Penasihat senior Presiden Donald Trump,
Stephen Miller, menargetkan pembangunan tembok Meksiko rampung sebelum
pemilihan umum pada 2020 mendatang. (Reuters/Jonathan Ernst)
Jakarta, CB -- Penasihat senior Presiden Donald Trump, Stephen Miller, menargetkan pembangunan tembok di sepanjang perbatasan Amerika Serikat dengan Meksiko rampung sebelum pemilihan umum pada 2020 mendatang.
"Kalian akan melihat ratusan kilometer (tembok) bahkan mungkin beberapa ratus kilometer" pada September 2020, dua bulan sebelum pemilu, demikian pernyataan Miller dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada Minggu (17/2).
Miller menerangkan bahwa target itu sangat mungkin tercapai karena pekan lalu Trump sudah mengumumkan deklarasi darurat nasional di perbatasan dengan Meksiko.
Deklarasi tersebut membenarkan pemanfaatan anggaran militer dan dana lainnya untuk membangun tembok pembatas.
"Kalian akan melihat ratusan kilometer (tembok) bahkan mungkin beberapa ratus kilometer" pada September 2020, dua bulan sebelum pemilu, demikian pernyataan Miller dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada Minggu (17/2).
Miller menerangkan bahwa target itu sangat mungkin tercapai karena pekan lalu Trump sudah mengumumkan deklarasi darurat nasional di perbatasan dengan Meksiko.
Deklarasi tersebut membenarkan pemanfaatan anggaran militer dan dana lainnya untuk membangun tembok pembatas.
Rencana deklarasi itu diumumkan Trump setelah kecewa karena melihat draf kesepakatan anggaran antara dua kubu di Kongres untuk membiayai tembok perbatasan ini.
Draf itu hanya menyediakan US$1,375 miliar untuk tembok perbatasan, jauh dari jumlah yang diminta Trump, yakni US$5,7 miliar atau setara dengan Rp80,5 triliun.
Menggemakan argumen Trump, Miller mengatakan bahwa perbatasan yang tidak aman memungkinkan narkoba dan penjahat untuk masuk ke negara itu. Dia menolak data pemerintah yang menunjukkan bahwa imigran ilegal telah menurun.
"Anda tidak bisa memiliki area perbatasan yang tidak terkontrol dan tidak aman di mana orang dapat masuk dengan bebas tanpa terdeteksi," katanya.
Meski demikian, pembangunan tembok ini diperkirakan bakal langsung dihalangi oleh tantangan hukum dari berbagai pihak.
Xavier Becerra, jaksa agung California, mengatakan kepada ABC bahwa wilayahnya akan mengajukan gugatan terhadap proyek itu "dengan pasti, dan dalam waktu dekat."
Dia mengatakan California dan negara bagian lain memiliki kedudukan hukum dalam kasus ini karena mereka berisiko kehilangan uang yang sebenarnya bisa dipakai untuk proyek militer, bantuan bencana, dan keperluan lainnya.
Anggota Demokrat yang lain, Senator Tammy Duckworth dari Illinois, mengatakan dia pikir Kongres dapat mengeluarkan resolusi untuk memblokir tindakan Trump. Namun, mereka kemungkinan akan kalah suara menghadapi hak veto Trump.
Miller
memperkirakan Trump akan menjatuhkan veto, dengan mengatakan, "Dia akan
melindungi deklarasi darurat nasionalnya, dijamin."
Beberapa senator dari partai tempat Trump bernaung sendiri, Republik, juga mengecam deklarasi darurat nasional tersebut. Menurut mereka, hal itu dapat menjadi preseden berbahaya dan sama dengan melampaui batas wewenang eksekutif.
Seorang politikus Partai Republik terkemuka, William Weld, bahkan menganggap pencalonan Trump dalam pemilu 2020 sebagai lelucon.
Dalam wawancara dengan ABC, Minggu (17/2), Weld mengatakan warga AS tidak akan tahan enam tahun lagi dengan seorang presiden yang "ingin memecah belah negara" dan "ceroboh".
Dia mengatakan deklarasi darurat itu adalah contoh ketika Trump mencoba "membuat dirinya tampak sangat diperlukan," padahal "Dia sama sekali tidak diperlukan."
Beberapa senator dari partai tempat Trump bernaung sendiri, Republik, juga mengecam deklarasi darurat nasional tersebut. Menurut mereka, hal itu dapat menjadi preseden berbahaya dan sama dengan melampaui batas wewenang eksekutif.
Seorang politikus Partai Republik terkemuka, William Weld, bahkan menganggap pencalonan Trump dalam pemilu 2020 sebagai lelucon.
Dalam wawancara dengan ABC, Minggu (17/2), Weld mengatakan warga AS tidak akan tahan enam tahun lagi dengan seorang presiden yang "ingin memecah belah negara" dan "ceroboh".
Dia mengatakan deklarasi darurat itu adalah contoh ketika Trump mencoba "membuat dirinya tampak sangat diperlukan," padahal "Dia sama sekali tidak diperlukan."
Credit cnnindonesia.com