Donald Trump direncanakan mengumumkan secara
resmi koalisi pimpinan AS berhasil merebut kembali seluruh wilayah yang
sempat dikuasai ISIS di Irak dan Suriah. (Reuters/Joshua Roberts)
Trump mengatakan kemenangan itu "harus diumumkan secara resmi mungkin pekan depan" bahwa koalisi AS telah memberangus 100 persen kekuatan ISIS.
"Tanah (yang dikuasai) mereka hilang. Itu adalah faktor besar. Tanah mereka hilang," kata Trump kepada kepada sedikitnya 79 menteri luar negeri dan pejabat senior negara yang bergabung dalam koalisi AS pada Rabu (6/2).
"Militer AS, mitra koalisi kami, Pasukan Demokratik Suriah telah membebaskan hampir semua wilayah yang sebelumnya dipegang ISIS di Suriah dan Irak."
Sementara itu, Menlu AS, Mike Pompeo, tetap meminta koalisi terus memberikan dukungan terhadap Irak dan Suriah untuk mengamankan daerah-daerah yang telah bebas dari ISIS.
"Koalisi harus terus mendukung pemerintah Irak dalam upayanya mengamankan daerah-daerah yang telah bebas dari ISIS," ucap Pompeo menanggapi pernyataan Menlu Irak, Mohamed al-Hakim, yang khawatir masih ada "sel-sel tidur" ISIS di negaranya.
Dalam kesempatan itu, Trump juga kembali menegaskan tekadnya untuk menarik seluruh pasukan AS dari Suriah.
Trump sebelumnya mengumumkan akan menarik sedikitnya 2 ribu tentara AS dari negara yang telah dilanda konflik berkepanjangan sejak 2011 lalu itu.
Keputusan sepihaknya itu memicu kekhawatiran kabinetnya sendiri, Partai Republik dan Demokrat, hingga negara mitra koalisi AS di Timur Tengah.
Langkah yang diambil Trump tanpa konsultasi itu bahkan memicu pengunduran diri mendadak menteri pertahanannya, James Mattis.
Dalam kesaksiannya di depan Senat, jenderal Angkatan Darat AS untuk Timur Tengah, Joseph Votel, mengatakan ISIS masih bisa bangkit setelah AS menarik seluruh pasukannya dari Suriah.
Dikutip AFP, pertemuan Trump dengan para negara mitra koalisi itu juga yang pertama dilakukan sejak AS mengumumkan penarikan pasukan dari Suriah.
Beberapa menlu negara mitra yang hadir dalam pertemuan itu antara lain dari Turki, Prancis, Arab Saudi, Yordania, Maroko, dan Irak.
Credit cnnindonesia.com