GAZA - Pemimpin kelompok Islam Hamas di Jalur Gaza, Yahya al-Sinwar, menolak bertemu dengan utusan khusus Norwegia
untuk proses perdamaian Timur Tengan Tor Wennesland. Hal itu
diungkapkan oleh seorang sumber yang mengahui soal informasi tersebut
kepada Anadolu.
"Wennesland telah meminta untuk bertemu Sinwar selama perjalanannya baru-baru ini ke wilayah Palestina," kata sumber yang berbicara secara anonim kepada kantor berita Turki itu, Jumat (22/2/2019).
Pada hari Selasa, Wennesland bertemu dengan Perdana Menteri Palestina Rami al-Hamdallah di kantornya di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki. Ramallah adalah Ibu Kota administrasi pemerintah Palestina.
"Wennesland telah meminta untuk bertemu Sinwar selama perjalanannya baru-baru ini ke wilayah Palestina," kata sumber yang berbicara secara anonim kepada kantor berita Turki itu, Jumat (22/2/2019).
Pada hari Selasa, Wennesland bertemu dengan Perdana Menteri Palestina Rami al-Hamdallah di kantornya di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki. Ramallah adalah Ibu Kota administrasi pemerintah Palestina.
Kantor Sinwar sejauh ini menahan diri untuk mengomentari pernyataan sumber.
Sinwar telah beberapa kali bertemu dengan Wennesland di masa lalu.
Sementara itu, dikutip dari Middle East Monitor, anggota senior biro politik Hamas Mousa Abu Marzouq baru-baru ini mengatakan Norwegia mengerahkan upaya untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. Ia menambahkan bahwa gerakan Islam itu memiliki hubungan "kuat" dengan pemerintah Norwegia.
Norwegia mengepalai kelompok negara-negara Eropa untuk mendukung masalah Palestina.
Gaza telah menyaksikan krisis kemanusiaan yang dahsyat sejak 30 Maret 2018 ketika penduduk daerah kantong itu melakukan aksi yang disebut sebagai Great March of Return. Aksi ini bertujuan untuk menarik perhatian dunia internasional terhadap hak warga Palestina untuk kembali ke rumah-rumah mereka di Nakba saat dipindahkan secara paksa pada tahun 1948.
Sinwar telah beberapa kali bertemu dengan Wennesland di masa lalu.
Sementara itu, dikutip dari Middle East Monitor, anggota senior biro politik Hamas Mousa Abu Marzouq baru-baru ini mengatakan Norwegia mengerahkan upaya untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. Ia menambahkan bahwa gerakan Islam itu memiliki hubungan "kuat" dengan pemerintah Norwegia.
Norwegia mengepalai kelompok negara-negara Eropa untuk mendukung masalah Palestina.
Gaza telah menyaksikan krisis kemanusiaan yang dahsyat sejak 30 Maret 2018 ketika penduduk daerah kantong itu melakukan aksi yang disebut sebagai Great March of Return. Aksi ini bertujuan untuk menarik perhatian dunia internasional terhadap hak warga Palestina untuk kembali ke rumah-rumah mereka di Nakba saat dipindahkan secara paksa pada tahun 1948.
Aksi
ini juga bertujuan untuk menghancurkan pengepungan Israel-Mesir selama
12 tahun di Jalur Gaza, di mana daerah kantong itu diblokade dari darat,
udara dan laut.
Sejak demonstrasi dimulai, lebih dari 230 demonstran Palestina telah tewas oleh tembakan tentara Israel.
Sejak demonstrasi dimulai, lebih dari 230 demonstran Palestina telah tewas oleh tembakan tentara Israel.
Credit sindonews.com