MOSKOW - Poseidon, drone bawah air terbaru Rusia,
dilaporkan dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan hingga 200
km/jam. Drone ini juga mampu menyelam sedalam 1 km untuk menembus
pertahanan apa pun.
"Kendaraan bawah air tak berawak (UUV) bisa menembus segala tindakan penanggulangan perang kapal selam dan sistem pertahanan musuh lainnya karena sistem kontrol sepenuhnya otonom," ujar sumber di dalam militer Rusia mengungkapkan kepada kantor berita TASS.
Sumber tersebut juga memberikan sedikit banyak senjata rahasia dan fitur yang dirahasiakan.
"Kendaraan bawah air tak berawak (UUV) bisa menembus segala tindakan penanggulangan perang kapal selam dan sistem pertahanan musuh lainnya karena sistem kontrol sepenuhnya otonom," ujar sumber di dalam militer Rusia mengungkapkan kepada kantor berita TASS.
Sumber tersebut juga memberikan sedikit banyak senjata rahasia dan fitur yang dirahasiakan.
Dikatakannya,
Poseidon akan dapat menyelam di lebih dari 1 km dan pada kedalaman
seperti itu mesin dapat mendorongnya hingga 200 km jam.
"Secara keseluruhan, kemampuan intelektual dan daya dorong akan membuat kendaraan itu tak terkalahkan dan memastikan bahwa itu mengenai sasaran," imbuh sumber itu seperti disitir RT dari TASS, Selasa (5/2/2019).
Torpedo rahasia akan dibawa oleh kapal selam berbahan bakar nuklir milik Angkatan Laut Rusia itu.
Sementara kecepatan dan kedalaman maksimum penyelaman Poseidon mungkin tampak mengejutkan bagi publik, teknologi yang dikembangkan di zaman Soviet dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana hal itu menjadi mungkin.
Sebagai contoh, kapal selam bertenaga nuklir Rusia K-278 Komsomolets pernah mencapai rekor kedalaman selam 1.027 meter di Laut Norwegia, Mikhail Khodarenok, seorang pakar militer Rusia mengatakan kepada RT.
"Pada 800 meter dia bisa menembakkan torpedo tiruan melalui tabungnya," katanya.
Demikian juga, ada torpedo ultra-cepat yang mulai beroperasi pada Angkatan Laut Soviet di tahun 1977. Dijuluki 'Shkval' (Squall), senjata anti-kapal itu dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan 200 knot atau 370km/jam di bawah air karena mesin roket berbahan bakar padat.
"Secara keseluruhan, kemampuan intelektual dan daya dorong akan membuat kendaraan itu tak terkalahkan dan memastikan bahwa itu mengenai sasaran," imbuh sumber itu seperti disitir RT dari TASS, Selasa (5/2/2019).
Torpedo rahasia akan dibawa oleh kapal selam berbahan bakar nuklir milik Angkatan Laut Rusia itu.
Sementara kecepatan dan kedalaman maksimum penyelaman Poseidon mungkin tampak mengejutkan bagi publik, teknologi yang dikembangkan di zaman Soviet dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana hal itu menjadi mungkin.
Sebagai contoh, kapal selam bertenaga nuklir Rusia K-278 Komsomolets pernah mencapai rekor kedalaman selam 1.027 meter di Laut Norwegia, Mikhail Khodarenok, seorang pakar militer Rusia mengatakan kepada RT.
"Pada 800 meter dia bisa menembakkan torpedo tiruan melalui tabungnya," katanya.
Demikian juga, ada torpedo ultra-cepat yang mulai beroperasi pada Angkatan Laut Soviet di tahun 1977. Dijuluki 'Shkval' (Squall), senjata anti-kapal itu dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan 200 knot atau 370km/jam di bawah air karena mesin roket berbahan bakar padat.
"Jika
banyak dari ini telah dilakukan sejak lama, maka mengapa fitur ini
tidak dapat direproduksi hari ini, terutama mengingat fakta bahwa semua
teknologi, biro desain, pengembang dan tradisi telah dipertahankan?"
tanyanya.
"Sangat mungkin bahwa Poseidon bisa menyelam lebih dalam dan bergerak lebih cepat dari yang diketahui publik," ujarnya memprediksi.
Menurutnya segala sesuatu yang tersedia di sumber terbuka adalah untuk menyembunyikan fitur kinerja sebenarnya dari UUV. Menurutnya ini adalah "praktik umum."
"Sangat mungkin bahwa Poseidon bisa menyelam lebih dalam dan bergerak lebih cepat dari yang diketahui publik," ujarnya memprediksi.
Menurutnya segala sesuatu yang tersedia di sumber terbuka adalah untuk menyembunyikan fitur kinerja sebenarnya dari UUV. Menurutnya ini adalah "praktik umum."
Credit sindonews.com