti melakukan serangan.



Credit  sindonews.com