Pemerintahan Venezuela terbelah yakni antara kepemimpinan Maduro dan Guaido.
CB,
MOSKOW -- Pemerintah Rusia menyatakan tetap mendukung pemerintahan
Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Rusia tak mengikuti langkah sejumlah
negara Eropa yang mengakui pemimpin oposiso Juan Guaido sebagai presiden
sementara.
"Posisi Kremlin tidak berubah," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Kamis (7/2), dikutip laman kantor berita Rusia
TASS.
Ia
pun sempat ditanya awak media apakah Rusia sedang bersiap mengevakuasi
Maduro dari Venezuela, mengingat semakin banyaknya dukungan asing
terhadap Guaido. "Tidak. Masalah ini belum dibahas atau diangkat," kata
Peskov.
Pernyataan Peskov muncul setelah
Bloomberg,
mengutip sumber anonim, melaporkan bahwa Rusia mulai meragukan perlunya
tetap memberi dukungan terhadap Maduro. "Rusia mulai menunjukkan
tanda-tanda keraguan tentang kemampuannya untuk bertahan dalam tantangan
oposisi," kata sumber yang dikutip
Bloomberg.
"Sementara
Moskow tidak menyerah dukungan publiknya dari Maduro, semakin mengakui
bahwa keadaan bencana ekonomi Venezuela tak terelakkan, menguras apa
yang tersisa dari dukungan publiknya," ujar sumber tersebut.
Venezuela
sedang menghadapi krisis politik. Pemerintahan di negara itu terbelah
dua, yakni antara kepemimpinan Maduro dan Guaido. Hal itu terjadi sejak
bulan lalu, tepatnya ketika Majelis Nasional Venezuela yang dipimpin
oposisi menyatakan bahwa pemerintahan Maduro tidak sah.
Setelah
itu, Guaido selaku pemimpin oposisi memproklamirnya dirinya sebagai
presiden sementara Venezuela. Dia pun mendapat dukungan serta pengakuan
dari AS, Israel, dan Australia.
Sejumlah negara Eropa,
seperti Spanyol, Jerman, Inggris, Prancis, Portugal, Denmark, Austria,
Georgia, Albania, dan Belanda, turut mendukung kepemimpinan Guaido.
Dukungan diberikan setelah Maduro mengabaikan ultimatum negara-negara
terkait yang memintanya segera melaksanakan pemilu baru.