Senin, 17 Desember 2018

Perusahaan Telekomunikasi Jerman dan Prancis Tolak Huawei


Perusahaan Telekomunikasi Jerman dan Prancis Tolak Huawei
Ilustrasi (REUTERS/Aly Song)

Jakarta, CB -- Huawei kembali menghadapi penolakan. Kali ini perusahaan telekomunikasi di Jerman dan Prancis mengumumkan akan meninjau kembali strategi mereka. Deutsche Telekom dan Orange menyebut tidak akan membangun jaringan telekomunikasi mereka di masa mendatang dengan perangkat dari perusahaan China itu.

"Kami tidak akan menggunakan Huawei untuk jaringan 5G," jelas CEO Orange Stephane Richard kepada reporter di Paris, seperti dikutip AFP. "Kami akan bekerjasama dengan partner lama kami, Ericsson dan Nokia."

Menanggapi hal ini, Huawei menyebut kalau mereka saat ini tidak memasok perangkat 4G untuk Orange di Prancis. Mereka juga menyebut tidak akan masuk dalam rencana implementasi 5G perusahaan itu. Meski demikian, Huawei memasok perangkat jaringan Orange di luar Prancis dan akan terlibat dalam pengembangan 5G di sana.



"Deutsche Telekom sangat serius dalam mempertimbangkan diskusi global soal keamanan perangkat jaringan dari vendor China," jelas perusahaan itu seperti dikutip Reuters.

Selama ini Telekom menggunakan berbagai vendor untuk menggelar jaringan telekomunikasinya. Mereka menggunakan perangkat dari Ericsson, Nokia, Cisco, dan Huawei. "Namun, kami akan menimbang lagi soal strategi pengadaan kami," katanya.

Perubahan ini penting karena pejabat Jerman menyebut kalau negara itu tidak hendak mengucilkan perusahaan manapun dari pembangunan jaringan 5G. Hal ini diungkap menanggapi peringatan ancaman keamanan yang dilontarkan Washington.

"Tidak ada kekhawatiran tentang perusahaan individu," kata Altmaier di Berlin. "Tetapi setiap produk, setiap perangkat harus aman jika akan digunakan di Jerman," jelas Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier, Jumat (15/12).

Kedua perusahaan itu adalah pemimpin pasar di masing-masing negara. Keduanya sebagian dimiliki oleh negara. Kebijakan ini diambil untuk mengikuti langkah AS yang juga melarang produk Huawei masuk ke negara itu. Langkah ini lantas diikuti oleh sekutu-sekutu AS, seperti Australia dan Jepang.

Pejabat AS telah memberitahu para sekutunya kalau Huawei ditunggangi oleh pemerintah China. Mereka juga menyebut kalau perangkat jaringan Huawei mungkin memiliki backdoor yang bisa memata-matai pra pengguna layanan telekomunikasi itu.

Huawei menyebut bahwa mereka tidak menemukan adanya masalah keamanan yang diributkan AS. Ketegangan makin tinggi setelah CFO Huawei ditahan untuk diekstradisi ke AS.



Credit  cnnindonesia.com