Senin, 11 Februari 2019

SDF Memulai Perang Terakhir Melawan ISIS di Suriah


SDF Memulai Perang Terakhir Melawan ISIS di Suriah
Para anggota Pasukan Demokratik Suriah (SDF), salah satu kelompok oposisi anti-rezim Presiden Bashar al-Assad. Foto/REUTERS

QAMISHLI - Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mulai menyerang kelompok Islamic State atau ISIS di kantong terakhirnya di Suriah pada hari Sabtu (9/2/2019). SDF merupakan kelompok oposisi anti-rezim Presiden Bashar al-Assad yang didukung Amerika Serikat (AS).

Operasi yang akan menjadi pertempuran terakhir terhadap ISIS di Suriah ini disampaikan seorang pejabat SDF kepada Reuters. Operasi diluncurkan ketika AS mulai menarik pasukannya dari negara Bashar al-Assad tersebut.

Washington pada 29 Januari lalu menyatakan bahwa ISIS diperkirakan akan kehilangan wilayah terakhir dalam seminggu. Pemerintah Presiden Donald Trump sendiri sudah menyatakan kelompok yang dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi itu telah dikalahkan pasukan AS dan koalisinya.

"Pertempuran akan diluncurkan (Sabtu) malam ini dan misinya adalah untuk menghilangkan sisa-sisa terakhir dari organisasi teroris," kata Mustafa Bali, kepala kantor media SDF. Dia menggambarkan operasi ini sebagai "pertempuran terakhir".

Dia mengatakan dalam 10 hari terakhir pasukan SDF telah menangani pertempuran dengan "sabar" karena lebih dari 20.000 warga sipil dievakuasi dari kantong wilayah yang dikepung, yang terdiri dari dua desa di dekat perbatasan Irak.

SDF, yang didukung oleh koalisi pimpinan AS telah mendorong ISIS keluar dari wilayah yang luas di Suriah utara dan timur. Setelah mengalahkan para militan ISIS dari markas besarnya di Raqqa, Suriah, pada Oktober 2017, SDF maju ke selatan ke provinsi Deir al-Zor, dan menyerang kelompok itu di wilayah timur Sungai Eufrat.

Kelompok radikal itu masih memiliki pijakan teritorial di Suriah di sebelah barat Sungai Eufrat, di bagian wilayah yang dikuasai pasukan rezim Suriah dan sekutunya. 




Credit  sindonews.com